Pengamat: Pemerintahan Jokowi Masih Solid Meski Desakan Mundur Menggema di Medsos
Muhammad Qodari melihat hal tersebut hanya opini yang dibangun oleh lawan politik juga oposisi kemudian digaungkan di dunia maya.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan desakan agar Joko Widodo(Jokowi) mundur dari jabatan presiden menggema di media sosial.
Namun Pengamat Politik Muhammad Qodari melihat hal tersebut hanya opini yang dibangun oleh lawan politik juga oposisi kemudian digaungkan di dunia maya.
Faktanya kata Qodari pemerintahan Jokowi saat ini masih dalam posisi kuat.
Baca juga: PDIP Apresiasi Keseriusan Jokowi-Maruf Jaga Harapan Rakyat di Tengah Pandemi
Qodari mengatakan, politik Indonesia ada di dua level.
Pertama, level elite. Kedua, level masyarakat. Di level elite, sampai saat ini susunan partai pendukung pemerintah belum berubah.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Mahasiswa hingga Ibu PKK Jadi Relawan Tangani Covid-19
Ada PDI Perjuangan, Golkar, PKB, NasDem, Perindo, Hanura, PPP, PSI, PKPI, dan PBB. Bahkan Partai Gerindra, lawan Jokowi di Pilpres 2019 pun, sekarang solid mendukung pemerintah.
Kelompok oposisi ada Partai Demokrat dan PKS. PAN tidak secara terang-terangan mendukung pemerintah. Tapi Qodari membaca Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan cenderung berpihak pada pemerintah. Atas dasar itu, Qodari menilai pemerintahan saat ini masih sangat kuat.
Belum lagi kalau kita bicara kelompok-kelompok strategis seperti TNI dan Polri.
Baca juga: Elite PKB Minta Abdillah Toha Sebut Sosok Oligarki Rakus di Lingkaran Jokowi
"Juga saya lihat masih sangat solid," ujar Qodari dalam pernyataannya, Minggu (11/7/2021).
Pada level masyarakat, Qodari mengatakan kepuasan masyarakat kepada Jokowi masih sangat tinggi. Hasil survei SMRC yang dirilis pertengahan Juni misalnya, menyebutkan 75,6 persen warga puas dengan kinerja Jokowi. Sedangkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis April tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi ada di 64 persen.
Sedangkan tokoh dan kelompok yang kontra pemerintah seperti Rocky Gerung, Said Didu, Rizal Ramli, serta Rizieq Shihab, dan barisannya. Tokoh-tokoh tersebut sangat aktif mendengungkan narasi yang mengkritisi pemerintah. Komentar yang tokoh-tokoh tersebut sampaikan, kemudian disebarluaskan melalui media sosial.
"Pesan-pesan ini disebarkan melalui macam-macam channel. Tentu yang paling mudah adalah lewat media sosial. Dan di situlah kemudian buzzer bekerja. Mereka ada di semua kelompok," kata Qodari.
Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer ini oposisi dan kritikus selalu mencari ruang. Biasanya ruang kritik muncul saat ada masalah. Saat ini, masalah besar di negara ini yakni penanganan Covid-19. Angka kasus positif dan kematian terus naik. Covid-19 juga menggerus perkekonomian.
Qodari mengatakan seharusnya semua kekuatan bangsa, baik di dalam pemerintahan maupun di oposisi saling mendukung satu sama lain ketika ada masalah.
"Tetapi memang demikian realitas politik Indonesia. Masalah justru dimanfaatkan untuk menggunakan atau mengangkat isu pergantian kekuasaan," pungkasnya.(Willy Widianto)