Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua Komisi III DPR Desak Bareskrim Polri Usut Tuntas Bocornya 1,3 Juta Data Pengguna eHAC

Data 1,3 juta pengguna aplikasi electronic-Health Alert Card (eHAC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Wakil Ketua Komisi III DPR Desak Bareskrim Polri Usut Tuntas Bocornya 1,3 Juta Data Pengguna eHAC
dok. DPR RI
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data 1,3 juta pengguna aplikasi electronic-Health Alert Card (eHAC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor.

Hal tersebut disampaikan para peneliti siber dari vpnMentor yang menemukan kebocoran data dari aplikasi tersebut karena aplikasi eHAC tidak mempunyai privasi.

Sekain itu, protokol keamanan data aplikasi eHAC tidak memenuhi syarat sehingga data sekitar satu juta penggunanya bocor.

Merespons insiden tersebut, Wakil Ketua Komisi III asal Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni mengaku heran.

Sahroni mempertanyakan perbaikan sistem pengamanan digital yang dilakukan pemerintah maupun swasta di Indonesia selama ini.

"Saya melihat kebocoran data di Indonesia ini masih tidak ada perubahan, baik swasta maupun pemerintah. Ada saja dara yang bocor dari BPJS, pinjol, nasabah bank, sekarang data eHAC. Ini jadi PR yang benar-benar serius buat kita semua, agar meningkatkan upaya pengamanan data pribadi penduduk," kata Sahroni kepada wartawan, Rabu (1/9/2021).

Baca juga: Apa Itu eHAC? Aplikasi yang Datanya Dilaporkan Bocor

Berita Rekomendasi

Sahroni meminta Bareskrim Polri agar segera mengusut tuntas, aktor di balik pembocor eHAC, mengingat data yang bocor adalah data pribadi lengkap yang sangat penting.

"Sekarang ini bocornya mulai dari nomor KTP, paspor, data tes covid, nomor hp, pekerjaan, bahkan alamat rumah dengan lengkap. Bareskrim Polri harus segera usut tuntas, karena kalau tidak segera, khawatir data penting ini disalahgunakan oknum-oknum tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Selain itu, Sahroni juga menegaskan memburu pelaku pembocor data eHAC lebih penting dibanding memburu pembuat mural yang juga sedang ramai akhir-akhir ini.

Baca juga: Buka Suara Soal Kebocoran 1,3 Juta Data, Kemenkes: Kini Aplikasi Peduli Lindungi Gunakan eHAC Baru

"Siber Polri betul-betul harus fokus menangani hal ini, kalau perlu kerahkan tim khusus untuk buru pembocor data eHac ini. Buat saya, mencari pembocor data penting rakyat lebih penting daripada memburu pembuat mural," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas