Dosen Unsyiah Saiful Mahdi Dipenjara, Istrinya Curhat, Kepikiran Mertua yang Menderita Demensia
Dr Saiful Mahdi menjalani eksekusi penjara setelah pengajuan kasasinya ditolak Mahkamah Agung (MA) dengan menguatkan putusan PN Banda Aceh.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Willem Jonata
Sempat muncul harapan pada Dian dan anak-anaknya setelah Kapolri, Jaksa Agung, dan Menkominfo menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang pedoman implementasi UU ITE beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkannya dalam Konpres: Amnesti Untuk Saiful Mahdi di kanal Youtube Changeorg Indonesia pada Kamis (2/9/2021).
"Selama dua tahun ini saya dan anak-anak sempat berharap. Terutama ketika pemerintah menandatangani SKB (UU ITE). Kami sangat berharap Hakim Agung melihat SKB ini. Karena salah satu butir SKB menyatakan bahwa percakapan di WA grup tidak boleh dipidana, bahkan hakim di pengadilan negeri tidak mendengar pendapat Prof Hendri Subianto, Ketua Panja Kemenkominfo. Bahkan kesaksiannya diabaikan," kata Dian.
Kemudian ketika kasasinya ditolak, kata dia, ia dan anak-anaknya menyadari bahwa hari-hari gelap akan segera datang dalam kehidupan mereka yakni hari ini.
Sambil sesekali menahan tangis dan dengan suara bergetar.
Dian mengungkapkan betapa pentingnya Saiful tidak hanya bagi ia dan anak-anaknya. Tapi juga ibu mertuanya yang sudah tua dan menderita demensia.
"Saya tidak bisa bayangkan bagaimana beliau akan tidur malam ini. Karena biasanya yang mengantar tidur ibunya adalah Bang Saiful. Semoga beliau tenang dengan doa-doa kita dan bisa tidur. Karena penderita demensia itu punya keterbatasan ingatan yang sangat kecil yang hanya bisa mengenal orang-orang tertentu," kata Dian dengan suara bergetar.
Sejak surat pemanggilan disampaikan Kejaksaan hari Senin lalu, lanjut dia, putri bungsu mereka demam tinggi.
Meski masih belia, kata Dian, namun putri bungsu mereka masih mampu mengartikulasi apa yang terjadi.
"Dalam gigil, dalam demamnya dia memeluk ayahnya dan masih bisa bilang, ayah, you have to be strong, you have to be brave," kata dia.
Tapi kemudian, lanjutnya, ketika putrinya tersebut bertemu dengan kakak-kakaknya dia menangis.
Dian mengatakan, putrinya tersebut sengaja menyembunyikan air matanya agar ayahnya tegar.
"Pada kakak-kakaknya dia bilang. Saya janji tidak akan setetes air matapun tumpah di depan ayah karena saya mau ayah berani, saya mau ayah kuat. Tapi saya bilang pada putri-putri saya ini adalah negara merdeka, menangis tidak dilarang, menangis bukan lemah, kita boleh menangis kalau kita sedih," kata Dian.
Ia pun mengatakan kepada mereka agar menuangkan emosi mereka.