Negara Diharap Beri Penghormatan Khusus di Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Peringatan ini merupakan momentum bagi masyarakat mengingat lagi peristiwa sejarah, dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Kesaktian Pancasila diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 1 Oktober.
Peringatan ini merupakan momentum bagi masyarakat mengingat lagi peristiwa sejarah, dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Apalagi mengingat lagi kejadian peristiwa Gerakan 30 September atau lebih dikenal G30S/PKI.
"Peristiwa bersejarah yang sakral ini selalu jadi hari yang mengingatkan publik bahwa saat itu negara berkabung karena tewasnya 7 jenderal terbaik bangsa di Lubang Buaya. Sebuah peristiwa besar bagi perjalanan sejarah kita sebagai bangsa," kata Wakil Ketua Umum Bamus Betawi, M Rifky alias Eki Pitung kepada wartawan, Kamis (30/9/2021).
Tapi menurutnya peringatan Hari Kesaktian Pancasila belum terlalu dianggap pemerintah sebagai hari besar.
Padahal, perjuangan dan pengorbanan para jenderal TNI AD yang gugul penting untuk diingat oleh setiap generasi anak bangsa.
Terlebih, menurut Eki, belakangan berkembang isu komunis yang kerap mewarnai percapakan publik, baik di forum resmi atau kalangan netizen sosial media.
Baca juga: Sejarah Hari Kesaktian Pancasila, Diperingati Setiap Tanggal 1 Oktober
"Sebagian kelompok menganggap komunis sebagai masa lalu, tidak mungkin bangkit, bahkan terkesan meremehkan dan menyepelekannya. Sementara kelompok lainnya meyakini ini belum selesai," kata dia.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah membuktikan bahwa Peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah peristiwa sejarah besar dan penting. Salah satunya dengan menjadikan tanggal peristiwa bersejarah ini sebagai hari libur nasional.
"Saya kira, sekarang, saatnya negara membuktikan bahwa hari itu memang hari besar yang perlu diperingati secara khusus," ungkap Eki.
Ia pun berharap setiap tanggap 1 Oktober turut dilakukan pengibaran bendera setengah tiang, baik itu di instansi maupun di sekolah - sekolah agar generasi muda mengingat kejadian yang jadi salah satu peristiwa besar bagi bangsa Indonesia tersebut.
"Kibarkan bendera setengah tiang. Serta peringati juga dengan upacara bendera di sekolah-sekolah untuk menghormati 7 jenderal yang menjadi korban," ucap Eki.
"Ini penting, demi mengingatkan generasi anak bangsa agar selalu mengingat upaya kudeta jahat untuk mengganti Pancasila. Bahwa mereka adalah kelompok yang harus selalu diwaspadai karena sangat berbahaya," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.