Setelah RS Khusus Pejabat, Kini Anggota DPR Minta Menkes Menjamin ICU untuk Wakil Rakyat
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay tidak mau dengar ada Anggota DPR kesulitan mencari ruang ICU saat terpapar Covid-19.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, usulan agar pemerintah membuat rumah sakit khusus Covid-19 bagi pejabat sempat membuat heboh publik.
Usulan tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Rosaline Irene Rumaseuw dalam acara rilis survei Median pada Rabu (7/7/2021) lalu.
Rosaline menuturkan, usulan tersebut merupakan buntut dari pengalaman pribadinya yang sempat mencari rumah sakit bagi anggota Komisi II DPR dari Fraksi PAN John Siffy Mirin yang terpapar Covid-19.
Baca juga: Tak Pernah Dibahas di DPR, Legislator PKB Sebut Vaksin Berbayar Kejutkan Rakyat
Baca juga: Kondisi Ekonomi Sulit Akibat Pandemi, Pimpinan DPR Sebut Sejumlah Hal Perlu Diantisipasi
Namun, ia kesulitan mendapatkan rumah sakit meski memiliki jaringan yang luas di elite partai, hingga akhirnya nyawa John Siffy Mirin tidak tertolong.
Setelah usulan tersebut menyeruak ke publik, kecaman berdatangan hingga membuat Partai PAN buka suara dan meminta maaf.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, pernyataan tersebut merupakan usulan pribadi Rosaline dan tidak mewakili sikap partai.
Pihaknya juga mengaku telah memberikan teguran kepada Rosaline atas usulannya meminta RS khusus pejabat.
Kini, masih dari Fraksi PAN, Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan wakil rakyat mendapatkan ruangan ICU saat terpapar Covid-19.
Hal itu disampaikan Saleh saat Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Kesehatan RI dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Senayan, Jakarta pada Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Komisi IX DPR Minta Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Diperbaiki: Jangan Sampai Jadi Penyebaran Virus
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Usulkan Vaksinasi Berbayar Sebaiknya Dibatalkan
"Saya tidak mau lagi mendengar anggota DPR yang tidak dapat tempat ICU, seperti yang dialami oleh anggota fraksi PAN, saudaraku John Siffy Mirin anggota DPR dari Papua, tidak mendapat ICU."
"Sampai akhirnya meninggal setelah dipindahkan ke RSPAD tetapi hanya 2 jam di ICU karena terlambat," kata Saleh, dikutip dari tayangan Youtube, DPR RI, Rabu (14/6/2021).
Saleh juga menceritakan, ia sempat kehilangan keluarganya yang terpapar Covid-19 karena kesulitan mendapat rumah sakit.
Untuk itu, ia meminta agar Menkes menambah kepastian tempat tidur di rumah sakit bagi para pasien Covid-19.
Kemudian, ia juga menyinggung soal usulan Wasekjen PAN Rosaline Rumaseuw yang meminta dibuatkan rumah sakit khusus pejabat.
Menurutnya, usulan tersebut adalah buntut dari pengalaman emosional Rosaline yang melihat buruknya kondisi penanganan pasien Covid-19.
"Ini yang dipertimbangkan anggota kita sampai ada yang emosional minta RS khusus pejabat. Itu sebenarnya karena emosional, bukan dari hati."
"Karena dia (Rosaline) saksikan sendiri betapa susahnya orang bertahan hidup tanpa ada bantuan alat kesehatan yang memadai di tengah serangan Covid-19 yang dahsyat," jelasnya.
Alhasil, ia meminta agar Menkes mempersiapkan skenario terburuk terkait pelayanan dan pengobatan jika pasien Covid-19 naik hingga 60 persen.
"Pak menteri memprediksi bahwa orang yang terpapar Covid-19 belum tentu turun dalam satu dua minggu."
"Dan nanti kalau memang terus naik ini perlu persiapan yang cukup matang," ujarnya.
Video dapat dilihat mulai dari detik ke 4:38:50
(Tribunnews.com/Maliana)