Profil Gatot Nurmantyo, Eks Panglima TNI Tuding TNI Disusupi Komunis Terkait Hilangnya Diorama G30S
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding TNI telah disusupi Komunis.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
Ia kemudian memulai karier militernya dengan bergabung sebagai pasukan infanteri baret hijau Kostrad.
Baca juga: Asops Panglima TNI Tutup Latihan Bersama Staf TNI dan USINDOPACOM Gema Bhakti 2021
Baca juga: PROFIL Lodewijk F Paulus, Sekjen Golkar Disebut Gantikan Azis jadi Wakil Ketua DPR, Purnawirawan TNI
Jabatan pertamanya adalah Komandan Peleton MO 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda.
Di tahun 1983-1984, Gatot pernah diterjunkan dalam operasi Seroja di Timor Leste.
Setelahnya, ia pindah menjadi Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih dan Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana.
Karier Gatot kemudian semakin menanjak hingga ia dilantik menjadi Gubernur Akmil pada 2010.
Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya tahun 2014, ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Budiman.
Setahun kemudian, Gatot menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa pensiun.
Gatot dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta pada 8 Juli 2015 sesuai Keppres Nomor 49/TNI2015 tertanggal 6 Juli 2015.
Namun, dua tahun setelahnya ia diberhentikan secara hormat pada 8 Desember 2017.
Posisi Panglima TNI kemudian diisi oleh Marsekal Hadi Tjahjanto.
Di tahun 2020, Gatot buka suara mengenai pemberhentiannya.
Baca juga: Isu Paham Komunisme Menyusup di TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto : Saya Tak Mau Berpolemik
Baca juga: Panglima TNI Jawab Tudingan Gatot Nurmantyo Soal Isu Komunisme Telah Menyusup di Institusi Militer
Ia menilai pemberhentian dirinya berkaitan dengan instruksinya untuk memutarkan film G30S.
"Saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI."
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja PDI menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu. Kalau tidak, Pak Gatot akan diganti'," kata Gatot dalam sebuah tayangan YouTube Hersubeno Point, Rabu (23/9/2020), dikutip Kompas.com.