Orang Tua Tak Perlu Khawatir, IDAI Sebut Efek Samping Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Ringan
IDAI sambut baik keputusan pemerintah telah memberikan izin vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun, orang tua tak perlu khawatir.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
Kecuali beberapa kasus yang berat, seperti misalkan anak yang sedang infeksi berat, sedang demam akut, pneumonia, dan sakit kanker dengan pengobatan Sitostatika dosis tinggi.
Baca juga: Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 Online Lewat HP: Akses PeduliLindungi dan Vaksin Loket, Ini Linknya
Termasuk penyakit-penyakit yang menurunkan imunitas yang seperti HIV berat atau Imunodefisiensi berat.
"Namun, pada anak-anak yang dengan masalah kronik, asalkan dia terkontrol baik seperti misalnya penyakit jantung."
"Ini bisa kemudian berkonsultasi dengan dokter anak yang biasa merawatnya untuk mendapatkan surat keterangan layak vaksinasi."
"Jadi pada prinsipnya nggak banyak ya sedikit lah yang nggak boleh vaksinasi nanti itu hanya tertentu saja jadi juga di sini mengharapkan orang tua jangan khawatir ya," tegas dr Piprim.
Langkah-langkah Jika Temui Efek Samping
Dokter Piprim menjelaskan, sesuai uji klinis kedua, efek samping ringan juga kadang dapat dirasakan anak.
Kendati demikian, efek samping tersebut biasanya hanya bersifat lokal saja, yakni demam dan nyeri di sekitar area suntikkan.
Baca juga: Vaksin Booster Dijadwalkan Dimulai Tahun 2022, Prioritas Utama untuk Para Lansia
"Pada uji klinis yang sudah dilakukan kedua itu efek samping yang terjadi biasanya memang lokal ya, seperti agak demam dikit, nyeri di daerah suntikan."
"(Jika dihitung) rata-rata yang demam sekitar 4-5 persen (dari total jumlah anak), jadi 90% itu nggak ada apa-apa itu," jelas dr Piprim.
Namun, jika anak menunjukkan gejala diam saja atau tidak selincah seperti aktivitas biasanya, perlu ditindaklanjuti.
"Jika anaknya masih terlihat ceria, masih lari sana, lari sini (aman). Anak-anak itu kan tahu bahasa tubuhnya, kalau dia oke-oke saja, masih lincah banget seperti itu, tidak usah khawatir."
"Kalau anak memiliki masalahnya serius, biasanya dia jadi pendiam. (Sehingga) memang perlu juga observasi dari orang tua," kata dr Piprim.
Untuk itu, demi menghindari hal-hal demikian, dr Piprim berpesan kepada para orang tua hendaknya mempersiapkan tubuh anak sebelum melakukan vaksinasi.