Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Oknum TNI di Papua Wujud Lemahnya Edukasi Soal Disabilitas di Indonesia

Komisioner Komnas Perempuan sekaligus penggiat gerakan difabel, Bahrul Fuad, menilai edukasi mengenai disabilitas di Indonesia masih lemah.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Miftah
zoom-in Kasus Oknum TNI di Papua Wujud Lemahnya Edukasi Soal Disabilitas di Indonesia
Instagram/bahrulfuad
Komisioner Komnas Perempuan sekaligus penggiat gerakan difabel, Bahrul Fuad. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Komnas Perempuan sekaligus penggiat gerakan difabel, Bahrul Fuad, menilai edukasi mengenai disabilitas di Indonesia masih lemah.

Pria yang akrab disapa Cak Fu itu menilai, tidak ada edukasi yang dilakukan pemerintah baik pada aparat negara maupun masyarakat umum.

Hal itu pula yang melatarbelakangi tindakan oknum TNI AU pada warga penyandang disabilitas di Papua, yang dinilai kelewatan.

"Ini kelemahan pemerintah, masalah disabilitas pemerintah tidak melakukan edukasi sama sekali kepada internalnya sendiri maupun kepada masyarakat umum," ungkap Cak Fu kepada Tribunnews.com, Rabu (28/7/2021).

"Di masyarakat kita, masih menganggap penyandang disabilitas adalah kelompok yang tidak berguna, kelas bawah," sambungnya.

Baca juga: TNI Perlu Tunjukkan Proses Hukum yang Transparan, Lakukan Pembinaan Khusus pada Aparat di Papua

Sehingga, Fuad menilai banyak stigma negatif pada disabilitas yang timbul di masyarakat.

Fuad mencontohkan, tidak semua masyarakat paham mengenai penyandang disabilitas tunawicara, yang biasa disertai dengan tunarungu atau tuli.

Berita Rekomendasi

"Saya mensinyalir masyarakat tidak paham tentang tuli itu bagaimana, berkomunikasi dengan orang tuli itu bagaimana," ungkapnya.

Tanggapan Kasus di Papua

Penggiat gerakan difabel, Bahrul Fuad.
Penggiat gerakan difabel, Bahrul Fuad. (Tribunnews/Istimewa)

Mengenai kasus oknum TNI yang dinilai kelewatan dalam mengamankan warga penyandang disabilitas, disayangkan Fuad.

"Apapun yang terjadi, siapapun orangnya, apalagi ini saudara kita disabilitas, seharusnya diperlakukan secara manusiawi, tidak menggunakan kekerasan apalagi sampai menginjak kepala," ungkap Fuad.

Baca juga: Panglima TNI Marah Atas Insiden Kekerasan Oknum Anggota TNI AU di Merauke

Menurutnya, apa yang dilakukan aparat tersebut sangat jauh dari prinsip kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

"Saya mendorong pelakunya, oknum tersebut, untuk ditindak secara hukum, tidak boleh hanya dimaafkan dan dianggap sebagai kesalahan prosedur atau kesalahpahaman," ungkap Fuad.

Ia menilai pelaku harus ditindak tegas dan sanksi berat.

"Dan ini harus menjadi bagian dari introspeksi pada penegak hukum, untuk mengoreksi dirinya terkait HAM, kedua terkait bagaimana memerlakukan penyandang disabilitas," ungkap Fuad.

Viral di Media Sosial

Sementara itu video yang memperlihatkan tindakan dua oknum anggota TNI Angkatan Udara (AU) terhadap seorang warga Merauke Papua beredar di media sosial.

Video itu viral hingga banyak akun media sosial ikut mengunggah insiden ini.

Baca juga: Staf Khusus Presiden Sayangkan Aksi Kekerasan Oknum Anggota TNI AU Terhadap Warga di Papua

Dalam video berdurasi 1 menit 21 detik itu, tampak seorang pria, warga Papua yang diduga tuna wicara tampak ribut di sebuah warung.

Lalu, beberapa waktu kemudian, datanglah dua anggota TNI AU.

Dua anggota TNI AU kemudian membawa pria itu ke pinggir jalan.

Namun, di antara salah satu anggota TNI AU itu tampak menginjak kepala pria itu dengan sepatunya.

Kronologi Kejadian

Adapun tindakan yang dilakukan oknum TNI AU terjadi di sekitar kawasan di salah satu rumah makan Padang di Jalan Raya Mandala–Muli, Merauke, Senin (26/7/2021) lalu.

Kronologi insiden ini berawal dari keributan seorang warga dengan penjual bubur ayam yang tak jauh dari lokasi.

Baca juga: PROFIL Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto, Dicopot Panglima TNI Imbas Anak Buah Injak Kepala Warga

Sementara dua oknum anggota TNI AU ini awalnya hendak membeli makan di rumah padang.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma Indan Gilang Buldansyah.

"Insiden yang diawali oleh keributan seorang warga yang diduga mabuk dengan pemilik warung, dan melibatkan dua anggota POM AU yang bermaksud melerai," kata Indan, dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Pada waktu yang bersamaan, dua oknum anggota TNI AU melihat keributan antara warga dengan penjual bubur.

TNI AU menyebut orang tersebut juga diduga memeras pemilik rumah makan Padang dan sejumlah pelanggannya.

Kedua oknum prajurit ini kemudian berinisiatif untuk melerai keributan dan membawa warga itu ke luar warung.

Akan tetapi, pada saat mengamankannya, kedua oknum melakukan tindakan yang dinilai berlebihan.

Baca berita viral lainnya

(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Hendra Gunawan) (Kompas.com/ Achmad Nasrudin Yahya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas