Pandangan Pengamat Tentang Sosok Tepat Calon Panglima TNI Pengganti Hadi Tjahjanto
Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun bicara soal sosok calon Panglima TNI.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Adi Suhendi
"Saya termasuk meyakini bahwa siapapun Kepala Staf di TNI mereka adalah kader terbaik di matranya, karena TNI adalah salah satu institusi yang kaderisasinya jelas dan terbaik di Indonesia," ujarnya.
"Jadi tidak perlu melakukan loby loby politik atau langkah-langkah yang menunjukan semacam political imaging (pencitraan politik) untuk berebut menjadi panglima," imbuhnya.
Ubedilah menegaskan, dalam penentuan Panglima TNI maka Presiden mesti menggunakan logika undang-undang dengan memperhatikan profesionalitas, integritas, loyalitas dan track record calon panglima.
Karena itu, dia menambahkan, Presiden Jokowi tidak perlu bingung dan para Kepala Staf beserta keluarganya juga tidak perlu melakukan loby-loby politik.
"Tentang perlunya persetujuan DPR juga tidak perlu dikhawatirkan karena DPR kan memang saat ini hanya sebagai stempel pemerintah karena lebih dari 80% anggota DPR adalah pemerintah," ujarnya.
Berdasarkan catatan, KSAL Laksamana Yudo Margono layak disebut sebagai Bapak Infrastruktur TNI AL.
Alasannya, Yudo dinilai mampu menggenjot infrastruktur demi cetak prajurit profesional.
Ia berpikir bagaimana menciptakan prajurit-prajurit TNI AL yang tangguh, handal dan profesional.
Maka tak mengheran jika program prioritasnya urut pertama adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Baca juga: Yorrys Raweyai Apresiasi Sikap Tegas Panglima TNI terkait Kasus Kekerasan di Merauke
Tindak lanjut pemikiran Yudo dengan menerapkan kebijakan pembentukan Satuan Pendidikan dan Latihan (Satdik) di tiga tempat yang berbeda.
Tiga lokasi Satdik kesemuanya berada di luar Jawa, yakni wilayah Barat di Tanjung Uban, wilayah Tengah di Makasar dan wilayah Timur di Sorong.
Bahkan KSAL Laksamana Yudo Margono sekaligus mengawali rekrutmen khusus untuk Papua baik Bintara maupun Tamtama, dengan tujuan pemerataan keahlian prajurit TNI AL supaya merata di seluruh Indonesia.
Wujud aplikasi pemikiran Yudo Margono adalah mulai menggenjot pembangunan infrastruktur diberbagai bidang, terutama bidang yang berkaitan mencetak prajurit yang berkualitas.
Karena SDM TNI AL yang unggul akan berkontribusi pada kecepatan kemajuan bangsa Indonesia, hal ini selaras dengan program Pemerintah dalam mencetak manusia-manusia Indonesia yang unggul dari Sabang Sampai Merauke.