BKKBN Kerahkan 200 Ribu Tim Pendamping untuk Dampingi Keluarga Risiko Stunting
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengerahkan 200 ribu tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengerahkan 200 ribu tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting di Indonesia.
Setiap tim akan terjun ke desa-desa untuk mendampingi keluarga yang berisiko memiliki anak stunting.
"Jumlahnya tidak main-main. Jumlahnya ada 200.000 tim pendamping keluarga. Sehingga yang kita rekrut sebanyak 600.000. Ini sungguh luar biasa," ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Kamis (4/11/2021).
Hasto mengungkapkan setiap desa akan didampingi oleh satu tim pendamping.
Langkah ini dilakukan agar desa-desa di daerah yang memiliki medan yang sulit akan mudah dijangkau.
BKKBN bakal mulai melatih para pendamping ini pada bulan November ini.
Baca juga: Kejar Target Penurunan Stunting BKKBN Lakukan Program Pendampingan Keluarga
"Di Bulan November ini, tim pendamping keluarga akan kita latih. Harapan saya di akhir November pelatihan seluruh tim pendamping keluarga selesai," ucap Hasto.
Dirinya meminta agar para kepala daerah untuk dapat mengoptimalkan peran para pendamping untuk pengentasan stunting di wilayahnya.
"Kami berharap bapak ibu sekalian untuk mendukung agar tim pendamping kita itu diarahkan, dimiliki oleh bapak ibu gubernur, karena jumlahnya besar 200 ribu tim, 600 ribu personel," pungkas Hasto.
Seperti diketahui, Presiden telah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai pelaksana dan penanggungjawab percepatan penurunan stunting.
Presiden Jokowi menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.
Indonesia memiliki target untuk mencapai generasi emas pada tahun 2045.