Harta Kekayaan Fadjroel Rachman, Calon Dubes RI Kazakhstan, Total Rp3,3 M di Tahun 2018
Berikut harta kekayaan Fadjroel Rachman, Jubir Presiden yang jadi calon Dubes RI Kazakhstan. Total Rp3,3 miliar di tahun 2018.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Nama Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, masuk dalam daftar calon duta besar (dubes) RI.
Nama-nama calon dubes RI tersebut berdasarkan Surat Presiden RI Nomor R-25/Pres/6/2021 tanggal 4 Juni 2021.
Selain Fadjroel Rachman, ada 32 nama lainnya yang masuk dalam daftar itu.
"Kurang lebih demikian. Saya ndak bisa disclose satu per satu tapi ya kurang lebihnya demikian," kata Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafidz, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (25/6/2021), dilansir Tribunnews.
Terkait kabar tersebut, Fadjroel tak membantah dirinya ditunjuk menjadi calon Dubes RI.
Baca juga: PROFIL Fadjroel Rachman Calon Dubes RI Kazakhstan, Jubir Presiden Sekaligus Komisaris PT Waskita
Baca juga: Respons Fadjroel Rachman Soal Namanya Masuk Daftar Calon Dubes: Tugas Dari Jokowi Adalah Anugerah
"Apapun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai," kata Fadjroel pada Tribunnews, Jumat.
"Karena tugas negara adalah tugas mulia, di manapun, untuk kejayaan negara dan bangsa menuju Indonesia Maju," imbuhnya.
Harta Kekayaan Fadjroel Rachman
Saat ditunjuk menjadi Juru Bicara Presiden pada Oktober 2019, Fadjroel Rachman diketahui masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya. Ia menduduki jabatan tersebut sejak 2015. Baru pada Juni 2020, Fadjroel lepas dari PT Adhi Karya dan menjabat sebagai Komisaris PT Waskita Karya. Dikutip dari laman elhkpn.kpk.go.id, total harta kekayaan Fadjroel di tahun 2018 mencapai Rp3,3 miliar.
Ia tercatat memiliki dua bangunan di Bandung, dua mobil, dan satu sepeda motor.
Baca juga: Beredar 33 Nama Calon Dubes, Ada Jubir Presiden Fadjroel Rachman Hingga Ketua Kadin Rosan Roeslani
Baca juga: Jokowi Ajukan 33 Calon Dubes RI, Tidak Ada Nama Eks Menkes Terawan, Fadjroel ke Kazakhstan
Berikut rincian harta kekayaan Fadjroel Rachman:
II. DATA HARTA
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 1.800.000.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 120 m2/50 m2 di BANDUNG, HASIL SENDIRI Rp. 1.000.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 122 m2/50 m2 di BANDUNG, HASIL SENDIRI Rp. 800.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 345.000.000
1. MOBIL, DAIHATSU TERIOS MINIBUS Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000
2. MOTOR, HONDA SEPEDA MOTOR Tahun 2011, HASIL SENDIRI Rp. 5.000.000
3. MOBIL, SUZUKI SEDAN Tahun 2015, HASIL SENDIRI Rp. 140.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 250.000.000
Baca juga: Fadjroel Rachman Tegaskan Masa Jabatan Presiden Hanya 2 Periode
Baca juga: DAFTAR Relawan Jokowi yang Diangkat jadi Komisaris BUMN: Fadjroel Rachman, Ulin Yusron, Abdee Slank
D. SURAT BERHARGA Rp. 80.000.000
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 1.290.200.000
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 3.765.200.000
III. HUTANG Rp. 454.128.125
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 3.311.071.875
Profil Fadjroel Rachman
Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 17 Januari 1964. Dilansir Tribunnews, Fadjroel ditunjuk sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi pada 21 Oktober 2019.
Kala itu, ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.
Baca juga: 5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah
Baca juga: Jubir Istana Fadjroel Rachman Minta Masyarakat Belajar dari Media Soal Cara Mengkritik Pemerintah
Namun, hampir delapan bulan setelahnya, Fadjroel kemudian dipindah sebagai Komisaris PT Waskita Karya. Fadjroel ditunjuk sebagai Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada 5 Juni 2020.
Fadjroel bukanlah wajah lama di lingkaran kekuasaan. Ia sempat menjadi relawan pemenangan Jokowi saat Pilpres 2014.
Dikutip dari Kompas.com, Fadjroel merupakan aktivis 1998 yang terlibat dalam demonstrasi menuntut penurunan Presiden Soeharto. Ia pernah merasakan dinginnya lantai penjara pada era Orde Baru. Ketika itu, Fadjroel mendekam di Nusa Kambangan sebagai tahanan politik.Satu di antara aksi Fadjroel yang mengkritik Orde Baru adalah Gerakan Lima Agustus ITB (1989).
Tak hanya itu, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia juga dikenal vokal mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.Pada 2009 silam, Fadjroel pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) independen.
Namun, upayanya gagal karena uji materi terkait capres dari jalur independen ditolak di Mahkamah Konstitusi (MK).Mengutip situs resmi PT Waskita Karya, Fadjroel mendapat gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1995.
Sebelumnya, Fadjroel sempat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Kimia.Tetapi, dikeluarkan pasca peristiwa Gerakan 5 Agustus 1989 bersama tujuh pimpinan mahasiswa lainnya saat itu. Diantaranya, Jumhur Hidayat, Ammar Syah dan beberapa yang lain.
Fadjroel kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI). Lulus Strata 1 dari Fakultas Ekonomi, Fadjroel kemudian mendapat gelar Magister Hukum UI. Kemudian di tahun 2016, mengambil gelar Doktor Ilmu Komunikasi UI dan lulus di tahun 2021.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fransiskus Adhiyuda/Chaerul Umam, Kompas.com/Muhammad Idris)