Sejarah Hari Pahlawan 10 November dan Pesan Perjuangan dari Beberapa Pahlawan Nasional
Berikut sejarah Hari Pahlawan dan pesan perjuangan dari beberapa pahlawan nasional.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah Hari Pahlawan dan pesan perjuangan dari beberapa pahlawan nasional.
Hari Pahlawan Nasional diperingati setiap tanggal 10 November.
Peringatan Hari Pahlawan tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Keputusan tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya.
Baca juga: Tema dan Logo Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021: Maksud dan Tujuan Beserta Maknanya
Berdasarkan data dari semarangkota.go.id, tanggal 10 November 1945 telah terjadi pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, pertempuran tersebut juga menjadi satu pertempuran yang terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Kemudian, keadaan mulai berangsur-angsur mereda setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945.
Namun, bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya tetap terjadi.
Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Pahlawan, Simak Cara Membuat dan Membagikan ke Media Sosial
Terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945 menyebabkan bentrokan-bentrokan tersebut memuncak.
Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia.
Hal ini mengakibatkan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh menggantikan Mallaby dan mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945
Isi ultimatum terseut adalah pihak Inggris meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA.
Apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris, maka pihak Inggris memberikan ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara.
Selain itu, mereka juga mengeluarkan instruksi yang berisi bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.
Namun, ultimatum tersebut tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945.
Baca juga: Hari Pahlawan Diperingati Tanggal 10 November, Berikut Tema, Logo dan Link Twibbon-nya
Pertempuran tersebut terjadi selama kurang lebih tiga minggu.
Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit.
Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil.
Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka, serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Pada akhirnya, Kota Surabaya dikenang sebagai kota pahlawan karena banyak pejuang yang gugur serta semangat membara yang diberikan oleh rakyat Surabaya pada masa pertempuran.
Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021: Maksud dan Tujuan, Tema, Logo, Arti, hingga Maknanya
Pesan perjuangan pahlawan nasional
Berikut pesan perjuangan pahlawan nasional, dikutip dari kemensos.go.id:
1. Pesan Pahlawan Nasional Abdul Muis
"Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang".
(Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan sebagai wakil SI).
2. Pesan Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara
Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat)
Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)
(Semboyan yang diajarkan saat Ki Hajar Dewa ntara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan).
3. Pesan Pahlawan Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo
"Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!"
4. Pesan Pahlawan Nasional Tjut Nyak Dien
"Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan".
5. Pesan Pahlawan Nasional Gubenur Suryo
"Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali".
(Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya)
6. Pesan Pahlawan Nasional R.A. Kartini
"Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung".
7. Pesan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman
"Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya).
8. Pesan Pahlawan Nasional Prof. Moh. Yamin, SH
"Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri".
(Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, di mana ia menjabat sebagai sekretaris).
9. Pesan Pahlawan Nasional Pattimura
"Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit".
(Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817).
10. Pesan Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang
"Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya".
(Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah).
11. Pesan Pahlawan Nasional Teuku Nyak Arif
"Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama".
(Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, di mana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera).
12. Pesan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai
"Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita - cita tercapai".
(Surat I Gusti Ngurah Rai kepada Letnan Kolonel Termeulen, seperti tersalin dalam Bali Berjuang).
13. Pesan Pahlawan Nasional Supriyadi
"Kita yang berjuang jangan sekali - kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi".
(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang).
14. Pesan Pahlawan Nasional Ir. Soekarno
"Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemud a, niscaya akan kuguncangkan dunia".
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya".
(Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)
"Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka".
(Pidato HUT Proklamasi 1963)
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah".
15. Pesan Pahlawan Nasional Moh. Hatta
"Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita".
"Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi".
16. Pesan Pahlawan Nasional Silas Papare
"Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku".
(Disampaikan pada saat memperjuangkan Irian Barat / Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI).
17. Pesan Pahlawan Nasional Bung Tomo
"Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan".
(Pidato Bung Tomo melalui Radio Pemberontakan)
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga".
(Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945) .
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Hari Pahlawan