Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemuda Asia dan Afrika Diharapkan Berkontribusi dalam Stabilitas Kawasan dan Pemerataan Pendidikan

Dalam gelaran Kongres Pemuda Asia Afrika ini diharapkan pemuda harus hadir dan menjadi pemecah masalah di negaranya maupun di negara lain.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
zoom-in Pemuda Asia dan Afrika Diharapkan Berkontribusi dalam Stabilitas Kawasan dan Pemerataan Pendidikan
ist
Ketua Panitia Kongres Pemuda Asia Afrika 2021 Respiratori Saddam Al-Jihad 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berbagai persoalan kontemporer akan dibicarakan dalam Kongres Pemuda Asia Afrika 2021 (Asian African Youth Government 2021).

Diketahui pertemuan pemuda Asia dan Afrika akan berlangsung pada 16-19 Desember 2021 di Bandung, Jawa Barat.

Ketua Panitia Kongres Pemuda Asia Afrika 2021 Respiratori Saddam Al-Jihad mengatakan pada era 4.0 dan memasuki society 5.0 negara-negara di dunia khususnya kawasan Asia dan Afrika dihadapkan pada kompleksitas permasalahan.

Baca juga: Darmawan Prasodjo Ungkap Karakter Jokowi yang Mempengaruhi Karakter Pembangunan di Indonesia

Permasalahan tersebut di antaranya krisis kemanusian, pendidikan yang tidak merata, kemiskinan dan kelaparan yang masih merajalela, dan konflik atau perang yang masih terjadi di beberapa titik.

"Apalagi ditambah dengan wabah Covid-19 yang luar biasa dampaknya. Itu penting dan mendesak untuk diselesaikan,” kata Saddam Al-Jihad dalam keterangan yang diterima, Jumat (5/11/2021).

Dalam gelaran Kongres Pemuda Asia Afrika ini diharapkan pemuda harus hadir dan menjadi pemecah masalah di negaranya maupun di negara lain.

Berita Rekomendasi

Menurut dia, saat ini apa yang terjadi di satu negara bisa berdampak terhadap negara lain atau dunia internasional.

Baca juga: Pimpinan KPK Soroti SPBE Instansi Pemerintah yang Tak Estetis Hingga Keamanan Lemah

Misalnya konflik Israel dan Palestina, perang saudara di Suriah dan Afganistan, serta konflik Rohingya di Myanmar dan Uighur di China.

“Sangat disayangkan, hari ini masih saja terjadi konflik di beberapa negara di kawasan Asia dan Afrika yang tentunya berujung pada krisis kemanusian," ujarnya.

"Bahkan hukum humanitarian internasional sering kali tidak diindahkan dan terlebih lagi terdapat sejumlah negara luar yang melakukan intervensi atas nama kemanusiaan tetapi malah memperkeruh keadaan untuk mencapai kepentingannya,” lanjut dia.

Untuk itu, menurut dia, Pemuda Asia Afrika harus bersatu dan memegang teguh semangat lahirnya Organisasi Asia Afrika 76 tahun silam dengan menjunjung tinggi kemanusian atau hak dasar manusia, kedaulatan, integritas, persamaan hak semua suku dan bangsa serta asas kebersamaan.

Baca juga: Tangkal Hoaks, Dinas Kominfo di Provinsi Diminta Berperan Aktif Lakukan Komunikasi Publik

"Kita, para pemuda, harus menjadi duta perdamaian dan itu harus menjadi gerakan yang massif agar tercipta perdamaian di Asia Afrika,” katanya.

Mahasiswa PhD Universitas Nankai, China ini juga mengkhawatirkan di tengah sejumlah negara maju,
masih banyak negara yang dirundung kemisikinan dan kelaparan.

Menurutnya, berdasarkan laporan State of Food Security and Nutrition in the World 2021 oleh FAO, angka kelaparan tertinggi ada di Asia dan Afrika.

Bahkan yang paling tinggi ternyata berada di Asia sekitar 418 juta orang kelaparan dan 10 negara termiskin ada di Afrika.

Hal tersebut diperparah dengan kasus Covid-19 sehingga permasalahannya menjadi semakin pelik.

“Perikemanusian kita diuji dengan kemiskinan dan kelaparan yang melanda negara-negara Asia Afrika," ucapnya.

Bukan hanya itu, kata dia, krisis pendidikan juga merundung sejumlah negara di Asia dan Afrika.

"Bayangkan ada sekitar 358 juta anak-anak dan remaja sepenuhnya dikecualikan dari pendidikan, 17 persen representasi dari semua anak usia sekolah di dunia. Mayoritas diantara mereka ada di Asia Selatan, Asia Tengah dan kawasan sub-Sahara Afrika. Krisis pendidikan meningkat dengan adanya Covid-19, bahkan di Indonesia juga mengalami,” katanya.

Menurutnya, selain persoalan-persoalan tersebut, masih ada sejumlah isu strategis yang memerlukan peran pemuda dan nanti akan dibahas dalam Kongres Asia Afrika 2021.

Ia menyebut program SDG’s (Sustainable Development Goals) yang terdiri 17 poin yang menjadi kesepakatan negara-negara di dunia, dan tidak sedikit negara di Asia dan Afrika menjadikan SDG’s sebagai landasan dalam pembangunan seperti dalam RPJM Indonesia 2020-2024.

Terakhir, ia menjelaskan akan ada komisi-komisi yang membahas terkait persoalan HAM, Kesetaraan Pendidikan, Kemanusiaan, Lingkungan, Kedaulatan Politik dan Kedaulatan Ekonomi antar negara-negara Asia Afrika, Mencermati persoalan Politik Kawasan, dan terpenting menegaskan untuk mengingatkan Negara-Negara tidak melakukan intervensi atas negara lainnya seperti halnya dalam Poin Dasasila Bandung saat Konferensi Asia Afrika 1955.

Sehingga, ke depannya Asian African Youth Government (AAYG) diharapkan akan menjadi organisasi yang bukan hanya bergerak secara volunteer tapi melakukan agenda strategis bersama organisasi global lainnya.

AAYG juga diharapkan dapat berkontribusi dalam stabilitas kawasan Asia Afrika secara khusus dan dunia pada umumnya baik stabilitas ekonomi, sosial, Politik, dan kebudayaan.

Selain itu, juga dapat berkontribusi dalam pemerataan pendidikan bagi pemuda di Asia dan Afrika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas