Pakai Helm Taruna Nomor 335, Panglima TNI Kenang Pendidikan di Lembah Tidar Bersama Alumni Akabri 86
Mengenakan helm bernomor Akademi 335 dan menyandang senjata Taruna, Marsekal Hadi Tjahjanto mengenang masa-masa pendidikannya di Lembah Tidar.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenakan helm bernomor Akademi 335 dan menyandang senjata Taruna, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengenang masa-masa pendidikannya di Lembah Tidar bersama Ikatan Alumni Akabri 1986 atau Adem 86.
Nomor helm tersebut sesuai dengan nomor helm yang dahulu digunakannya saat menjadi Taruna dan senjata yang disandangnya juga senjata yang digunakan Taruna saat itu.
Hadi masih ingat saat dulu ia dan rekan-rekan seangkatannya sering dihukum karena kesalahan sehingga tidak boleh menggunakan dalaman helm.
Sehingga, kata dia, helm tersebut tidak stabil ketika dibawa lari ke kanan kiri.
Ia juga masih ingat ketika tangannya sempat terjepit ketika pertama kali mengutak-atik senjata yang diberikan.
Hadi juga masih ingat ketika setiap pagi diperintahkan memeriksa kebersihan senjata.
Namun, ada saja yang masih kurang bersih.
Baca juga: Wapres Keseleo Lidah Sebut Laksamana Yudo Panglima TNI, Indikasi Kuat Istana Telah Tentukan Nama?
Ia juga teringat saat itu ada taruna yang pernah dihadiahi kalung pepaya yang harus dibawa terus berhari-hari.
Hadi juga terkenang saat mendaftar sebagai calon taruna hingga saat menjalani pendidikan di akademi militer.
Perjalanan kisah 39 tahun yang lalu saat memulai kehidupan Taruna pada tahun 1982, kata Hadi, sangat indah untuk dikenang.
Kisah tersebut, kata Hadi, merupakan kisah panjang yang dilalui para prajurit TNI-Polri yang kini menjadi kenangan.
Hal tersebut disampaikannya saat memimpin acara reuni 35 tahun pengabdian Adem 86 yang dihadiri perwakilan TNI-Polri dan diikuti secara virtual oleh peserta lainnya di Akademi Militer Magelang pada Senin (20/9/2021).
“Kita masih sama-sama ingat saat pendaftaran Catar (Calon Taruna), saat mengikuti seleksi di Lembah Tidar ini. Bagaimana ada kawan yang tidak lulus maupun ada yang lulus masuk Akademi, namun tidak seperti yang mereka cita-citakan,” kata Hadi dalam keterangan resmi Puspen TNI, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Peluang Jenderal Andika Jadi Panglima TNI Kian Menipis Seiring Waktu? Berikut Pandangan Pengamat
Hadi mengatakan banyak tempat yang menyimpan kenangan di Akademi Militer.
Tempat tersebut di antaranya Kali Baben di Akmil yang telah merendam Perwira TNI-Polri tidak terbilang jumlahnya.
"Gunung Tidar dan sekitarnya serta masyarakat Magelang dan sekitarnya yang begitu perhatian saat taruna melaksanakan latihan," ungkap Hadi.
Ia juga mengenang selepas para Alumni Adem 86 menjalani kehidupan Taruna sesuai matra di masing-masing Akademi, baik di Akmil, AAL, AAU dan Akpol hingga akhirnya lulus dan dilantik menjadi Letnan Dua pada Upacara Prasetia Perwira di Istana Negara pada tanggal 20 September 1986.
Prasetia Perwira tersebut, kata dia, merupakan langkah awal pengabdian Adem 86 kepada bangsa dan negara baik sebagai Prajurit TNI maupun Bhayangkara Polri.
Hingga hari ini, kata Hadi, pengabdian Adem 86 yang telah melewati tiga dasawarsa menjadi momentum yang sangat berarti bagi kita semua.
Baca juga: Alasan KSAD Andika Perkasa Calon Kuat Panglima TNI: Punya Pendukung Kuat, Dinilai Mengerti Jokowi
"Apalagi selama perjalanan 35 tahun masa pengabdian ini, Adem 86 telah memberikan dharma bhakti serta karya nyata terbaik bagi TNI dan Polri, masyarakat, bangsa dan negara,” kata Hadi.
Saat ini, kata dia, sebagian keluarga besar Adem 86 telah memasuki masa purna.
Untuk itu, ia memohon doa restu kepada mereka agar Adem 86 yang masih aktif dapat menyelesaikan tugas pengabdian sampai akhir.
“Saya juga menyampaikan mohon doa restu rekan-rekan semua agar Adem 86 yang masih aktif dapat menyelesaikan tugas pengabdian ini dengan baik, aman dan lancar sampai akhir masa bhakti kami di TNI dan Polri,” kata Hadi.
Hadi juga mengutip kata-kata Mc Arthur bahwa ‘Old soldiers never die, they just fade away’ yang berarti “Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya undur diri”.
Hadi dan Keluarga Besar Adem 86 kemudian meresmikan Gapura Pintu 2 Akmil melalui penandatanganan prasasti, penyerahan buku kenangan, serta 12 unit kendaraan serbaguna untuk Akmil, AAL, AAU, Akpol dan Menchandra.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakasau Marsdya TNI Fahru Zaini Isnanto, Kabais TNI Letjen TNI Joni Supriyanto, Wagub Lemhannas Marsdya TNI Wieko Sofyan, Dankodiklat TNI Letjen TNI Tiopan Aritonang, Letjen TNI (Purn) Yoppie Onesimus Wayangkau, Laksdya TNI (Purn) Wuspo Lukito, Laksdya TNI (Purn) Mintoro Yulianto, Komjen Pol (Purn) Meochgiarto, Komjen Pol (Purn) Didi Widjanardi, dan Gubernur Akmil serta segenap Keluarga Besar Adem 86 yang mengikuti Reuni secara virtual.