Satu per Satu Pengurus Partai Ummat Mundur, Agung Mozin hingga Neno Warisman, Apa Reaksi Amien Rais?
Sejumlah pengurus dan kader Partai bentukan Amien Rais, Partai Ummat ramai-ramai mengundurkan diri.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengurus dan kader Partai bentukan Amien Rais, Partai Ummat ramai-ramai mengundurkan diri.
Setelah Agung Mozin dan Neno Warisman, terkini para pengurus DPD Partai Ummat Kota Depok berjumlah 26 orang menyatakan mundur.
Sebelumnya, Neno Warisman, anggota Majelis Syuro dan Agung Mozin, Sekretaris Dewan Majelis Syuro Partai Ummat, tercatat salah seorang pendiri partai ini.
Bahkan eks Wakil Ketua DPD Partai Ummat, Syahrial Chan mengatakan sekarang sudah ada 31 orang yang mundur di DPP Partai Ummat Kota Depok.
"Hanya saja belum terdata, tetapi sudah menyatakan mundur," kata Syahrial.
Baca juga: Pengamat Politik: Kehadiran Amien Rais Bukan Jaminan Partai Ummat Bisa Berdiri Besar
Selain pengurus, diketahui juga seluruh pengurus dari empat DPC Partai Ummat Kota Depok membubarkan diri.
Keempatnya DPC yakni DPC Partai Ummat Kecamatan Cilodong, DPC Partai Ummat Kecamatan Beji, DPC Partai Ummat Kecamatan Pancoran Mas, dan DPC Partai Ummat Kecamatan Sukmajaya.
Lalu apa alasan para kader dan pengurus Partai Ummat itu mengundurkan diri?
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Ummat Chandra Tirta Wijaya mengatakan dualisme kepemimpinan memang terjadi di beberapa dewan pimpinan daerah (DPD).
Chandra sendiri menegaskan Dewan Pimpinan Pusat Partai Ummat tetap solid.
"Maksudnya dualisme di beberapa DPD, bukan pusat. (Kalau pusat) solid," kata Chandra, Rabu (6/10/2021) lalu.
Chandra mengatakan dualisme kepengurusan itu terjadi karena kader di daerah sangat antusias untuk memimpin partai.
Partai Ummat, kata Chandra, sedang mencarikan solusi mengenai dualisme di daerah itu.
Apa kata Amien Rais
Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais memberi tanggapan atas mundurnya para pengurus Partai Ummat.
Hal itu saat Amien menjawab pertanyaan dari Karni Ilyas dalam program Karni Ilyas Club yang tayang, Jumat (8/10/2021).
"Ada pengurus DPP Partai Ummat seperti Neno Warisman, Agung (Mozin) yang justru mundur dan ada beberapa (pengurus) daerah yang mengundurkan diri dari Partai Ummat," tanya Karni sebagaimana dikutip dari video Karni Ilyas Club, Minggu (10/10/2021).
Amien pun merespons pertanyaan Karni Ilyas.
Namun, Amien tidak menjawab secara gamblang.
Ia menyebut kasus mundurnya Neno Warisman sebagai sesuatu hal yang lain.
"Saya tahu anatominya sekarang ini. Jadi memang, kalau kasus Neno lain lagi," ujarnya.
Adapun soal mundurnya Agung Mozin, Amien mengaku sudah menganalisa.
"Agung Mozin itu kita sudah memotret, sudah," katanya.
Ia menyebut proses mundurnya para pengurus Partai Ummat sebagai hal yang biasa.
"Jadi, saya dalam jam terbang pengalaman berpolitik ini, memang sesuatu yang biasa," ujar dia.
Lebih lanjut, Amien tidak menjelaskan soal mundurnya para pengurus Partai Ummat.
Amien justru menyinggung anak buahnya yang ia sebut telah mengeroyoknya hingga akhirnya membuat dirinya keluar dari PAN.
"Tapi saya garis bawahi mengapa saya dikeroyok oleh anak buah saya itu, yang karena pernah menjadi menko, menjadi menteri ini, menteri itu. Semuanya itu, itu karena saya dianggap penganggu. 'Mengapa sih nggak mendukung pak Jokowi. Pak Jokowi yang bisa memberikan cash and carry, jadi udahlah pak Amien kita keroyok saja agar keluar'. Ya saya keluar betul," beber Amien.
Partai Ummat Siap Umumkan Pengurus Baru
Dalam waktu dekat, Humas DPP Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya mengabarkan bahwa pihaknya siap mengumumkan para pengganti pengurus yang hengkang dari Partai Ummat.
Bahkan, hari ini nama-nama calon anggota baru untuk menggantikan para eks pengurus DPD tersebut sudah ada dalam daftar.
Hal tersebut disampaikan oleh Mustofa kepada Tribunnews.com, Minggu (10/10/2021).
"Seperti di Depok, beberapa saat usai undur diri, insya Allah hari ini pengurus baru sudah jadi. Nanti diumumkan secepatnya," kata Mustofa.
Dengan begitu, Mustofa meyakinkan mundurnya puluhan pengurus DPD Kota Depok, tidak akan berpengaruh pada Partai besutan Amien Rais tersebut.
Terlebih yang memutuskan untuk mundur hanya dalam jumlah yang kelompok kecil dan tidak signifikan mengubah kondisi internal Partai.
"Secara cepat, kekosongan itu langsung terisi oleh pengurus baru. Jadi, sama sekali tidak mempengaruhi Partai Ummat," bebernya.
Pekerjaan Rumah Partai
Pengamat politik dari Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio menyikapi mundurnya 23 pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Ummat Kota Depok.
Hendri mengibaratkan Partai Politik sebagai bangunan rumah di mana fondasinya harus ditentukan sejak awal pembentukan.
"Ya, membangun partai politik itu sama seperti membangun rumah yang awalnya itu akan sangat sulit karena fondasi partai itu ditentukan pada awal pembentukan," kata Hendri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (10/10/2021).
Merujuk pada kondisi yang terjadi dalam kepengurusan Partai Ummat saat ini, Hendri menyebut kalau kepengurusan Partai berlogo bintang emas itu harus dapat menyelesaikan permasalahan internal partai.
"Ya mungkin memang harus ada yang diselesaikan dari sisi fondasi pembangunan Partai Ummat," ujarnya.
Kendati begitu, Hendri menilai kalau mundurnya para Pengurus DPD Kota Depok dan sebelumnya dua pendiri Partai Ummat merupakan awal untuk pembentukan partai.
Hal itu bisa dijadikan sebagai restrukturisasi agar Partai Ummat bisa lebih siap dan kokoh lagi sebagai Partai Politik ke depannya.
Hendri juga menilai ini merupakan proses seleksi alam bagi kepengurusan Partai besutan Amien Rais tersebut.
"Karena bisa langsung restrukturisasi partainya, ini kan ibaratnya adalah seleksi alam di awal nanti tinggal diteruskan saja partai ini bisa berdiri kokoh atau tidak," ujarnya.
Sebelumnya, Hendri menyatakan kondisi tersebut akan berdampak pada nasib keikutsertaan Partai Ummat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Dia menyebut, upaya Partai Ummat akan sangat berat nantinya.
"Mereka (Partai Ummat) harus kerja sangat keras untuk bisa lolos Pemilu," kata Hendri.
Hal itu didasari karena kata dia, untuk dapat lolos verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak mudah.
Satu hal yang menjadi poin penting dalam verifikasi itu yakni terkait terbentuknya struktur kepengurusan hingga kader.
"Enggak mudah lolos verifikasi KPU, sudah banyak Parpol yang gak lolos verifikasi, terbentuknya kepengurusan hingga ke akar rumput menjadi poin penting, nah mundurnya (kepengurusan DPD) Depok harus dijadikan pelajaran berharga bagi Partai Ummat," katanya.