Ahli Sarankan Tiga Strategi untuk Meminimalisir Kluster Sekolah Pada PTM Terbatas
Menggabungkan fungsi pemantauan, ventilasi serta penyaringan udara dalam satu platform terintegrasi adalah 3 strategi minimalkan klaster sekolah.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) menjadi langkah penting yang harus dilakukan demi memaksimalkan pembelajaran.
Hal ini pun dibenarkan oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sekaligus Fellow of Occupational and Environmental Health di Collegium Ramazzini, Italy,Prof dr Budi Haryanto.
“Pembukaan sekolah adalah langkah penting yang pada akhirnya memang harus dilakukan. Melihat potensi dampak belajar dari rumah terhadap perkembangan kognitif dan psikologis anak dalam jangka panjang," ungkapnya secara virtual, Sabtu (25/9/2021).
Baca juga: PTM Terbatas di Ibu Kota Tetap Berjalan Meski Ada Temuan 25 Klaster Covid-19
Baca juga: Pentingnya Ventilasi untuk Pencegahan Penyebaran Covid-19, Simak Hal-hal Berikut Ini
Di sisi lain, Budi menyebutkan setiap orang harus memastikan lingkungan belajar yang aman.
Terutama dengan sifat virus COVID-19 yang dapat menular lewat udara (airborne).
"Di sinilah peran krusial dari strategi manajemen kualitas udara dalam memastikan keamanan anak-anak kita ketika belajar di dalam ruangan kelasnya," katanya lagi.
Oleh karena itu, aplikasi Nafas, memahami peranan besar manajemen kualitas udara ruangan. Demi ekosistem sekolah yang lebih aman.
Nafas menjadi solusi pertama dan satu-satunya bagi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Menggabungkan fungsi pemantauan, ventilasi serta penyaringan udara dalam satu platform terintegrasi.
Di sisi lain, perlu dijalankan tiga strategi utama tersebut.
Pertama pengukuran kadar CO2 dan PM2.5 secara real time di dalam ruang kelas. Kedua pengaktifan ventilasi ketika kadar CO2 dalam level tidak sehat.
Lalu ketiga, penyaringan udara dengan menggunakan filtrasi udara berteknologi HEPA.
Baca juga: Kurangi Risiko Penularan Covid-19 di Sekolah, Perhatikan Manajemen Kualitas Udara dalam Ruangan
Baca juga: Muncul Kasus Baru Covid-19 di Purbalingga, Ketua DPD RI Minta PTM Dipersiapkan Lebih Matang
Ketiga strategi ini dapat diakses di ekosistem dari hulu ke hilir nafas melalui aria AirTest monitor yang akan mengukur kualitas udara dalam ruangan (CO2/PM2.5), Pure40 Purifier aria.
Menggabungkan teknologi HEPA untuk membersihkan udara serta dapat dikontrol secara penuh melalui aplikasi nafas.
Namun, terlepas dari ada atau tidaknya pandemi COVID-19, keberlangsungan ekosistem sekolah yang aman harus diimplementasikan.
Mengingat udara bersih akan berpengaruh besar dalam jangka panjang terhadap kualitas hidup seseorang pasca pandemi berakhir.