Menuju Indonesia Emas, Mendagri Minta Pemerintah Desa Serius Tangani Stunting
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut Indonesia Emas 2045 bukanlah sebatas mimpi, apalagi utopia.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut Indonesia Emas 2045 bukanlah sebatas mimpi, apalagi utopia.
Mendagri menyebut, Indonesia memiliki potensi untuk dapat menggenjot instrumen keuangan dan ekonomi dengan dibekali sumber daya melimpah.
Hal itu disampaikan Mendagri pada saat membuka Musyawarah Nasional IV Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) dengan tema "Memperkuat Posisi Desa sebagai Entitas Local Self Government dalam Sistem Tata Negara menuju Indonesia Emas 2045," Sabtu (18/9/2021).
Mendagri menjelaskan, potensi tersebut disadari betul oleh Presiden Joko Widodo.
Tak salah, pada periode pertama kepemimpinannya, Presiden Jokowi fokus untuk membangun dan memperkuat infrastruktur untuk mempermudah konektivitas.
Baca juga: Turunkan Angka Stunting, Pemkab Indragiri Hilir Gagas Gerakan Satu Hati
Sementara di periode kedua Presiden Jokowi fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui bidang pendidikan dan kesehatan. Salah satu perhatian Pemerintah adalah bagaimana menciptakan SDM yang unggul lewat sektor Pendidikan formal dan informal, serta SDM yang kuat dan sehat, tanpa stunting.
"Pemerintah Desa tolong kontribusi betul program stunting, yaitu pertumbuhan yang tidak baik (tak optimal) di 1.000 hari pertama masa kehidupan, karena kekurangan gizi (bisa menyebabkan) stunting," kata Tito.
Pentingnya gizi pada 1.000 hari pertama masa kehidupan merupakan penentu masa keemasan atau golden age bagi anak.
Karena itu, peran Pemerintah Desa melalui program-programnya, diharapkan dapat memperhatikan dan menyentuh gizi ibu hamil hingga sang anak dilahirkan.
"Sembilan bulan di kandungan dan 2 tahun masa pertumbuhan, gizi ibu atau anaknya kurang baik akan membuat ia mengalami problem pertumbuhan," ujarnya.
Salah satu caranya dengan door to door mengidentifikasi kebutuhan makanan sehat bagi ibu hamil dan anak yang membutuhkan untuk dapat memenuhi gizi pada 1.000 hari pertamanya.
Tak hanya itu, di sektor pendidikan, pemerintah di daerah perlu memperhatikan bagaimana anggaran pendidikan betul-betul dirasakan manfaatnya, termasuk dalam menggenjot pendidikan vokasi.
Baca juga: Program Stop Stunting, Upaya Cegah Meningkatnya Jumlah Anak dengan Gizi Buruk di Masa Pandemi
"Nah ini makanya digenjot program paling utama adalah pembangunan SDM, semua desa harus berpikir seperti itu, supaya tidak terjadi stunting dan kemudian menggenjot pendidikan," imbuh Tito.
Pertumbuhan Penduduk dan Bonus Demografi memiliki kaitan yang erat satu dengan lainnya. Lewat SDM yang unggul, sehat, terdidik dan terlatih, akan menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong Indonesia Emas.
"Anak-anak muda Indonesia harus sehat, terdidik, terlatih, ini akan menjadi kekuatan luar biasa bagi bangsa Indonesia," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.