Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BEM UI Sebut Jokowi The King of Lip Service, Dosen Komunikasi UI: Kritik Mereka Terasa Dangkal

Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, ikut menanggapi soal kritikan mahasiswanya yang beri julukan'Jokowi The King of Lip Service'

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in BEM UI Sebut Jokowi The King of Lip Service, Dosen Komunikasi UI: Kritik Mereka Terasa Dangkal
Twitter @BEMUI_Official
Postingan akun Twitter BEM UI, menjuluki Jokowi sebagai The King of Lip Service, Sabtu (26/6/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, ikut menanggapi soal kritikan mahasiswanya yang memberi julukan pada presiden, 'Jokowi The King of Lip Service.'

Ade menilai kritik yang disampaikan oleh BEM UI substansinya sangatlah parah.

Justru kritikan tersebut malah menandakan bahwa BEM UI tidak belajar dan tidak mengetahui banyak soal politik yang telah terjadi di Indonesia.

Sehingga menurut Ade, kritikan yang dilontarkan BEM UI untuk Jokowi ini malah terasa dangkal.

Baca juga: Jokowi Dikritik BEM UI, SETARA Institute : Kritik Mahasiswa Bagian dari Social Control

"Jadi saya ingin katakan bahwa substansinya parah banget. Ini menunjukkan kalau mereka enggak belajar. Mereka enggak tahu banyak tentang apa yang sudah terjadi di politik Indonesia."

"Sehingga kritik mereka terasa dangkal," kata Ade dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (28/6/2021).

Lebih lanjut Ade menegaskan, memang memberi kritikan pada pemerintah itu diperbolehkan.

Berita Rekomendasi

Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika memberi kritik haruslah terlihat pintar.

"Kalau cuma kritik sih boleh-boleh aja, cuma kalau kritik harus keliatan pinter lho," tambahnya.

Dosen Komunikasi UI, Ade Armando aa
Dosen Komunikasi UI, Ade Armando

Baca juga: Jokowi Disebut The King of Lip Service, PKS: Suara Mahasiswa Jujur, Enggak Usah Baper

Soal Penangkapan Para Demonstran

Tak hanya soal julukan Jokowi The King of Lip Service, Ade juga turut mengomentari soal pernyataan Ketua BEM UI, Leon Alvinda tentang adanya aksi represif atau aksi penangkapan demonstran pada saat demo mahasiswa.

Ade menuturkan bahwa penangkapan demonstran tidak akan dilakukan begitu saja oleh polisi.

Penangkapan oleh polisi ini dilakukan jika para demonstran atau mahasiswa sudah mulai melanggar aturan.

Di antaranya dengan melakukan pengrusakan pada saat melakukan demo.

Baca juga: BEM UI Sebut Jokowi sebagai The King of Lip Service, Pengamat: Padahal Substansi Kritiknya Biasa

Ketika itulah polisi turun tangan untuk menertibkan.

Namun yang perlu ditekankan adalah, polisi turun tangan menangkap para demonstran ini bukan atas perintah Jokowi.

"Kemudian soal adanya penangkapan pada para demonstran, ya kan bukan orang ditangkap begitu saja oleh polisi. Tapi ketika gerakan-gerakan mahasiswa itu mulai melakukan pengrusakan."

"Mulai melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Ketika itulah polisi turun tangan dan itu bukan atas perintah Jokowi juga," terang Dosen Komunikasi UI ini.

Baca juga: BEM UI Juluki Jokowi The King of Lip Service, Gerindra Tak Setuju, PPP: Kritik Itu Harus Akurat

Penjelasan Ketua BEM UI soal Julukan Jokowi The King of Lip Service

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Leon Alvinda memberikan penjelasan soal postingan organisasinya, yang menjuluki Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai The King of Lip Service.

Leon mengatakan, postingan itu bertujuan untuk mengingatkan sang presiden terkait segala perkataan yang telah diucapkan.

Menurutnya, selama ini, apa yang telah disampaikan Jokowi tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

"Sebenarnya infografis yang dibuat oleh brigade UI, organ taktis dibawah BEM UI, itu kami ingin mengingatkan bapak Presiden kita untuk bisa memastikan perkataan-perkataan yang beliau sampaikan sesuai dengan realita di lapangan."

Ketua BEM UI, Leon Alvinda.
Ketua BEM UI, Leon Alvinda. (Tangkapan Layar Youtube Kompas TV)

Baca juga: BEM UI Sebut Jokowi The King of Lip Service, Demokrat: Kritik Tanda Sayang pada Bapak Presiden

"Kami melihat banyak sekali kontradiksi antara perkataan beliau dengan apa yang terjadi di lapangan," ucap Leon, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (27/6/2021).

Salah satu perkataan Jokowi tak sesuai dengan realita menurut Leon, yakni ucapan Jokowi yang rindu didemo.

Kenyataannya, lanjut Leon, banyak aksi represif dilakukan kepada mahasiswa, saat melakukan aksi demo.

Ia mencontohkan, aksi demo mahasiswa ketika peringatan hari buruh 1 Mei.

Baca juga: Isi Surat dan Nama Pengurus BEM UI yang Dipanggil Rektorat karena Kritik Jokowi King of Lip Service

"Misalnya, pertama, terkait pernyataan bahwa beliau rindu didemo. Sayangnya, banyak sekali represifitas yang terjadi ketika kami melakukan demo."

"Contohnya, pada tanggal 1 Mei, lebih dari 160 mahasiswa mengalami represifitas ketika melakukan aksi hari buruh di jakarta," jelas Leon.

Diketahui sebelumnya, nama BEM UI tengah menjadi sorotan di media sosial, karena kritikannya.

Mereka menjuluki Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai The King of Lip Service lewat postingan akun Twitter, @BEMUI_Official, Sabtu (26/5/2021).

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Shella Latifa A)

Baca berita lainnya terkait Kinerja Jokowi.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas