Gus Rozin Dorong Transformasi Digital Santri
Karakteristik santri itu merupakan suatu hal yang istimewa, karena di masa depan yang menjadi pemenang adalah orang-orang yang punyai karakter kuat
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam momentum Peringatan Hari Santri Nasional 2021, Ketua Lembaga Rabithah Maahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI-PBNU), Abdul Ghofar Rozin menggarisbawahi pentingnya transformasi digital santri di pesantren untuk masa depan.
“Hal yang paling akhir ini perlu kita garis bawahi, revolusi teknologi, karena saya kira transformasi digital di dunia pesantren terutama dan di Indonesia dan dunia sudah tidak bisa kita bendung lagi,” kata Abdul Ghofar Rozin, yang akrab disapa Gus Rozin, Kamis (21/10/2021).
Hal itu disampaikan Gus Rozin saat membuka acara Webinar Internasional hari kedua yang bertajuk Santri Membangun Negeri: Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi.
Gus Rozin juga mengatakan khusus di pesantren, yang harus mengawal transformasi digital tersebut adalah para santri itu sendiri karena pesantren punya karakteristik sendiri.
Baca juga: Dukung Bisnis UMKM Berkelanjutan, BukuWarung Kuatkan Pencatatan Keuangan Digital
“Lebih baik lagi kalau transformasi digital ini dikawal oleh orang-orang yang mengenal karakteristik dan kultur pesantren. Sehingga, yang selama ini ditakutkan dari teknologi yaitu tercerabutnya agar budaya dan tradisi pesantren itu bisa dihindarkan semaksimal mungkin,” imbuhnya.
Karakteristik santri itu merupakan suatu hal yang istimewa, karena di masa depan yang menjadi pemenang adalah orang-orang yang punyai karakter kuat, dan santri mempunyai karakter yang kuat.
“Saya kira karakteristik santri tidak boleh hilang begitu saja. Karakteristik dan tradisi santri harus terus terkawal dimanapun dia berada, sehingga potensi untuk menjadi pemenang peradaban ini lebih besar lagi,” tegasnya.
Perlu diketahui, Webinar Internasional untuk hari kedua ini -selain Sumanto dan Huda-dihadiri pula oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim, Sidrotun NaimDirector of Partnership & Academic Development IPMI Business School and Research Afiliate Harvard Kennedy School, M. Rodlin Billah Ketua Dewan Syuriah PCI NU Jerman The Karlsruhe Institute of Technology, dan Novi Basuki Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Sun Yat-Sen University.
Gus Rozin mengucapkan terima kasih kepada para pemateri webinar internasional karena memberikan makna baru pada peringatan Hari Santri Nasional 2021 yang ketujuh ini.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para profesor yang hadir dan memberikan motivasi, memberikan insight, memberikan perspektif, dan memberikan makna yang baru terhadap Hari Santri kita yang ketujuh pada tahun 2021,” ungkapnya.
Selain itu, Gus Rozin juga menegaskan komitmen RMI-PBNU untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) para santri agar lebih baik di masa depan.
“RMI selalu berusaha setiap tahun, kita selalu memperingati Hari Santri, harus ada milestone [target_red] yang dicapai. Kami sangat concern (perhatian) terhadap pembangunan SDM para santri ke depan dengan diaspora yang tiada henti, semakin banyak ruang-ruang profesi maupun ruang-ruang bidang studi yang bisa dimiliki oleh para santri,” ujarnya.
Sebelumnya, di hari pertama pada Rabu (20/10), kegiatan ini dimeriahkan oleh kehadiran Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, Ahmad Sholahuddin Kafrawi Hobart and William Smith Colleges New York, Eva Fachrunnisa Dosen Kajian Islam dan Asia ANU Colleges Canberra, Abdul Ghofur Maimoen Rektor Sekolah Tinggi Al-Anwar Rembang, dan Nadirsyah Husein Monash University Australia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.