Penjemputan WNI dari Afghanistan Dilakukan di Tengah Kondisi Bandara Kabul Mencekam
NATO selaku otoritas sementara di Bandara Kabul sebut terkait keamanan dan keselamatan penerbangan diserahkan spada Pilot in Command atau kru pesawat
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses penjemputan Warga Negara Indonesia (WNI) di Afghanistan tidak mudah dan memakan waktu yang tidak singkat.
Hal itu diceritakan penerbang Skadron Udara 17 Mayor Pnb Mulyo Hadi saat diwawancari Tribun Network, Sabtu (28/8/2021).
Ia menuturkan target awal evakuasi WNI hanya 30 menit tetapi harus mundur menjadi dua jam lantaran kondisi Bandara Hamid Karzai mencekam.
"Keterbatasan ground support dan ketatnya pengamanan di area military membuat perjalanan WNI mengalami keterlambatan dikarenakan harus berjalan kaki dari terminal area menuju tempat parkir pesawat yang jaraknya cukup jauh," kata Mulyo.
Baca juga: AS Lancarkan Serangan Drone ke ISIS-K di Afghanistan, Seorang Perencana Diyakini Tewas
Setelah landing di Bandara Hamid Karzai, Mulyo Hadi diarahkan untuk parkir di military side.
"Di situ lalu tim satgas evakuasi WNI berusaha untuk menghubungi para WNI yang akan dievakuasi," lanjut ayah tiga orang anak ini.
Ia menceritakan bahwa pendaratan juga sangat sulit karena minimnya penerangan.
Lampu di landasan pacu tidak seluruhnya menyala dan fasilitas pendaratan tidak berfungsi secara optimal.
"Dari awal kami sudah diingatkan oleh pihak NATO selaku otoritas sementara di Bandara Kabul bahwa terkait keamanan dan keselamatan penerbangan diserahkan sepenuhnya kepada Pilot in Command dalam hal ini kru pesawat," ucapnya.
Menurutnya, seluruh kru bekerja sama dengan baik untuk membantu mencari posisi landasan Bandara Hamid Karzai sehingga pesawat TNI AU jenis Boeing 737-400 mendarat mulus.
Mulyo Hadi menambahkan perasaan takut seluruh kru pesawat TNI pasti ada tetapi berkat soliditas kondisi sulit dapat teratasi.
“Seluruh kru bekerja sama dengan baik untuk membantu mencari posisi landasan Bandara Hamid Karzai sehingga pendaratan dapat dilaksanakan dengan aman,” pungkasnya.
Sebelum ini, Skadron Udara 17 juga pernah melaksanakan misi kemanusiaan serupa yaitu, Evakuasi WNI di Yaman dan Evakuasi WNI di Nepal pada tahun 2015.
Selain di luar negeri, Skadron Udara 17 juga berperan dalam mengirimkan bantuan sosial serta mengevakuasi warga yang mengalami bencana alam contohnya di Palu dan Mamuju.
Akan tetapi kondisinya sedikit berbeda dikarenakan masih di wilayah indonesia sehingga kru pesawat lebih familiar terhadap medan.