Tangis Penyesalan Munir Kartono, Penyandang Dana Kasus Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo Tahun 2016
Munir mengaku telah berupaya untuk melakukan ajakan kepada teman-temannya untuk memerangi tindakan terorisme.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Setelah lima tahun berlalu sejak insiden bom bunuh diri di Mapolresta Solo, mantan narapidana Munir Kartono dengan tulus akhirnya meminta maaf kepada masyarakat, pihak kepolisian khususnya kepada korban Ipda Bambang Adi Cahyanto dan keluarga.
Tak kuasa menahan tangisnya, mantan narapidana kasus bom bunuh diri di Mapolresta Solo 2016 itu memeluk erat Ipda Bambang Adi Cahyanto ketika mengikuti acara di Balai Kota Solo, Kamis (4/11/2021).
Sambil menangis Munir Kartono menyampaikan permohonan maaf atas keterlibatannya dalam insiden bom bunuh diri di Mapolresta Solo, 5 tahun lalu.
Munir Kartono adalah orang yang menjadi penyumbang dana saat aksi terorisme di Mapolresta Solo 2016 lalu.
Munir mengakui kesalahannya dan menangis sambil memeluk Ipda Bambang Adi Cahyanto.
Saat menyampaikan permintaan maaf itu Munir terlihat menangis tersedu-sedu.
Sesekali dia menyeka air matanya sambil mengucapkan permintaan maaf.
"Saya memohon dibukakan pintu maaf atas apa yang telah saya lakukan, saya menyadari apa yang saya lakukan salah," kata Munir, Kamis (4/11/2021).
Munir menyampaikan permintaan maaf ditujukan kepada masyarakat Kota Solo dan khususnya Ipda Bambang Adi Cahyanto.
Permintaan maaf disampaikannya langsung di hadapan korban bom, Ipda Bambang Adi Cahyanto.
Kemudian Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Juga perwakilan BNPT, Densus 88 Antiteror dan masyarakat lainnya.
"Dan sudi kiranya memaafkan saya," kata Munir.
Menjawab permohonan Munir, Ipda Bambang Adi Cahyanto kemudian langsung memeluk Munir dan mereka pun saling berpelukan.
Dalam kesempatan itu Munir mengatakan akan memperbaiki diri.
Ia mengaku telah berupaya untuk melakukan ajakan kepada teman-temannya untuk memerangi tindakan terorisme.
"Kembali ke masyarakat dan berbaur ke masyarakat. Menjadi warga yang baik saja," ucapnya.
Sementara itu, Ipda Bambang mengatakan memberikan maaf kepada Munir dengan ikhlas.
"Saya dengan ikhlas memaafkan, ikhlas dan ridho, setelah ini mari kita ciptakan Solo yang damai, yang kondusif, tidak hanya di Solo tapi di seluruh dunia," ujarnya.
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, berterimakasih kepada Munir yang sudah berinisiatif melakukan aksi permintaan maaf ini.
"Mari berkomitmen untuk menjaga kondusifitas kamtibmas di seluruh wilayah. Permintaan maaf ini tidak hanya kepada Bambang tetapi kepada seluruh masyarakat," urainya.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, aksi teror pada tahun 2016 berharap menjadi aksi teror yang terakhir di Kota Solo.
"Mudah-mudahan peristiwa bom di Mapolresta tahun 2016, menjadi yang terakhir," ujarnya.
Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo
Insiden bom bunuh diri terjadi di markas Polresta Surakarta, Jawa Tengah pada Selasa (5/7/2016) pagi.
Pelaku yang belakangan diketahui sebagai Nur Rohman warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Surakarta, Jateng tersebut mengendarai sepeda motor matik.
Pada pukul 07.30 WIB, satu pengendara sepeda motor yang diduga pelaku memasuki halaman Mapolresta Surakarta.
Sempat dihentikan oleh anggota Provos, namun pengendara tetap nekat menyerobot melewati penjagaan.
Hingga akhirnya seorang Provos mengejar pengendara motor tersebut.
Namun tepat di depan SPKT secara tidak diduga suara ledakan keras terdengar dari tubuh pengendara motor tersebut.
Ledakan tersebut turut melukai anggota Provos Bripka Bambang Adi Cahyanto yang mengejar.
Pelaku bom bunuh diri tewas, sementara anggota kepolisian Bripka Bambang Adi Cahyanto terluka dan mendapat perawatan di rumah sakit terdekat.
Baca juga: Jadi Tersangka Sebarkan Pesan Berantai Teror Bom, Perempuan Asal Kuningan Ini Mengaku Menyesal
Siapa Ipda Bambang Adi Cahyanto?
Bambang Adi Cahyanto adalah polisi yang menjadi korban saat terjadi serangan bom bunuh diri di Mapolresta Solo Selasa (5/7/2016) lalu.
Saat itu bambang yang sedang bertugas mengejar pelaku bom bunuh diri.
Saat pelaku meledakkan bom, Bambang terkena bom hingga terluka.
Tak lama setelah insiden bom bunuh diri itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan penghargaan kepada Bripka Bambang Adi Cahyanto, anggota Polresta Solo yang terluka saat berusaha menghalangi pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jumat (5/8/2016).
Tak hanya kenaikan pangkat luar biasa, Bripka Bambang Adi Cahyanto, Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian juga memberikan "tiket" pendidikan perwira kepada Bambang.
Reward mengikuti pendidikan perwira itu diberikan oleh Kapolri berkat keberanian dan dedikasi Aipda Bambang dalam kejadian bom bunuh diri di Mapolresta Solo beberapa waktu lalu.
"Selain kenaikan pangkat luar biasa, saya juga berikan tiket untuk mengikuti pendidikan perwira."
"Setukpa (sekolah pembentukan perwira) tahun depan," kata Kapolri, Jendral Polisi Tito Karnavian setelah menyelesaikan ibadah salat Jumat di masjid daerah Tambaklorok, Jumat (5/8/2016).
Tito mengatakan, penghargaan dan "tiket" pendidikan perwira itu merupakan hadiah dari Tuhan.
"Itu hadiah dari Tuhan," kata Tito.
Bripka Bambang Adi Cahyanto, anggota Provost Polresta Solo berurai air mata, saat menerima penghargaan dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Mapolda Jateng, Jumat (5/8/2016).
Saat penyerahan piagam penghargaan sekaligus penyematan kenaikan pangkat luar biasa, Bambang terlihat tegar meski perban masih menutupi mata kirinya.
Posisi tegap ditunjukkan Bambang saat Tito melepas tanda pangkat Bripka dan menggantinya menjadi tanda pangkat Aipda.
Setelah tanda pangkat diganti, Tito menyerahkan piagam penghargaan kepada Bambang yang sekarang sudah berpangkat Aipda.
Setelah prosesi penyematan tanda pangkat, Bambang kembali ke posisi awal, di pojok kanan gedung Borobudur Mapolda Jateng.
Sesaat setelah Kapolri meninggalkam gedung, rekan-rekan Bambang satu persatu menyalami.
Kronologis Penangkapan Munir Kartono
Rabu (17/8/2016) Densus 88 Mabes Polri menangkap seorang teroris bernama Munir Kartono.
Munir Kartono diamankan di Jalan Mercedes Benz dekat Mapolsek Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 09.17 WIB.
Munir diduga terlibat dalam serangkaian kegiatan seperti mengirim sejumlah uang atau dana untuk Ibrohim alias Dwi Atmoko yang diamankan di Lampung, Selasa (16/8/2016).
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menuturkan Munir ditangkap karena masih ada kaitan dengan tersangka bom bunuh diri di Polresta Surakarta, Nur Rohman.
"Munir ini berperan mengirim sejumlah uang untuk teroris Ibrohim atau Dwi Atmoko yang ditangkap di Lampung," kata Boy di Mabes Polri, tahun 2016 lalu.
Uang yang dikirimkan Munir digunakan untuk membelikan bahan material bom dan biaya transportasi pengiriman bom yang dibawa Ibrohim kepada Nur Rohman.
Selain itu, peran lainnya, Munir mengatur pertemuan Ibrohim dengan Nur Rohman di Solo, Jawa Tengah.
"Munir adalah anggota JAD, anak buah Aman Abdurrahman, napi teroris di Lapas Nusakambangan," kata Boy.
Biaya Bom Bunuh Diri Tak Sampai Rp 5 Juta
Tidak butuh dana banyak bagi kelompok teroris jaringan Nur Rohman untuk melakukan aksi terornya.
Seperti diketahui, selain beraksi di Polresta Surakarta selanjutnya kelompok mereka akan beraksi di Bali.
Baca juga: Densus Amankan Ratusan Kotak Amal Terkait Penangkapan Tiga Terduga Teroris di Lampung
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan dana untuk aksi teror di Solo dan Bali tidak sampai nominal Rp 5 juta.
"Dana terkait Solo dan Bali tidak banyak, hanya sekitar Rp 5 juta, kurang bahkan, hanya Rp 4.900.000. Ini pengiriman dana dari jaringan ini untuk aksi di dua lokasi," ujar Agus, Jumat (19/8/2016) di Mabes Polri.
Agus mengatakan Densus 88 Mabes Polri masih menelusuri apakah ada dana dari luar termasuk dari Suriah, atau hanya dari jaringan ini.
"Kan ada beberapa buku tabungan yang juga kami sita. Ini akan ditelusuri dananya dari kelompok ini sendiri atau dari jaringan lain," ungkapnya.
Pascateror bom bunuh diri di halaman Polresta Surakarta sehari sebelum Lebaran yang menewaskan Nur Rohman dan melukai seorang anggota Polri, Densus 88 terus melakukan pengusutan pada jaringan ini.
Selang beberapa lama, ditangkap lima teroris kelompok Batam yang juga masih ada hubungannya dengan Nur Rohman.
Lalu, pada Senin (15/8/2016) lalu, Densus 88 mengamankan seorang terduga teroris yang adalah warga Lampung.
Terduga teroris itu yakni Dwiatmoko alias Abu Ibrahim Al Atsary, warga Dusun I Garejo RT 02 RW 01 Desa Bumi Raharjo Kec Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah.
Dwiatmoko ditangkap di warnet miliknya, yakni Warnet Az-Zahra jalan Raya Punggur Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.
Keterlibatan Dwiatmoko yakni, terlibat bom bunuh diri Mapolresta Surakarta.
Dan merupakan close contact Bahrun Naim yang telah siap bom dan akan melakukan amaliyah.
(Tribunsolo.com, Fristin Intan Sulistyowati/Tribunnews, Wik)
Diolah dari artikel yang telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ketika Mantan Narapidana Kasus Bom Bunuh Diri Solo 2016 Menangis Memeluk Polisi, Mengaku Menyesal