Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yenny Wahid Ungkap Pesawat Ini Diterbangkan atau Diparkir Bikin Rugi

Yenny Wahid mengungkapkan adanya pesawat yang membuat PT Garuda Indonesia merugi.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Yenny Wahid Ungkap Pesawat Ini Diterbangkan atau Diparkir Bikin Rugi
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Eks Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Yenny Wahid saat diskusi bersama redaksi Tribunnews.com, Senin (16/8/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Yenny Wahid mengungkapkan adanya pesawat yang membuat perusahaan pelat merah tersebut merugi.

Yenny mengatakan bahwa terjadi pengadaan barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan di tubuh Garuda Indonesia.

Hal itu terjadi sejak lama.

Ia mencontohkan, pesawat Bombardier jenis CRJ 1000.

"Pesawat ini tidak cocok dengan landscape Indonesia kalau diterbangkan rugi apalagi diparkir. Diterbangkan, penumpang penuh semua saja rugi. Apalagi disewa. Kita mau mengembalikan susah," ujar Yenny.

Hal tersebut disampaikan Yenny Wahid saat berdiskusi secara virtual bersama jajaran redaksi Tribunnews.com, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Cerita Yenny Wahid Suka Cubit-cubit Direksi Garuda Indonesia

Berita Rekomendasi

Catatan manajemen Garuda rugi US$ 30 juta per tahun karena mengoperasikan pesawat Bombardier jenis CRJ 1000.

"Pengadaan barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan terjadi sudah lama. Sebelum saya masuk Garuda. Tapi dampaknya sampai sekarang," kata Yenny.

Yenny menerangkan, seharusnya pengadaan pesawat disesuaikan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Garuda Indonesia.

"Pilot itu bukan seperti pengemudi mobil, kalau bisa pakai mobil sedan, bisa pakai mobil yang lainnya merek apapun. Kalau pilot harus training lagi," ucap Yenny.

Baca juga: Pengamat Beberkan Syarat Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung 

Menurut Yenny, yang menjadi problem lainnya, adalah ketika jumlah pesawat tidak sebanding dengan jumlah pegawai.

"Pegawai Garuda banyak sekali, ketika pesawatnya tidak ada, pilotnya masih ada. Ratusan juga. Problem-probelm semacam ini mesti dituntaskan. Strategi HR harus jelas mau dialihkan untuk apa," kata Yenny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas