Diduga Pemicu Kerusuhan di Yahukimo, Ini Kronologi Kematian Eks Bupati Abock Busup di Hotel
Kematian eks Bupati Yahukimo Abock Busup diduga menjadi pemicu penyerangan suku Kimyal terhadap Suku Yali
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian eks Bupati Yahukimo Abock Busup diduga menjadi pemicu penyerangan suku Kimyal terhadap Suku Yali di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua pada Minggu (3/10/2021) 12.45 WIT.
Diketahui, Abock Busup yang juga merupakan Suku Kimyal dikabarkan tewas karena berkaitan dengan politik. Namun, hal ini dibantah oleh Mabes Polri.
"Kita telah mengetahui bersama kasus penyerangan gereja GIDI Yahukimo. Salah satu penyebabnya adalah isu tentang meninggalnya saudara Abock Busup," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/10/2021).
Baca juga: DPR Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku Kerusuhan di Yahukimo
Rusdi memastikan kematian Abock Busup tidak terkait dengan politik. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu meninggal murni karena mengalami sakit.
Dijelaskan Rusdi, Abock Busup ditemukan meninggal dunia di salah satu hotel di Jakarta Pusat pada 3 Oktober 2021. Dia pertama kali ditemukan oleh petugas hotel setempat.
"Dibuka kamar melalui manual dan ketika berhasil dibuka, korban atas nama saudara Abock Busup ditemukan telah meninggal dunia," jelasnya.
Rusdi menjelaskan petugas hotel setempat juga sempat memeriksa kondisi tubuh Abock Busup. Hasilnya, tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban.
Baca juga: Ricuh di Yahukimo Papua, TNI-Polri Patroli hingga ke Pinggiran Kota Dekai
"Memang didapati keterangan dari para saksi ini, tidak ditemukan kekerasan pada tubuh korban. Tidak diketemukan benda-benda lain, tidak ditemukan obat-obatan pada sekitar jenazah," jelasnya.
Lebih lanjut, Rusdi menuturkan korban pun dibawa ke RS Melia Cibubur untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selanjutnya, penyidik Polri mendatangi hotel untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kepolisian mendatangi hotel, melakukan olah TKP, mengumpulkan alat-alat bukti di sekitar lokasi. Kemudian juga aparat menuju ke RS Melia. Dari keterangan dokter yang menangani atau menerima jenazah di RS Melia, didapati keterangan bahwa ketika datang, dead on arrival. Artinya korban telah meninggal dunia ketika sampai di RS," ungkapnya.
Ia menuturkan pihak RS Melia Cibubur juga tak menemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban.
Baca juga: Kepala Distrik Penyandang Dana KKB di Yahukimo, Satgas Nemangkawi Ungkap Peran 3 Tersangka Lainnya
"Tidak juga ditemukan tanda-tanda kekerasan di sekitar tubuh korban. Dan juga tidak ditemukan benda-benda lain, obat-obatan dan sebagainya, ini juga tidak diketemukan," ungkapnya.
Atas dasar itu, ia meminta masyarakat untuk tak terprovokasi atas informasi yang tidak benar terkait kematian Abock Busup.
"Yang terpenting masyarakat di Yahukimo tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar. Permasalahan sedang ditangani Polda Papua dengan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya," tukas dia.
Sebagai informasi, Suku Kimyal menyerang terhadap Suku Yali di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Minggu (3/10/2021) 12.45 WIT. Ia menyebutkan massa suku Kimyal memakai 2 unit mobil minibus mendatangi suku Yali untuk menyerang.
Mengutip Tribun-Papua.com, Direskrimum Polda Papua, Kombes Pol Faizal Ramadhani mengatakan meninggalnya mantan Bupati Yahukimo Abock Busup diduga menjadi alasan sekelompok suku Kimyal menyerang Suku Yali.
"Dugaan awalnya seperti itu, kami sedang dalami," kata Faizal.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa menyampaikan enam orang dilaporkan meninggal dunia pasca penyerangan tersebut.
Sementara itu, 41 orang luka-luka dan lebih dari seribu warga mengamankan diri Polres Yahukimo.
"Saat ini korban yang meninggal dunia menjadi 6 orang, dan masih disemayamkan di RS Yahukimo," kata Kamal.
Saat ini, personel gabungan TNI dan Polri melakukan patroli agar Distrik Dekai kembali kondusif.
"Anggota TNI- Polri melaksanakan patroli baik di tengah kota maupun pinggiran kota Dekai, agar situasi kembali kondusif," pungkas Kamal.
Di sisi lain, pihaknya telah mengamankan 52 orang yang diduga menjadi pelaku penyerangan. Hingga saat ini, kasus tersebut masih ditangani Polda Papua.