Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

JADWAL Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 Digeser, Simak Penjelasan Lengkapnya

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19, Pemerintah Indonesia menggeser libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in JADWAL Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 Digeser, Simak Penjelasan Lengkapnya
Freepik.com
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. 

TRIBUNNEWS.COM - Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah Indonesia menggeser libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Seperti diketahui sebelumnya, hari libur Maulid Nabi Muhammad awalnya dijadwalkan pada 19 Oktober 2021, bertepatan dengan hari Selasa.

Hingga akhirnya Pemerintah menggeser hari libur Maulid Nabi Muhammad menjadi 20 Oktober 2021.

Dikutip dari kemenag.go.id, perubahan ini tertuang dalam Keputusan bersama Menag, Menaker, dan Menpan RB No 712, 1, dan 3 tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menpan dan RB No 642, 4, dan 4 tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama.

Baca juga: Kondisi Pandemi Sudah Lebih Baik, Hidayat Nur Wahid Protes Libur Maulid Nabi Muhammad Digeser

Baca juga: Kapan Libur Maulid Nabi Muhammad? Bukan di 12 Rabiul Awal, Ini Tanggalnya

Dijelaskan Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, pergeseran jadwal tersebut bukan berarti merubah Maulid Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi Muhammad SAW tetap 12 Rabiul Awal.

"Maulid Nabi Muhammad SAW tetap 12 Rabiul Awal. Tahun ini bertepatan 19 Oktober 2021 M. Hari libur peringatannya yang digeser menjadi 20 Oktober 2021 M," terangnya.

Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati seluruh umat islam ketika 12 Rabiul Awal setiap tahunnya
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati seluruh umat islam ketika 12 Rabiul Awal setiap tahunnya (ilustrasi Tribun kaltim)
Berita Rekomendasi

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Dosen Tafsir Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri SThI MHum menjelaskan lebih lanjut terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ahmadi mengambil pernyataan dari Kyai Adam Kosasih asal Subang mengenai keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, diberitakan Tribunnews sebelumnya.

1. Syukur

"Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini," ujarnya.

Lebih menyenangkan lagi, semua terekam baik dalam Alquran, hadist, sunnah, dan informasi-informasi dari para sahabat.

2. Memuji

"Bukan berarti Nabi suka dipuji," ungkapnya.

Fakta di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat luar biasa, dan karenanya kita harus melakukan pujian kepadanya.

Kalau bukan karena kamu Muhammad, Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya, itu kata Allah SWT dalam hadits Qudsi.

"Artinya, alasan keberadaan Nabi Muhammad sendiri itu adalah alasan yang bukan saja rasional, tetapi juga intelektual. Bahkan Allah menyatakan pentingnya sosok Muhammad, mungkin itu sulit dipercayai, tetapi itulah yang terjadi," jelasnya.

Sebagai pengikutnya, orang yang melihat Nabi Muhammad SAW sebagai figur, akan lebih sering memujinya.

"Untuk lebih melihat sosok Beliau untuk bisa masuk dalam diri kita," tambahnya.

3. Tholabul ilmi

Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti ada pengajian.

"Di titik tertentu, ini adalah momen mengembangkan pengetahuan," jelasnya.

Ketika wasiat takwa itu disampaikan, seringkali informasi yang ada mampu menimbulkan hikmah.

"Hikmah ini menjadi semangat tersendiri, hikmah itu kumpulan dari pengalaman, dalil, informasi tercampur jadi sampai. Dengan hikmah kita bisa merubah berbagai hal, mungkin adanya hikmah melalui pengajian-pengajian itu, level keimanan, pengetahuan dan kebaikan mungkin akan naik," ungkapnya.

4. Teladan

Baca juga: Jelang Maulid, Kemenag Terbitkan Pedoman Penyelenggaraan Hari Besar Keagamaan saat Pandemi

Hubungan meneladani Nabi, melihat Nabi sebagai tuntunan, itu adalah cara menuju kepada Allah.

Menurut Ahmadi, Nabi Muhammad SAW bisa dibilang sebagai wasilah kita kepada Tuhan kita.

"Nah ini merupakan empat keutamaan memperingati Maulid Nabi, sisanya dapat bersifat personal," tambahnya.

"Maulid Nabi merupakan cara kita melihat figur Nabi Muhammad, di balik figur ini terdapat latar belakangnya, pengalamannnya, dan semuanya."

"Kita memahami figur Nabi Muhammad tidak boleh sedikit-sedikit, misal hanya cara makan atau berpakaiannya saja."

"Itu boleh, tidak salah, namun sifatnya parsial. Akan lebih menarik dan membahagiakan lagi jika kita meniru Nabi Muhammad secara keseluruhan."

"Kita menjadi jujur saja, itu sudah luar biasa," jelasnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Latifah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas