Puan Khawatir Terjadi Diskriminasi Ekonomi karena Harga Test PCR Lebih Mahal dari Tiket
Puan minta pemerintah untuk mengkaji lebih lanjut terkait penetapan harga test PCR di Indonesia agar tak terjadi diskriminasi ekonomi masyarakat
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani turut menanggapi soal polemik harga test PCR di Indonesia.
Menurut Puan, pemerintah perlu mengkaji lebih lanjut terkait penetapan harga test PCR, khususnya untuk kebutuhan perjalanan dengan menggunakan transportasi udara.
Ini karena harga test PCR di Indonesia masih tergolong mahal bila dibandingkan dengan kapasitas masyarakat.
Apalagi harga tiket perjalanannya relatif jauh lebih murah dari kewajiban test PCR nya.
Ini, kata Puan, akan sangat memberatkan masyarakat.
Mengingat tidak semua masyarakat mampu membayar kewajiban tersebut jika akan melakukan perjalanan.
Baca juga: Soal Harga PCR Rp 300 ribu, Ridwan Kamil Usul agar Lebih Murah Lagi: Harga Harus Semurah-murahnya
Baca juga: Inmendagri Digugat, Relawan Jokowi: Harga Test PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat, Rakyat Keberatan
Dikhawatirkan, persoalan mampu tidak mampunya masyarakat untuk membayar test ini akan memicu terjadinya diskriminasi, khusunya dalam bidang ekonomi masyarakat.
“Apakah artinya masyarakat yang mampu membayar tiket perjalanan, namun tidak mampu membayar tes PCR, lantas tidak berhak melakukan perjalanan? Hak mobilitas warga tidak boleh dibatasi oleh mampu tidaknya warga membayar tes PCR,” kata Puan dalam keterangannya.
Puan memahami kebijakan tes PCR bagi semua pengguna moda transportasi bertujuan untuk mengantisipasi gelombang baru Covid-19, terutama jelang libur Natal dan Tahun Baru.
“Namun hendaknya harga PCR jangan lebih mahal dari tiket transportasi publik yang mayoritas digunakan masyarakat,” kata Puan.
Pemerintah, kata Puan, juga harus mempertimbangkan betul apakah fasilitas kesehatan di daerah-daerah tersedia atau memiliki layanan tes PCR.
Baca juga: Daftar Harga Tes RT PCR di Beberapa Fasilitas Kesehatan dan Syarat Naik Pesawat Perjalanan Domestik
“Apakah fasilitas kesehatan di semua daerah sudah mumpuni jika tes PCR jadi syarat wajib di semua moda transportasi? Ini harus betul-betul dipertimbangkan,” ujar Puan.
Lebih lanjut, Puan mengimbau jika tes PCR sebaiknya tetap difungsikan sebagai alat diagnosa Covid-19.
Untuk skrining, menurut Puan, tes antigen ditambah optimalisasi aplikasi PeduliLindungi sudah cukup.
“Aplikasi PeduliLindungi ini kan dibuat untuk mengetahui status seseorang. Seharusnya ini yang dimaksimalkan, bagaimana pemerintah mampu men-tracking suspect Covid-19 agar tidak berkeliaran hingga statusnya kembali hijau,” paparnya.
Legislator PDIP Minta Harga Test PCR Diturunkan
Satu komando dengan Puan, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Rahmad Handoyo berpendapat jika pemerintah seharusnya mengkaji ulang terkait harga tes PCR di Indonesia.
"Kalau soal harga ini harus didiskusikan lebih detail lagi meskipun pemerintah memberikan suatu penurunan kebijakan terhadap keinginan dari bapak presiden," kata Rahmad kepada Tribunnews, Rabu (27/10/2021).
Baca juga: Politisi PAN Usul Kalau Bisa Masa Berlaku Tes PCR 7x24 Jam
Rahmad meyakini, pasti ada masyarakat yang membandingkan harga tes PCR di Indonesia dengan negara lain, misalnya India yang relatif lebih murah.
Apalagi, pemerintah berencana menerapkan wajib tes PCR bagi penumpang ini di seluruh moda transportasi.
Hal itu menurutnya akan memberatkan bagi masyarakat yang menggunakan moda transportasi.
Khususnya yang hanya akan melakukan perjalanan jarak pendek.
Menkes: Harga PCR di Indonesia Sudah Murah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa harga tes PCR di Indonesia yang saat ini berkisar Rp 500 ribu itu masih tergolong murah secara global.
Untuk itu, Budi menegaskan pemerintah tidak merencanakan adanya subsidi bagi harga tes PCR di Indonesia.
Sebab, kata Budi, dengan melihat kondisi Indonesia yang saat ini, sulit rasanya untuk menurunkan harga harga tes PCR ke titik terendah lagi.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Masyarakat Terhadap Tes PCR, Ini Langkah yang Dilakukan Smartcolab
Hal tersebut disampaikan oleh Budi dalam konverensi pers Evaluasi Program PC-PEN dan Optimalisasi Anggaran Program PEN 2021 yang disiarkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/10/2021).
"Harga PCR yang ditentukan oleh Pak Presiden kemarin sudah 10 persen paling bawah, paling murah dibandingkan dengan harga test PCR di seluruh dunia di airport-airport."
"Dan apakah ada subsidi, pemerintah tidak merencanakan adanya subsidi. Karena memang harga yang diturunkan itu sudah cukup murah," tegas Budi.
Dengan penjelasan ini, Budi meminta kepada masyarakat untuk tak bandingkan harga tes PCR di Indonesia dengan Negara India.
Baca juga: Berikut Daftar Harga Tes PCR di Maskapai Lion Air hingga NAM Air
Mengingat, India adalah negara yang paling murah untuk segala kebutuhannya.
Selain itu, skala ekonomi negara India juga tercapai, karena jumlah populasinya mencapai 2 billion jiwa.
"(PCR) yang paling murah India, yakni Rp160 ribuan. Tapi memang India adalah negara yang paling murah untuk semuanya selain China. Karena memang mereka juga produksi di dalam negeri kemudian skala ekonomi negara India juga tercapai karena jumlah populasinya mencapai 2 billion (jiwa)," kata Menkes Budi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Chaerul Umam)