Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PROFIL Usmar Ismail, Sutradara Film Tiga Dara dan Bapak Film Indonesia yang Dapat Gelar Pahlawan

Berikut profil Usmar Ismail, salah satu penerima gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Jokowi yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in PROFIL Usmar Ismail, Sutradara Film Tiga Dara dan Bapak Film Indonesia yang Dapat Gelar Pahlawan
(Tangkap layar kemdikbud.go.id)
Usmar Ismail (Tangkap layar kemdikbud.go.id) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo memberikan Gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh Indonesia di momen Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini, Rabu (10/11/2021).

Salah satu dari empat tokoh yang mendapat Gelar Pahlawan Nasional tersebut di antaranya ada Usmar Ismail dari DKI Jakarta.

Usmar Ismail dikenal sebagai pelopor drama modern dan Bapak Perfilman Indonesia.

Salah satu karyanya yang terkenal yakni Film Tiga Dara.

Baca juga: Joko Anwar Sebut Karya Usmar Ismail Menjadi Acuan Sutradara Tanah Air

Poster dan Foto Cuplikan Film Tiga Dara karya Usmar Ismail
Poster dan Foto Cuplikan Film Tiga Dara karya Usmar Ismail

Bahkan Film Tiga Dara kini telah dibuat versi barunya oleh sineas Nia Dinata.

Nia Dinata pun membuat Film Ini Kisah Tiga Dara dengan sentuhan yang lebih modern dibanding film sebelumnya.

Lantas siapakah sebenarnya Usmar Ismail ini?

Berita Rekomendasi

Berikut profil Usmar Ismail yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.

Baca juga: Kata Joko Anwar Tentang Usmar Ismail Diangkat sebagai Pahlawan Nasional: Film Kini Lebih Dihargai

Profil Usmar Ismail

Dilansir laman resmi badanbahasa.kemdikbud.go.id, Usmar lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 20 Maret 1921.

Ayahnya adalah Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di Padang, dan ibunya, Siti Fatimah.

Ternyata Usmar juga memiliki seorang kakak yang juga menggeluti dunia sastra.

Kakaknya bernama Dr. Abu Hanifah yang lebih sering menggunakan nama pena, El Hakim.

Usmar mengawali pendidikannya di HIS (sekolah dasar) di Batusangkar, lalu melanjutkan ke MULO (SMP) di Simpang Haru, Padang, dan kemudian ke AMS (SMA) di Yogyakarta.

Setelah lulus dari AMS, ia melanjutkan lagi pendidikannya ke University of California di Los Angeles, Amerika Serikat.

Baca juga: Bamsoet Dukung Usmar Ismail Diangkat Sebagai Pahlawan Nasional

Bakat Sasta Usmar Ismail Sudah Terlihat Sejak SMP

Bakat Usmar di bidang sastra sudah terlihat sejak ia masih duduk di bangku SMP.

Saat itu, ia bersama teman-temannya, antara lain Rosihan Anwar, ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang.

Usmar ingin menyajikan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan.

Sayangnya pertunjukkan yang sudah direncanakan Usmar harus gagal, karena ia baru sampai saat matahari tenggelam.

Baca juga: Usmar Ismail Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Rudi Soedjarwo: Harusnya Sudah Sejak Lama

Meski demikian acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara.

Setelah duduk di bangku SMA, di Yogyakarta, Usmar semakin banyak terlibat dengan dunia sastra.

Ia memperdalam pengetahuan dramanya dan aktif dalam kegiatan drama di sekolahnya.

Tak hanya itu, Usmar juga mulai mengirimkan karangan-karangannya ke berbagai majalah.

Baca juga: Hari Pahlawan, Presiden Joko Widodo Berikan Anugerah Gelar Pahlawan Nasional untuk Empat Tokoh

Perjalanan Karir Usmar Ismail hingga Pernah Dijebloskan ke Penjara oleh Belanda

Bakat Usmar semakin berkembang saat ia bekerja di Keimin Bunka Sidosho (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang).

Bersama dengan Armijn Pane dan budayawan lainnya, Usmar pun bekerja sama untuk mementaskan drama.

Kemudian pada Pada tahun 1943, Usmar Ismail bersama abangnya, El Hakim, dan bersama Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, serta HB Jassin mendirikan kelompok sandiwara yang diberi nama Maya.

Maya adalah sebuah sandiwara yang dipentaskan berdasarkan teknik teater barat.

Baca juga: Presiden Jokowi Pimpin Upacara Ziarah Nasional Hari Pahlawan

Kehadiran Maya ini pun dianggap sebagai tonggak lahirnya teater modern di Indonesia.

Sandiwara yang dipentaskan Maya, antara lain, “Taufan di Atas Asia (El Hakim)”, “Mutiara dari Nusa Laut (Usmar Ismail)”, “Mekar Melati (Usmar Ismail)”, dan “Liburan Seniman (Usmar Ismail).”

Usmar pernah dijebloskan ke penjara oleh Belanda saat ia bekerja sebagai wartawan politik di kantor berita Antara.

Saat itu Usmar dituduh terlibat kegiatan subversi karena meliput perundingan Belanda RI di Jakarta, pada tahun 1948.

Baca juga: Tiba di TMP Kalibata, Presiden Jokowi Langsung Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan

Serius di Bidang Perfilman

Setelah terjun ke dunia teater, Usman mulai menaruh minatnya yang lebih serius pada perfilman.

Sewaktu masih di Yogya pun, Usmar hampir setiap minggu bersama teman-temannya berkumpul di suatu gedung di depan Stasiun Tugu untuk berdiskusi mengenai seluk-beluk film.

Teman berdiskusinya itu, antara lain, Anjar asmara, Armijn Pane, Sutarto, dan Kotot Sukardi.

Anjar Asmara itulah orang pertama yang menawarinya menjadi asisten sutradara dalam film “Gadis Desa.”

Setelah itu, berlanjut pada penggarapan film berikutnya, seperti “Harta Karun,” dan “Citra.”

Baca juga: Sejarah Peringatan Hari Pahlawan, Dilengkapi Pesan dari Para Pahlawan, dan Kumpulan Link Twibbon

Hingga akhirnya Usman berhasil membuat film karyanya sendiri, di antaranya:

- Darah dan Doa (1950)

- Enam jam di Yogya (1951)

- Dosa Tak Berampun” (1951)

- Krisis (1953)

- Kafedo (1953)

Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan yang Diperingati Setiap Tanggal 10 November

- Lewat Jam malam (1954)

- Tiga Dara (1955)

- Pejuang (1960)

Atas jasa Usman di bidang perfilman, namanya pun diabadikan di sebuah gedung perfilman, yaitu Pusat Perfilman Usmar Ismail yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta.

Usmar Ismail meninggal pada tanggal 2 Januari 1971 karena sakit (stroke), dalam usia hampir genap lima puluh tahun.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas