Apa Itu Kanker Prostat? Kasus Kanker Prostat di Indonesia 8 Tahun Terakhir 1.102 Pasien
Kanker prostat adalah keganasan paling sering dan menjadi penyebab kematian dan utamanya terjadi pada pria di negara Barat.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kanker prostat adalah keganasan paling sering dan menjadi penyebab kematian dan utamanya terjadi pada pria di negara Barat.
Pada tahun 2008, kanker prostat menyebabkan 94 ribu kematian di Eropa dan lebih dari 28 ribu kematian di Amerika Serikat pada 2012.
Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma prostat, sedangkan bentuk lain yang jarang yaitu:
- Sarkoma (0,1-0,2 persen);
- Karsinoma urotelial (1-4 persen);
- Limfoma;
- Leukemia.
Oleh karena itu, terminologi kanker prostat mengacu pada Adenokarsinoma prostat.
Baca juga: Apa itu Kanker Prostat? Ini Pengertian, Faktor Risiko, hingga Gejala yang Dialami
Kemudian, data di AS menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka kesintasan (Survival rate) 5 tahun mendekati 100 persen.
Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan 25 tahun lalu yang hanya mencapai 69 persen.
Pada tahun 1969, Barnes menemukan angka kesintasan 10 tahun dan 15 tahun untuk Kanker prostat stadium dini hanya sebesar 50 persen dan 30 persen.
Rasio insidensi terhadap mortalitas sebesar 5,3 pada tahun 2000.
Angka mortalitas juga berbeda pada tiap negara, yang tertinggi di Swedia (23 per 100.000 penduduk) dan terendah di Asia (<5 per 100.000 penduduk).
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-tahun.
Berdasarkan data dari kanker.kemkes.go.id, jumlah penderita kanker prostat di Indonesia pada tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia sekitar 67 tahun.
Stadium penyakit tersering saat datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3 persen kasus.
Kemudian terapi primer yang terbanyak dipilih antara lain:
- Orkhiektomi sebesar 31,1 persen;
- Obat hormonal 182 (18 persen);
- Prostatektomi radikal 89 (9 persen);
- Radioterapi 63 (6 persen);
- Pemantauan aktif;
- Kemoterapi;
- Kombinasi.
Perlu diketahui bahwa modalitas diagnostik yang digunakan terutama biopsi sebesar 57,9 persen.
Faktor risiko
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko terkena karsinoma prostat, di antaranya:
1. Usia
Jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, tetapi insidensi meningkat dengan cepat pada usia di atasnya.
2. Ras
Kanker jenis ini lebih sering mempengaruhi orang-orang di Afrika Amerika di Amerika dan laki-laki Karibia.
Di Amerika Serikat, ras Afrika memiliki risiko lebih tinggi dari jenis kanker, dibandingkan orang Asia maupun Hispanik.
3. Diet dan gaya hidup
Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, sedikit buah dan sedikit sayuran, rendah tomat, rendah ikan dan atau rendah kedelai meningkatkan resiko terkena kanker prostat.
Diet tinggi kalsium juga berhubungan dengan peningkatan resiko kanker prostat.
Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih kontroversial, tetapi obesitas berhubungan dengan tingginya grading kanker prostat.
4. Riwayat keluarga
Memiliki anggota keluarga dengan karsinoma prostat meningkatkan risiko penyakit.
Seorang laki-laki yang memiliki ayah atau saudara laki laki yang terdiagnosa kanker pada usia 50 tahun memiliki resiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena karsinoma prostat.
Resiko meningkat menjadi tujuh sampai delapan kali lipat lebih tinggi pada laki-laki yang memiliki dua atau lebih keluarga yang menderita kanker prostat.
5. Mutasi genetik
Berhubungan dengan mutasi BRCA1, atau BRCA2 dan sindrom Lynch.
6. Merokok
Hubungan merokok dengan karsinoma prostat belum jelas.
Diagnosis
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala.
Kecurigaan akan meningkat dengan adanya gejala lain seperti: nyeri tulang, fraktur patologis ataupun penekanan sumsum tulang.
Untuk itu, dianjurkan pemeriksaan PSA (prostat spesifik antigen) pada usia 50 tahun, sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk pemeriksaan PSA lebih awal yaitu 40 tahun.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Kanker Prostat