Pemerintah Mulai Kaji Pemberian Vaksin Pfizer dan Sinovac kepada Anak
Banyak pasien Covid-19 di bawah suai 18 tahun, Kementarian Kesehatan kaji pemberian vaksinasi kepada anak dan remaja.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah kasus covid-19 di Indonesia masih terus bertambah setiap harinya.
Berdasarkan laporan yang ada, covid-19 juga banyak menyerang pasien usia anak hingga remaja.
Varian baru, Delta diketahui mempunyai waktu penularan yang lebih cepat.
Bahkan, varian Delta ini cenderung menyerang pasien di bawah usia 18 tahun.
Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu.
Baca juga: Rumah Sakit di Jakarta Diimbau Dirikan Tenda Darurat untuk Tampung Pasien Covid-19
"Tapi memang ada kecenderungan kalau lihat varian ini pada umur, di beberapa rumah sakit kami lihat. Di umur-umur, di bawah 18 tahun, di bawah 10 tahun sudah ada yang kena," kata Maxi, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Jumat (25/6/2021).
Melihat banyaknya pasien Covid-19 di bawah usia 18 tahun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya masih harus mengkaji tingkat keparahannya.
"Memang kita melihat bahwa ada gejala, usia muda masuk. Catatan saya, kita sedang melakukan peneltian bagaimana severity atau keparahannya."
"Karena memang datanya di seluruh dunia, untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 persen lebih ke sembuh dibandingkan dengan usia di atas 18 tahun," ucap Menkes Budi dalam konferensi persnya, dikutip dari YouTube Kemenkes, Jumat (25/6/2021).
Baca juga: Dari 85 Ribu Tempat Tidur Pasien Covid-19 Sudah Terisi 60 Ribu
Lanjutnya, Kemenkes saat ini sedang mengkaji vaksin yang telah mendapat izin edar atau Emergency Use Authorization (EUA),
Diketahui, dua merek vaksin yang mendapat EUA adalah vaksin Pfizer dan Sinovac.
"Yang sudah kita amati sekarang ada 2 di list kita. Satu, Sinovac yang bisa antara umur 3 sampai 17 tahun."
"Kemudian, satu lagi, Pfizer yang bisa umur 12 sampai 17 tahun. Itu sudah keluar EUA," kata Budi.
Budi menuturkan, pihaknya harus mengkoordinasi lebih lanjut dengan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) soal vaksinasi untuk anak usia dibawah 18 tahun itu.
Baca juga: Menteri Kesehatan Akui Sulit Jawab Pertanyaan Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir
"Kita juga harus mendengarkan ahlinya mengenai pemberian vaksinasi ini ke remaja," lanjutnya.
Tak hanya itu, kata Budi, pihaknya juga akan melakukan studi banding soal vaksinasi anak dan remaja ini yang sudah dilakukan negara-negara lain.
"Kita juga melakukan studi dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa ambil keputusan di negara-negara lain seperti apa."
"Negara-negara Eropa, negara-negara Amerika, negara-negara Asia bagaimana mereka melakukan treatment pemberian vaksin ke pada usia di bawah 18 tahun dan di grup mana mereka memberikan."
Maka dari itu, nantinya pemerintah berharap bisa segera memutuskan seperti apa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada usia anak dan remaja.
"Sehingga kita bisa mengeluarkan keputusan yang komperehensif berdasarkan data yang ada di kita, penggunaan policy di negara lain."
"Dan data ilmiah kesehatan EUA yang sudah diberikan terhadap perusahan vaksin tersebut," tandas Budi.
Baca berita soal penanganan Covid lainnya
(Tribunnews.com/Shella Latifa/ Faryyanida Putwiliani)