Menko PMK: Jangan Sampai Beras yang Tidak Layak Dibagikan ke Masyarakat
Muhadjir Effendy meminta agar pemerintah daerah memastikan kualitas beras bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar pemerintah daerah memastikan kualitas beras bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Muhadjir saat meninjau Gudang Bulog GBB, Kota Piring, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri) pada Kamis (12/8/2021).
"Sudah bagus, masih layak. Tapi saya pesan harus hati-hati, jangan sampai beras yang tidak layak dibagikan kepada masyarakat. Nanti Pak Gubernur pasti akan ikut mengawasi," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Bulog Lanjutkan Penyaluran Bantuan Beras PPKM Tahap 2 untuk 8,8 Juta Keluarga
Muhadjir juga meminta agar keluhan dari masyarakat terhadap bantuan beras yang diterima apabila tidak sesuai standar kualitas harus segera ditanggapi secepatnya.
Di samping oleh Bulog sebagai penyedia, juga oleh PT Pos sebagai transporter.
"Yang dibagikan kepada masyarakat ini harus beras medium. Ada intervalnya, medium batas atas dan batas bawah. Selama itu masih di dalam kriteria medium, ya itu beras yang layak diberikan sebagai bantuan sembako dalam rangka PPKM," tutur Muhadjir.
Baca juga: CEK Daftar Penerima Bansos, PKH dan Tambahan Beras Secara Online, Akses cekbansos.kemensos.go.id
Selain harus berkualitas medium, Muhadjir mengimbau agar beras yang akan dibagikan kepada masyarakat atau KPM merupakan beras produksi lokal.
Selama ini, Kepri bukanlah daerah penghasil padi atau beras berskala besar, menurutnya, pasokan beras dapat mengambil dari daerah lain.
Muhadjir mengungkap sejumlah daerah yang belum lama dikunjungi dalam rangka pengecekan bansos seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur rata-rata saat ini sedang mengalami surplus beras.
"Tadi juga sudah saya minta sesuai dengan kebijakan pemerintah, beras yang dibagikan adalah beras lokal. Pengertian lokal itu bukan berarti harus dari Kepri. Kalau Kepri defisit karena memang bukan daerah produksi beras, bisa beras produksi lokal dari daerah lain, terutama daerah-daerah yang mengalami surplus beras," kata Muhadjir.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Bulog Tanjung Pinang Parluhutan Siregar menjelaskan saat ini stok beras riil yang ada di Gudang Bulog GBB, Kota Piring, Tanjung Pinang, sebanyak 500 ton.
Ditambah dengan yang masih dalam proses bongkar dan dalam perjalanan secara total berjumlah hingga 2.000 ton.
"Untuk stok Kepri, Natuna, langsung dari Jakarta. Untuk di Tanjung Pinang, Anambas, dan Lingga itu dari sini semua," katanya.
Sedangkan, untuk proses penyaluran beras bansos di Kepri sudah 100 persen pada tahap pertama dan tahap kedua sudah berjalan 34 persen untuk program bantuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Sesuai target penyaluran bansos akan selesai paling lambat 20 Agustus mendatang.
"Tapi kalau melihat percepatan penyalurannya seperti ini saya kira di bawah tanggal 20 bisa, kecuali ada kondisi-kondisi alam. Kalau di daratan umumnya hampir tidak ada (kendala), hanya kebetulan karena Kepri ini daerah kepulauan dan sekarang sedang musim angin selatan itu lebih kuatnya di siang hari. Tapi itu bisa diatasi lah nanti pendistribusiannya oleh teman-teman dari PT Pos," pungkas Muhadjir.
Geger Beras Bansos Tidak Layak Konsumsi, Menko PMK: Mungkin karena Kena Hujan
Sebelumnya, Muhadjir Effendy melakukan sidak ke Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada Selasa (10/8/2021).
Sidaknya itu dilakukan untuk menindaklanjuti temuan beras bantuan sosial menggumpal, banyak kutu, dan batu, yang kurang layak konsumsi.
Baca juga: Cek Daftar Penerima Bansos, PKH dan Bantuan Beras, Akses cekbansos.kemensos.go.id
Dalam sidaknya, Muhadjir mendapat laporan dari pihak Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan pihak PT Pos beras bermasalah tersebut dikarenakan terkena hujan dalam penyimpanan sebelum disalurkan.
Berdasarkan laporan, saat ini Perum Bulog dan PT Pos sudah mengganti beras-beras bermasalah dengan beras yang baru.
Muhadjir mengungkapkan, sebetulnya beras yang dipasok untuk dibagikan kepada warga kualitasnya sudah baik.
Baca juga: Mensos Risma: Langsung Ganti Kualitas Beras Bansos yang Buruk
Namun, masalah-masalah pada beras bansos itu muncul dalam masa penyimpanan dan pengangkutan kepada warga.
"Mungkin karena kena hujan. Atau truknya (saat menyalurkan) tidak bersih-bersih amat. Itu bisa saja terjadi," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Rabu (11/8/2021).
Demi menghindari kasus serupa terulang, Muhadjir meminta agar dalam penyimpanan dan penyaluran kepada warga lebih berhati-hati.
Serta apabila ditemukan masalah pada beras yang diterima warga harus segera diganti sengan beras yang layak.
"Yang penting setiap ada kasus bisa direspons dengan cepat dan diganti. Mereka yang mendapatkan beras tidak layak harus segera diganti," tutur Muhadjir.
Dalam kunjungannya ke Tambora, Muhadjir menyempatkan berkeliling menemui warga untuk menanyakan bantuan sosial dari pemerintah yang diterima.
Muhadjir juga menemukan satu keluarga yang belum menerima skema bantuan sosial dari pemerintah.
Dia langsung mencatat nama-nama dan NIK mereka dan akan menindaklanjuti temannya kepada Kemensos agar bisa mendapatkan sekama bantuan sosial reguler seperti PKH dan BPNT.
Buwas: Tidak Ada Niatan Bulog Mengecewakan Warga
Perum Bulog memberikan pernyataan menyusul adanya insiden yang terjadi di beberapa daerah mengenai warga yang sempat menerima beras tidak layak konsumsi.
Beras yang dimaksud adalah beras yang menjadi bagian pada program bantuan PPKM, yang ditujukan untuk 28,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
Baca juga: Varian Delta Covid-19 Dorong Lonjakan Pasien Rawat Inap ke Level Tertinggi di AS
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menegaskan, pihaknya telah berkomitmen untuk bekerja secara habis-habisan untuk menyukseskan program tersebut.
Baca juga: Warga Angke Tambora Kecewa Bantuan Beras dari Pemerintah : Kutunya Banyak, Berasnya Berbatu
“Kami berjuang agar pelaksanaannya berjalan baik, lancar, tepat kualitas dan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,” ucap pria yang akrab disapa Buwas, Selasa (10/8/2021).
“Tidak ada niatan dari Perum Bulog sama sekali untuk mengecewakan warga penerima bantuan beras PPKM. Sama sekali tidak pernah terlintas,” sambungnya.
Baca juga: Mensos Risma: Langsung Ganti Kualitas Beras Bansos yang Buruk
Pihak Bulog sendiri sudah merespon dengan cepat dan menetapkan langkah-langkah penyelesaian dengan menarik dan menggantinya dengan beras berkualitas baik sesegera mungkin.
“Kalaupun ada warga yang sempat menerima beras yang betul-betul berasal dari Bulog dengan kondisi tidak layak, kami Perum Bulog meminta maaf dengan setulusnya,” ucap Buwas
“Beras yang rusak segera diganti dengan beras baru dan berkualitas baik,”kata mantan Kepala Bareskrim Polri itu,” paparnya.
Baca juga: Daftar Penerima BST, PKH, dan Bantuan Beras Dapat Dicek Melalui cekbansos.kemensos.go.id
Budi Waseso juga menyatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait mulai dari Kementerian Sosial selaku pemberi tugas, PT Pos Indonesia selaku transporter, pemerintah daerah , aparat Kepolisian dan TNI, termasuk juga Satgas Pangan.
Pengawasan luar-dalam dan kerjasama terus ditingkatkan termasuk upaya menekan faktor-faktor yang berada di luar kendali manusia.
Seperti cuaca maupun potensi kejahatan lainnya.
“Tim lapangan kami selalu berupaya merespon cepat semua insiden yang terjadi dan melakukan pergantian beras dalam 1x24 jam,” pungkas Buwas.
Sebagai informasi, adapun realisasi penyaluran Bantuan Beras PPKM untuk tahap I kepada 20 juta keluarga penerima manfaat ini sudah hampir mencapai 100 persen di seluruh Indonesia.
Sebagian besar Kabupaten atau Kota sudah rampung mendistribusikan dan sisanya diperkirakan 1 sampai 2 hari ini akan selesai semuanya.
Warga Angke Tambora Kecewa Bantuan Beras dari Pemerintah : Kutunya Banyak, Berasnya Berbatu
Bantuan beras dari pemerintah yang diterima warga Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat tidak memuaskan.
Warga mengeluhkan beras tersebut kualitasnya tidak bagus atau pera.
Sebagai solusi, warga mengoplos beras bantuan dengan beras yang kualitasnya bagus agar tetap enak dikonsumsi.
Tidak hanya itu, puluhan warga juga mengeluhkan banyak kutu dan batu di beras tersebut.
Baca juga: Setelah Menteri Sandiaga Uno, Bupati Bogor Juga Komentari Bendera Putih di Wilayahnya
Terima Beras 10 Kilogram dari Pemerintah, Warga Angke Tambora: Kutunya Banyak Jadi Harus Dijemur
Bantuan beras dari pemerintah yang diterima warga Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat Weli (65) harus dijemur terlebih dahulu.
Hal itu dilakukan lantaran beras yang diterima dipenuhi dengan kutu.
Kenyataan itu disampaikan warga RW 03 Angke Tambora ini seusai menerima beras dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI pada Sabtu (7/8/2021).
Weli mengatakan, saat hendak dimasak, beras 10 kilogram (kg) yang diterimanya ternyata dipenuhi dengan kutu.
"Jadi kan sebelum masak beras direndam pakai air untuk dicuci. Kemudian di atas air itu kutu semua, akhirnya saya serok kutu itu," ujar Weli ditemui di rumahnya Senin (9/8/2021).
Baca juga: Dugaan Penyuntikan Vaksin Covid-19 Kosong Dibongkar, Kepala Puskesmas Penjaringan Diperiksa Polisi
Kemudian kata Weli, keesokan harinya istinya menjemur beras tersebut.
Hal itu dilakukannya agar seluruh kutu yang ada pada beras keluar.
Setelah dijemur di terik matahari selama seharian, berasnya kembali bersih.
Ia juga harus memilah beras untuk memastikan tidak ada kutu lagi pada beras yang diterimanya.
"Makanya dijemur dulu biar kutu keluar," bebernya.
Kata Weli, karena beras yang diterima pera, maka setiap dimasak beras harus dicampur dengan beras bagus miliknya.
Weli sendiri kecewa dengan pemberian beras murah yang berkualitas rendah.
Ia berharap, ke depan pemerintah bisa mengevaluasi kualitas beras yang hendak dibagikan ke masyarakat.
"Kecewa, maunya rakyat ini agak mendinglah walaupun enggak pulen, ya enggak berkutu," harapnya.
Weli menyebut tidak semua warga di RW03 Angke menerima beras berkutu dan berkualitas buruk.
Hanya sebagian saja dari warga yang menerima beras berkutu atau berwarna kuning.
Warga Angke Keluhkan Beras Bantuan Berwarna Kuning, Berbatu dan Banyak Kutu
Walau bersyukur telah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat, puluhan warga RW 03 Angke, Tambora, Jakarta Barat mengeluh soal kondisi beras yang diterima mereka.
Tak hanya berkualitas jelek, beras yang diterima warga pun dilaporkan berkutu dan berbatu.
Pengurus RW 03 Ahmad mengatakan bahwa ada 366 warga yang menerima bantuan beras dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia.
Beras yang diterima dari PT Pos Indonesia pada Jumat (6/8/2021) dan didistribusikan kepada warga pada Sabtu (7/8/2021) itu dikeluhkan warga.
Baca juga: Kapolres Tangsel Tegaskan Jeratan Pasal 310 untuk Pengendara Moge Sudah Tepat dan Sesuai Fakta
Tercatat, dari sebanyak 366 orang warga yang menerima beras, sebanyak 20 warga komplain karena beras yang diterima berkualitas jelek.
Sebagian ada yang berwarna kuning, kemudian sebagian ada yang berbatu dan berkutu.
"Yang komplain enggak terlalu banyak, adalah sekitar 20 warga yang komplain. Mayoritas karena berkutu, berbatu, dan warnanya enggak bagus," tuturnya ditemui di RW03 Angke, Tambora, Jakarta Barat, Senin (9/8/2021).
Ahmad menyebut pihaknya masih menampung keluhan warga saat ini.
Mereka belum berencana melaporkan temuan beras ke PT Pos Indonesia.
Sebelumnya kata Ahmad warga sempat menerima beras bantuan dari Pemprov DKI Jakarta tiga hari sebelum penerimaan beras bantuan dari pemerintah pusat.
Namun demikian, beras yang diterima saat itu bermerek dan berkualitas bagus.
"Kalau yang sekarang setiap masak harus dioplos dengan beras bagus," jelasnya.
Sementara itu, Novi (30) warga RW 03 Angke, Tambora, Jakarta Barat mengaku menerima beras berkualitas buruk dari pemerintah.
Ia menerima beras yang berwarna kuning dan banyak batu.
"Berasnya agak kuning, kadang ada yang kutuan, kadang banyak batu," ujarnya ditemui di rumahnya.
Novi mengaku tidak terlalu banyak berharap dengan beras bantuan.
Namun ia harap, ke depannya beras yang diberi terbebas dari kutu dan batu.
"Ya yang agak bagusanlah pemberiannya, minimal bersih jangan banyak kutu atau batunya," ujarnya.
Baca juga: Kantongi Rekaman CCTV, Polisi Yakin Maling Onderdil Ekskavator di TPU Jombang Segera Tertangkap
Beras Tak Layak Ditarik Kembali oleh Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten
Beras tidak layak yang diterima warga Angke, Tambora, Jakarta Barat ditarik kembali oleh Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten.
Bulog juga akan mendata beras tidak layak yang diterima warga.
Volta Aresta, Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik dari Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten bersama PT. Pos Indonesia mendatangi lokasi yang disebut menerima beras tidak layak dari pemerintah.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya pada Jumat (6/8/2021) beredar beras basah di wilayah RT 07, 08 RW. 06 dan di RT01 RW. 011 Kelurahan Angke.
Volta mengatakan beras menggumpal itu karena basah yang disebabkan terkena tetesan hujan saat proses pembongkaran.
Kata Volta, pihak Bulog langsung mengganti beras tersebut.
Adapun yang mendapat penggantian beras basah tersebut menjadi beras layak konsumsi dilakukan di wilayah RW 011.
Kata Volta, ada tiga karung untuk wilayah RW 011 dan untuk wilayah RW 06 ada sembilan karung beras atau 90 kilogram (kg).
"Beras yang dari pemerintah itu beras medium, soal beras basah dan sedikit menggumpal itu lantaran terjadi karena hujan dan kepanasan," sebut Volta.
Hingga berita ini diturunkan, proses penggantian beras basah menjadi beras layak konsumsi masih dilakukan pihak Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten.
Ia menjamin penggantian beras berlangsung lancar.
Sementara itu Dirut Perum BULOG, Budi Waseso atau disapa Buwas, mengatakan pihaknya terus koordinasi dengan pihak terkait dengan program bantuan beras PPKM.
Koordinasi dilakukan mulai dilakukan dari Kementerian Sosial selaku pemberi tugas, PT Pos Indonesia, selaku transporter, pemerintah daerah, aparat kepolisian dan TNI, termasuk juga Satgas Pangan.
“Tim lapangan kami selalu berupaya merespon cepat semua insiden yang terjadi dan melakukan pergatian beras dalam 1x24 jam,” ujar Budi Waseso.
Adapun realisasi penyaluran Bantuan Beras PPKM untuk tahap I kepada 2 juta Keluarga Penerima Manfaat ini sudah hampir mencapai 100% di seluruh Indonesia.
Sebagian besar Kabupaten dan Kota sudah rampung mendistribusikan beras bantuan.
Sementara sisanya diperkirakan satu sampai dua hari ini akan selesai semuanya.
Selain itu, terhadap beras berkualitas buruk di RW 03 Tambora, pihak Bulog mengaku belum menerima laporan.
"Kami belum dapat laporan dari RW 3, sesuai SOP nya jika ada ditemukan kami langsung berikan penggantian sesegera mungkin, tapi sampai saat ini belum ada," tutur Humas Bulog Tomi Wijaya.
Baca juga: Bentrokan di Tebet Minggu Dini Hari, Kapolsek : Tidak Sampai Lima Menit
Sebelumnya dilaporkan 20 warga di RW 03 Angke komplain dengan kondisi beras bantuan pemerintah yang dianggap buruk.
Beras bantuan yang diterima disebut berkutu dan berbatu.
Beras juga harus dioplos dengan beras bagus agar layak makan.
Temuan Beras Tak Layak Konsumsi di Banten, Wagub DKI Pastikan Bansos Beras di Jakarta Premium
Pemprov DKI Jakarta memastikan, bantuan beras yang diberikan ke warga Jakarta terdampak pandemi Covid-19 merupakan beras kualitas baik.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria ketika ditanyai soal temuan beras tak layak konsumsi di wilayah Pandeglang, Banten.
Bahkan politikus Gerindra ini juga memastikan beras bantuan Pemprov DKI layak konsumsi.
"Alhamdulillah di Jakarta kualitas beras yang kami berikan berkualitas," ucapnya, Minggu (8/9/2021).
Baca juga: Video Viral Perempuan Curi Satu Lusin Kaos Dimasukkan ke Dalam Daster, Polisi: Kami Selidiki
Ahmad Riza Patria melanjutkan, bansos berupa beras itu pun dipastikan telah menyasar ke seluruh warga Jakarta.
Artinya ia mengklaim warga Jakarta telah menerima bantuan berupa beras seberat 10 kilogram itu.
Dalam penyaluran bansos non tunai itu, Pemprov DKI menunjuk Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya untuk mendistribusikannya langsung ke masyarakat Jakarta yang terdampak pandemi Covid-19.
"Semua beras yang disalurkan di Jakarta itu melalui proses yang baik, berasnya premium. Mudah-mudahan tidak ada beras tak layak yang dibagikan," ujarnya.
Bila masyarakat mendapat beras yang tak layak konsumsi, Ariza pun meminta mereka segera melapor.
Ia pun berjanji bakal langsung mengganti beras tak layak itu.
"Kalau ada beras tak layak segera laporkan, kami akan tindak petugasnya," ucapnya. (tribun network/thf/Wartakotalive.com/Tribunnews.com)