Bamusi PDI Perjuangan Dorong Tokoh Agama Bangun Narasi Positif Melawan Pandemi Covid-19
Basarah mencontohkan spirit para founding fathers yang berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
“Covid-19 adalah sebuah koreksi sosial, dengan menempatkan manusia pada satu panggung panggilan kemanusiaan, dalam merawat kerjasama antar sesama, meningkatkan kepatuhan dan pemulihan kepedulian global.” Tegasnya.
Di lain hal, Sekretaris Komisi HAK KWI, Romo Agustinus Heri Wibowo menekankan pada peran Medsos sebagai sarana komunikasi dan edukasi kepada umat.
Ia menilai, peran tokoh agama memang sangat penting dalam membangkitkan gairah kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan pandemi covid-19.
“Sarana medsos sangat efisien bagi para pemuka agama untuk menggerakan spirit kemanusiaan, panggilan sosial, kasih dan tanggung jawab umat di dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena Medsos menjangkau sekat-sekat perbedaan dalam konteks integrasi iman di masa pandemi,” ungkap Romo Heri.
Terkait covid-19 dalam konsep ajaran dan perseptif Budha, Ketua Umum DPP WALUBI, Hartati Murdaya mengatakan, covid-19 telah menimbulkan kelesuhan ekonomi baik nasional maupun global.
Akan tetapi pandemi telah membentuk suatu kesadaran alami berkaitan dengan kepedulian dan mendobrak sikap ego manusia menuju pada kemanusiaan, amal dan kasih.
“Dengan pandemi covid-19 yang menghantam seluruh aspek kehidupan kita, akan tetapi membentuk kesadaran kita untuk bersatu padu menuju pada satu jalan keluar yakni berperang melawan pandemi ini. Adanya peningkatan kesadaran terhadap teknologi dalam dunia medis dan farmasi, selain itu, pandemi telah menuntut kepedulian terhadap sesama dan meruntuhkan sikap ego,” tuturnya.
Menutupi Webinar ini, Ketua Umum PP MATAKIN, Budi Tanuwibowo menegaskan, tingkat kematian akibat pandemi Covid-19 di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan.
Menurutnya, virus yang paling berbahaya adalah virus kebencian, hal ini timbul akibat sikap ego dan kesombongan yang masih bercokol dalam pola piker warga negara.
“Bahaya yang terjadi adalah kesombongan dan kebencian. Perang melawan covid-19 adalah merendahkan ego, saling sadar dan belajar, kolaborasi sesama warga untuk menopang kebhinekaan dan gotong-royong menggali persoalan pandemi,” ujarnya.