Tanggulangi Terorisme, BNPT dan Inggris Kerja Sama Melalui Joint Working Group
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berkomitmen melakukan kerja sama dengan seluruh pihak baik domestik maupun Internasional dalam upaya pe
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berkomitmen melakukan kerja sama dengan seluruh pihak baik domestik maupun Internasional dalam upaya penanggulangan terorisme.
Kerja sama penanggulangan terorisme yang melibatkan pihak internasional salah satunya dengan negara Inggris melalui Joint Working Group (JWG) bersamaan dengan pertemuan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dan Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss di Jakarta.
Komjen Boy dan Menlu Inggris juga membuka kegiatan JWG secara resmi. Boy optimistis JWG akan memperkuat kerja sama bilateral Indonesia dan Inggris.
Dia pun menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan.
"Tidak satu negara pun dapat memberantas terorisme sendirian, kerja sama internasional harus dilakukan," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Jumat (12/11/2021).
Sebagai informasi, Indonesia dan Inggris sebelumnya telah menandatangani Memorandum of Understanding pada April 2021 lalu.
Baca juga: Jurnalis AS yang Ditahan di Myanmar Didakwa Pasal Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup
Kedua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam bidang pertukaran informasi, penegakan hukum, dan kesiapsiagaan nasional dalam penanggulangan terorisme.
Menlu Inggris Elizabeth Truss dalam pidatonya mengatakan dukungan Inggris soal kerja sama penanggulangan terorisme antara Indonesia dan Inggris.
"Indonesia dan Inggris harus bahu membahu memberantas terorisme, kita bersama harus memastikan negara kita tidak menjadi surga bagi teroris, melawan ekstremisme, melindungi yang rentan," kata Menlu Inggris.
Deputi Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrinayudhanto mengatakan bahwa JWG diketahui membahas 3 agenda utama.
Pertama, Indonesia dan Inggris membahas perkembangan ancaman terorisme di tingkat nasional, regional, dan global serta prioritas nasional masing-masing negara dalam upaya penanggulangan terorisme.
Kedua, delegasi fokus pada pembahasan mengenai inisiasi yang telah dilakukan kedua belah pihak di tingkat regional dan multilateral. Selanjutnya juga dibahas mengenai peluang kerja sama teknis antar kedua negara.
"Tadi sepakat ada 11 sampai 12 key takeaway, dan salah satu yang diharapkan oleh UK adalah kita meningkatkan dalam rangka protect dan prepare, BNPT kan ada kesiapsiagaan, tapi juga sisi lain ada perlindungan, itu harapannya kita sapat mengadakan one-on-one meeting, khususnya dalam rangka melihat blue print BNPT tentang kesiapsiagaan, terutama dalam resiko mitigasi dan management," ujar Andhika Chrinayudhanto.
Selain BNPT, hadir pula dalam JWG ini perwakilan dari LPSK, Kemhan, BAIS, Densus 88, Kemenkopolhukam, dan Kemlu. Sedangkan dari pihak Inggris hadir perwakilan dari Kedutaan Besar Inggris, British High Commission, dan British Home Office.