Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemendikbudristek: PTM Terbatas Jangan Sampai Membebani Psikologis Anak

Jumeri mengingatkan agar jangan sampai terjadi diskriminasi pada anak yang masih memilih untuk belajar dari rumah.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kemendikbudristek: PTM Terbatas Jangan Sampai Membebani Psikologis Anak
TRIBUNNEWS.COM/FAHDI FAHLEVI
Nadiem menyapa para siswa yang sedang melakukan PTM terbatas di SD Santo Fransiskus III Kayu Putih, Jakarta Timur pada Jumat (10/9/2021). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Jumeri mengingatkan para guru untuk tidak mengejar ketertinggalan materi sekaligus di awal saat pelaksanaan PTM terbatas.

Ia mengatakan, di awal pembukaan sekolah, guru diimbau untuk membangun karakter dan kesenangan anak akan sekolah, agar mentalnya siap.

"Kita cek dulu secara psikologis, beri motivasi tentang kesehatan. Pastikan anak-anak kita mematuhi protokol kesehatan. Ketika anak-anak di sekolah akan lebih mudah dikontrol karena sehari hanya empat jam dan jumlahnya sedikit," kata Jumeri melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/9/2021).

Dia juga mengingatkan agar jangan sampai terjadi diskriminasi pada anak yang masih memilih untuk belajar dari rumah. Baik terkait materi pelajaran atapun dalam pemberian nilai.

Jumeri mengimbau agar materi yang diberikan sesuai dengan kondisi anak.

Baca juga: Tinjau PTM Terbatas di SD Santo Fransiskus, Nadiem Tanya Kesan Siswa Kembali ke Sekolah

"Tidak boleh memberi soal yang sama pada siswa tatap muka dan PJJ, karena pemahamannya pasti berbeda. Berikan evaluasi sesuai kondisi anak, ini penting agar anak-anak kita tidak merasa takut," jelas Jumeri.

BERITA REKOMENDASI

Selain kepada guru, Jumeri juga mengimbau kepala sekolah untuk mengatur pembelajaran di sekolah dengan baik.

Saat PTM terbatas berlangsung, kata Jumeri, siswa cukup diberikan materi-materi yang esensial. Apalagi sebagian besar waktu belajar siswa adalah di rumah.

"Karena seminggu hanya dua hari, empat harinya di rumah. Dan kepada anak yang belum bisa ke sekolah, jangan berkecil hati," kata Jumeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas