Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketum IJTI Pernah Temukan Media 'KPK' Bodong di Jawa Timur

Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Yadi Hendriana mengaku pernah menemukan media yang membawa atribut Komisi Pemberantasan Korupsi

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ketum IJTI Pernah Temukan Media 'KPK' Bodong di Jawa Timur
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Yadi Hendriana, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono, Ketua Dewan Pers Yosep 'Stanley' Adi Prasetyo, serta anggota Dewan Pers Ratna Komala, saat menggelar konferensi pers di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Yadi Hendriana mengaku pernah menemukan media yang membawa atribut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jawa Timur.

Media tersebut, lanjutnya, diduga hanya dijadikan alat untuk 'menghajar' pejabat di Jawa Timur

Hingga akhirnya, media yang menggunakan label 'KPK' itu bermasalah.

"Saya ingat betul itu, beberapa tahun lalu di Jawa Timur, ada media yang namanya KPK, dia itu kerjaannya itu menghajar kepala sekolah, kepala dinas, dana BOS, itu media tersebut ngejar ke kepala dinas, ada di Dewan Pers kasusnya," kata Yadi dalam diskusi Polemik bertajuk 'Hoaks, Kualitas Pers dan Hegemoni Media Sosial' pada Sabtu (23/10/2021).

"Nah dikira oleh kepala dinas itu KPK beneran mau nangkap, ternyata media 'KPK' itu. Sampai akhirnya dia loncat, kemudian dia meninggal. Itu betul-betul sangat riuh sekali dan ini menjadi problem," imbuhnya.

Baca juga: Kemkominfo Beberkan Strategi Ampuh Tangkal Hoaks di Platform Digital

Karena persoalan yang diceritakannya, Yadi meminta agar pemerintah ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan maraknya media abal-abal. 

Dimana, perlu adanya pemanfaatan publisher right yang mengatur media.

Berita Rekomendasi

"Pemerintah memang harus muncul ketika kami di Dewan Pers mengusung publisher right dan di approve oleh Pak Dirjen dan Pak Menkominfo itu adalah kemajuan yang sangat luar biasa, itu adalah angin segar yang harus kita manfaatkan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas