Tersisa 4 DPO MIT Poso, Ada yang Ahli Perakit Bom dan Baca Peta
Profil empat anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) setelah tewasnya Ali Kalora, kini keempatnya terus diburu Satgas Madago Raya.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, PALU - Pasukan TNI-Polri yang tergabung dalam Operasi Madago Raya terus memburu sisa-sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Setelah tewasnya Ali Kalora bersama satu anak buahnya yakni Jaka Ramadhan, kini anggota mereka tersisa 4 orang.
Operasi pengejaran dipimpin langsung Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Rudy Sufahriadi sekaligus penanggung jawab Satgas Madago Raya.
"Kami akan terus melakukan pengejaran terhadap empat orang kelompok MIT. Kami memastikan tidak ada lagi pimpinan MIT setelah Ali Kalora," ujar Kapolda Irjen Rudy dalam konferensi pers, Minggu (19/9/2021).
Baca juga: Belum Sebulan Jadi Kapolda, Irjen Rudy Sufahriadi Lumpuhkan Panglima Teroris Poso
Kini empat orang anggota MIT itu terus diburu, mereka yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae Alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Penelusuran TribunPalu.com, keempat anggota MIT itu masing-masing berasal dari Kabupaten Poso (Sulawesi Tengah), Polewali Mandar (Sulawesi Barat) dan Bima (Nusa Tenggara Barat).
Berikut profilnya:
1. Askar alias Jaid alias Pak Guru
Askar alias Jaid alias Pak Guru masuk daftar pencarian orang (DPO) Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri sejak 2014.
Pria kelahiran 1988 itu tercatat lama bermukim di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada 2012, ia menjadi anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Bima sebelum akhirnya hijrah ke Poso untuk memenuhi undangan Santoso, pimpinan MIT kala itu.
Baca juga: Siapa Irjen Rudy Sufahriadi, Dua Kali Dipercaya Jadi Kapolda Sulteng ?
Askar bersama kedua rekannya, Abu Alim alias Ambo dan Nae alias Galuh mulai mengikuti pelatihan militer bersama kelompok MIT Poso pada 2014.
Lelaki berambut panjang berombak ini diketahui memiliki keahlian meracik dan merakit bom.
2. Nae Alias Galuh alias Mukhlas
Nae dan Askar sepintas memiliki banyak kesamaan latar belakang.
Selain sama-sama berasal dari Desa Dumu, NTB, keduanya juga aktif menjadi anggota JAT sejak 2012.
Pendirian JAT sebagai organisasi Islam di Indonesia diinisiasi oleh seorang mantan narapidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir pada 2008.
Nae kemudian bergabung dengan kelompok MIT karena ajakan temannya Abu Alim alias Ambo.
Baca juga: Kelompok Teroris MIT Poso Diyakini Bakal Habis Setelah Ali Kalora Tewas
Abu Alim sendiri tewas tertembak saat kontak senjata dengan Satgas Madago Raya di Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (17/7/2021).
Nae mulai mengikuti pelatihan militer pada 2014 di bawah komando Santoso di wilayah Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.
Dalam kelompok MIT, pria kelahiran 3 April 1992 itu dikenal memiliki kemampuan membaca peta dan menggunakan GPS.
3. Suhardin alias Hasan Pranata
Suhardin merupakan orang tertua di dalam kelompok MIT Poso saat ini.
Ia sebelumnya bermukim di Dusun Tanah Takko, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Saat berada di Sulawesi Barat, lelaki kelahiran 26 Februari 1985 ini pernah terseret kasus kerusuhan Mamasa pada 2004.
Ia akhirnya ditangkap dengan tuduhan kepemilikan senjata api dan harus mendekam di penjara.
Usai menjalani hukuman, Suhardin menetap di Kelurahan Moengko, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso dan mulai bergabung dengan kelompok MIT saat dipimpin Santoso pada 2012.
4. Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang
Diantara sisa-sisa kelompok MIT, hanya Gazali yang merupakan warga asli Sulawesi Tengah.
Ia lahir pada 26 April 1994 dan berasal dari Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso.
Tak banyak diketahui tentang diri, peran dan keahlian Gazali di dalam tubuh MIT Poso.
Namun ciri-ciri menonjol Gazali yakni rambutnya pendek bergelombang, bermuka lonjong dan bibir tebal.
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Irjen Rudy Sufahriadi Kejar 4 Orang DPO MIT Poso yang Tersisa, Diantaranya Ada Ahli Perakit Bom,