Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Moeldoko: Saya Anak Petani, Tahu Persis Masalah Petani

Tambak garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, pada Jum'at (8/10/2021) mendadak sepi dari aktivitas petani. 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Moeldoko: Saya Anak Petani, Tahu Persis Masalah Petani
Humas KSP
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko bertemu dan berbincang dengan petani garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tambak garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, pada Jum'at (8/10/2021) mendadak sepi dari aktivitas petani

Mereka bukan sedang tidak berproduksi, melainkan berkumpul dan jagong bareng dengan Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko

Kedatangan mantan Panglima TNI di Desa Rawaurip untuk melihat dan mendengar langsung persoalan yang dialami para petani garam di lapangan. 

Seperti diketahui, desa yang 95 persen penduduknya menggantungkan hidup dari garam tersebut, merupakan daerah penghasil garam terbesar di Kabupaten Cirebon dan nasional.

Total ada 300  hektar tambak garam, yang setiap panen bisa menghasilkan 7 - 10 ton. 

Sayangnya, tingginya kuantitas produksi tersebut tidak dibarengi dengan gurihnya harga garam di pasaran. 

"Harga garam anjlok sekali hanya Rp. 500 per kilogram. Kami mohon pemerintah bisa segera menetapkan Harga Eceran Terendah (HET)," terang Ismail Marzuki salah satu petani garam di desa Rawaurip. 

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, selain anjloknya harga garam, petani juga kesulitan untuk menghasilkan garam dengan metode geomembran karena keterbatasan sumber daya.

Baca juga: Pendiri Demokrat: Bukan Moeldoko Dibalik Judicial Review dan Beri Dana Gaet Yusril, Tapi Kader AHY

"Satu gulung geomembran Rp. 5 juta. 1 hektare bisa membutuhkan 10-12 gulung geomembran. Petani akhirnya menggunakan plastik busa yang menghasilkan garam tidak maksimal," lanjut Ismail. 

Insyaf petani garam lainnya menambahkan, petani saat ini juga menghadapi ancaman abrasi pantai. 

"Tahun lalu terjadi banjir rob dari utara dan selatan, petani gagal panen dan tidak memiliki penghasilan pak," ucap Insyaf. 

Menanggapi hal tersebut, Moeldoko mengatakan, pemerintah  sedang menyiapkan alternatif solusi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani garam di lapangan. 


Diantaranya soal kebijakan impor garam industri dan revitalisasi bibir pantai. 

"Info dari kementerian terkait, soal kebijakan impor nanti akan langsung ke pengguna sehingga tidak bocor di pasaran. Sedangkan masalah abrasi, akan ada program revitalisasi bibir pantai utara, " terangnya. 

Kepada para petani, Moeldoko juga berjanji akan menyampaikan aspirasi petani garam kepada kementerian/lembaga terkait. 

Ia juga mengajak petani garam untuk tetap optimistis meski masih menghadapi beragam persoalan. 

"Saya anak petani, saya tahu persis masalah petani. Kita harus optimis dan terus memproduksi garam dengan kualitas bagus. Agar petani garam di sini (desa Rawaurip) sukses dan kaya-kaya," tutup Moeldoko

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas