Pernyataan Gus Ipul Soal Suasana PBNU Tak Kondusif Jelang Muktamar NU Dinilai Provokatif
ernyataan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul yang menyebut kondisi PBNU tidak kondusif jelang Muktamar ke-34 NU dinilai provokatif
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul yang menyebut kondisi PBNU tidak kondusif jelang Muktamar ke-34 NU disesalkan seorang Ketua PBNU lainnya, Habib Muhammad Salim Al Jufri.
Alasannya, di tengah keinginan bersama agar Muktamar NU berjalan sejuk, pernyataan Gus Ipul menurutnya justru bernuansa provokatif.
“Kalau menggunakan asosiasi umum, makna tidak kondusif bisa berarti PBNU sedang kacau balau, situasi kantor sedang tidak mendukung untuk terjadinya aktivitas. Ini provokatif sekali,” ujar Habib Salim dalam keterangan persnya, Senin (22/11/2021).
Sebagai sesama pengurus PBNU, Habib Salim berharap semua pihak khususnya warga NU tetap tenang dan tidak mudah terseret dengan provokasi-provokasi yang tidak semestinya dan tidak pada tempatnya.
“Kita semua keluarga besar NU harus tetap memberikan dukungan untuk menciptakan suasana yang teduh. Jangan mudah terjebak pada propaganda negatif macam begini,” katanya.
Ia menjelaskan, situasi kantor PBNU adem ayem seperti biasa. Berbagai kegiatan Lembaga-Banom juga berjalan tanpa ada kendala.
Baca juga: PKB soal Muktamar NU Ditunda Akibat PPKM: Kami Ikut Keputusan Terbaik
Kepanitiaan Muktamar ke-34 NU juga tengah sibuk-sibuknya menyiapkan berbagai hal yang harus dipersiapkan.
“Saya memang tidak terlalu sering ke kantor PBNU, tetapi insyaallah masih aktif mengikuti perkembangan di PBNU," katanya.
Dia mengatakan Gus Ipul sebagai Ketua PBNU juga hanya aktif pada saat ada momentum politik, muktamar atau pemilu.
"Beliau di grup WA saja tidak pernah nongol. Mana tahu kondisi PBNU dan perkembangan tentang SK-SK PWNU dan PCNU,” ujarnya.
Baca juga: 27 PWNU Dukung Keinginan Rais Aam Percepat Pelaksanaan Muktamar NU
Menyusul kebijakan PPKM Level 3 yang mengharuskan penundaan muktamar, Habib Salim berharap tidak memunculkan kegaduhan di tubuh NU.
“Mari kita serahkan PBNU untuk memutuskan kapan pelaksanaan muktamar, sesuai amanat Munas dan Konbes kemarin. Itu domain PBNU. Jangan bikin gaduh,” kata Salim.
Sebelumnya, sebanyak 27 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia mendukung keinginan Rois Aam PBNU KH Miftachul Ahyar yang menginginkan pelaksanaan Muktamar NU dipercepat menjadi 17-19 Desember 2021.