Pentingnya Audit Teknologi Produk Inovasi, IATI Jalin Kerja Sama Dengan PII
Inovasi teknologi yang baik juga harus memperhatikan kualitas proses produksinya
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam setiap kegiatan yang menghasilkan inovasi, tentu melibatkan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Namun 'apakah proses inovasi tersebut juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainable)?'.
Perlu diketahui, saat ini dunia telah fokus pada eco-innovation, semua kegiatan yang akan menghasilkan inovasi harus bisa menjamin keberlanjutan, seperti Sumber Daya Alam (SDA) hingga dampak ekonomi dan sosialnya.
Tidak hanya itu, inovasi teknologi yang baik juga harus memperhatikan kualitas proses produksinya.
Oleh karena itu, diperlukan profesi Auditor Teknologi yang memiliki tugas untuk melakukan evaluasi secara sistematis dan objektif terkait aset teknologi demi meningkatkan kinerja pihak yang di-audit.
Baca juga: Kemendagri: Daerah Perlu Penguatan Kualitas Inovasi
Ketua Umum Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI), Hammam Riza mengatakan bahwa penguatan kemampuan audit teknologi untuk memberikan perlindungan publik dan industri dalam negeri sangat diperlukan.
Terlebih, saat ini tuntutan masyarakat global terhadap peralatan teknologi maupun produk yang dihasilkan dari sebuah proses teknologi harus melewati analisa life-cycle.
"Keseluruhan bahan baku, proses, hasil akhir, hingga proses pembuangan limbahnya tidak mencemari lingkungan maupun menggunakan proses yang menimbulkan masalah sosial, keseluruhan analisa ini memerlukan jasa audit teknologi," ujar Hammam, dalam virtual Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IATI, Sabtu (31/7/2021).
Baca juga: Ketua MPR Dukung Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality di Berbagai Bidang Kehidupan
Karena pentingnya audit teknologi ini, IATI kemudian menjalin kerja sama dengan beberapa institusi lain seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk meningkatkan kompetensi para auditornya melalui program Sertifikasi Profesi.
Hammam yang juga menjabar sebagai Kepala BPPT ini pun berharap kerja sama tersebut tidak hanya dapat mendorong 'lahirnya' auditor teknologi terbaik, namun juga memperkuat profesi insinyur profesional dan auditor teknologi.
"Kami berharap kerja sama ini dapat diperluas tidak saja dalam pembinaan profesi masing-masing bidang, tetapi juga turut memperhatikan dan sumbang saran dalam berbagai permasalahan nasional terkait teknik keinsinyuran maupun audit teknologi," tegas Hammam.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PII, Heru Dewanto menjelaskan bahwa pihaknya baru menerbitkan 15.000 sertifikat berstandard insinyur profesional di Indonesia.
"Ada 15 ribu insinyur profesional di Indonesia yang telah diterbitkan sertifikatnya oleh Persatuan Insinyur Indonesia," kata Heru.
Dari 1,2 juta mahasiswa yang mengambil jurusan teknik, ada sekitar 200-an ribu yang telah lulus.
Baca juga: Kolaborasi Insinyur dan Dokter Dinilai Bisa Atasi Persoalan Impor Alkes
Namun dari angka itu, hanya 15.000 diantaranya yang memperoleh sertifikat berstandard insinyur profesional.
Ia pun menilai angka lulusan teknik yang mengantongi sertifikasi tersebut harus ditingkatkan.
"Kalau kita lihat ada sekitar 1,2 juta mahasiswa teknik yang setiap tahunnya menghasilkan 200 ribu lulusan, hanya 15 ribu yang berstandard insinyur profesional.
Jadi kalau kita perkirakan ada sekitar 800 ribu insinyur profesional yang bekerja, maka jumlah 15 ribu ini perlu kita tingkatkan," tegas Heru.
Heru turut menyambut baik kerja sama ini agar ke depannya jumlah insinyur profesional bisa ditingkatkan.
"Karena itulah maka saya menyambut baik, dengan tangan terbuka kerja sama dengan IATI, tidak lain adalah bagaimana kita meningkatkan jumlah insinyur profesional ini ke depannya," kata Heru.