Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter IDI: Penanganan Covid-19 di Setiap Negara Beragam, Tidak Bisa Dibanding-bandingkan

Metode penanganan Covid-19 yang diambil setiap negara ditentukan persoalan yang dihadapi, kondisi, hingga jumlah populasi penduduknya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Dokter IDI: Penanganan Covid-19 di Setiap Negara Beragam, Tidak Bisa Dibanding-bandingkan
Warta Kota/Henry Lopulalan
Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan secara door to door atau rumah ke rumah di kawasan Sunter Agung, Sunter, Jakarta Utara, Senin (16/8/2021). Vaksinasi yang dilakukan secara door to door itu dilakukan untuk sebagai langkah percepatan vaksinasi bagi lansia dan yang mengalami kelumpuhan. Warta Kota/henry lopulalan 

Rinciannya adalah Amerika Serikat (102.375), Iran (40.808), India (27.429), Inggris (25.161), dan Turki (23.731). Kemudian Rusia (22.160), Indonesia (20.709), Thailand (19.603), Malaysia (17.236), dan Jepang (14.472).

Dokter Vito menambahkan, selama ini kritik terhadap penanganan Covid-19 memang perlu dilakukan.

Namun dia menekankan yang tidak kalah penting adalah kontribusi. Kalau kritik tanpa kontribusi, dia menganggap kurang adil.

Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di pedulilindungi.id atau via Aplikasi PeduliLindungi

"Kritik tentu boleh tapi juga berikanlah kontribusi dalam menangani pandemi," ujar dr. Vito.

Dia juga menyinggung soal kontribusi media massa dalam penanganan pandemi.

Pihaknya mengapresiasi media yang ikut melakukan edukasi masyarakat dan memberikan informasi terkait pandemi Covid-19.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Kesehatan Rp 255,3 Triliun di RAPBN 2022

"Saat ini juga ada usaha media untuk berkolaborasi dengan para ahli, agar dokter bisa
melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena edukasi itu amat penting," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Jika tidak, lanjut dr. Vito, maka masyarakat tidak memahami pandemi yang saat ini terjadi.

Dia menceritakan, dalam pandemi Flu Spanyol 100 tahun yang lalu, karena masih minimnya
edukasi menyebabkan jatuh korban yang amat banyak.

Orang tidak mengetahui bagaimana bisa ada yang terkena flu, jatuh langsung meninggal dunia.

"Pandemi saat itu (juga) terjadi di seluruh dunia, diperkirakan sepertiga populasi manusia di
dunia meninggal dunia (akibat flu Spanyol),” tambah dr. Vito.

Berkaca dengan kondisi pandemi di beberapa negara, seperti di India, jumlah kematian yang
tercatat secara resmi akibat COVID-19 pada akhir Juni lalu mencapai 400.000.

Meski menurut Riset Center for Global Development (CGD) diperkirakan jumlah kematian akibat Covid-19 di India bisa “10 kali lipat lebih tinggi” dari jumlah resmi yang tercatat dalam data Pemerintah.

India juga menempati peringkat kedua, Negara dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua di
dunia.

Sementara Thailand, pada akhir Juli lalu, kembali menghadapi lonjakan kasus dengan
penambahan kasus harian lebih dari 17,5 ribu. Dengan angka kematian lebih dari 4,5 ribu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas