Bibit Siklon Tropis 90s Terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa Barat, Ini Wilayah yang Terdampak
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 90S.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 90S.
Bibit Siklon Tropis 90S diinformasikan terpantau berada di Samudera Hindia selatan Jawa Barat, tepatnya di 11,0 derajat Lintang Selatan dan 105,6 derajat Bujur Timur.
Bibit Siklon Tropis 90S tersebut bertekanan minimum 1000 mb dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot pada Minggu (21/11/2021) kemarin.
BMKG juga mengingatkan masih adanya peningkatan intensitas dengan pergerakan bibit siklon ke arah tenggara - selatan.
Baca juga: Bibit Siklon Tropis 90S Terpantau di Selatan Jawa Barat, BMKG Ingatkan Dampak Cuaca di Indonesia
Dikutip dari akun Instagram @infobmkg, terjadinya Bibit Sikon 90S menyebabkan terjadinya dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia, yaitu terjadiya hujan sedang hingga lebat.
Adapun beberapa wilayah yang terdampak, di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Selain itu juga terjadi gelombang laut tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Pulau Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, serta Perairan selatan Banten - Jawa Timur.
Kemudian, terjadi gelombang laut tinggi hingga 4 meter di Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa Tengah.
"Potensi untuk menjadi Siklon Tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori RENDAH - SEDANG," ungkap BMKG dalam unggahan Instagram, Minggu (21/11/2021).
Peringatan La Nina
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah menginformasikan peringatan dini datangnya La Nina menjelang akhir tahun ini.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan ancaman La Nina yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.
Dwikorita meminta Pemerintah Daerah serius menanggapi peringatan dini La Nina yang dikeluarkan BMKG guna meminimalisir dampak dan kerugian yang lebih besar.
Pemerintah Daerah harus menyiapkan rencana aksi hadapi La Nina dan tidak menyepelekan peringatan dini La Nina ini.
Sebelumnya, BMKG telah menyampaikan Peringatan Dini untuk waspada datangnya La Nina menjelang akhir tahun ini.
Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.
Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang menjadi La Nina yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah - sedang, setidaknya hingga Februari 2022.
Peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG bukan bermaksud untuk menakut-nakuti.
"Peringatan dini yang dikeluarkan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan jeda waktu yang bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mengingat fenomena cuaca dan iklim bisa diprakirakan," ujar Dwikorita, dikutip dari bmkg.go.id.
Perlu diketahui, kemunculan La Nina tahun ini lebih lambat dan tidak sama persis dengan kejadian tahun 2021 lalu.
Namun, anomali curah hujan yang tercatat dapat menjadi referensi dalam melakukan upaya-upaya untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Siklon Tropis