Seret Pemaki Ibunya ke Jalur Hukum, Arteria Dahlan Mengaku Tak Bawa Embel-embel DPR
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI-P, Arteria Dahlan, membawa insiden yang dialaminya di bandara ke jalur hukum.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI-P, Arteria Dahlan, membawa insiden yang dialaminya di bandara ke jalur hukum.
Sebelumnya, seorang perempuan yang mengaku sebagai anak Jenderal Bintang Tiga memaki ibu Arteria Dahlan.
Peristiwa yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta itu sempat viral di media sosial.
Arteria Dahlan mengaku tidak pernah membawa embel-embel DPR dalam pertikaian tersebut.
Selain itu, dirinya berujar bahwa sangat menghormati institusi TNI.
"Saya menempatkan diri sebagai rakyat-lah, saya tidak pernah membawa embel-embel DPR dalam pertikaian ini sekalipun," ujarnya dalam program Kompas Petang, Senin (22/11/2021), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Saya juga sangat menghormati institusi TNI, Pak Panglima TNI khususnya," sambungnya.
Baca juga: Arteria Heran Wanita yang Terlibat Cekcok dengannya di Bandara Bisa Memerintah Protokoler TNI
Baca juga: Pemaki Ibu Arteria Dahlan yang Mengaku Keluarga TNI Juga Lapor Polisi hingga Telepon Ketua DPRD DKI
Selanjutnya, menurut Arteria, mengaku sebagai anak Jenderal Bintang Tiga adalah bentuk pengancaman.
Tak hanya itu, dia menyebut, perempuan yang memaki ibunya itu juga mengaku mengenal sejumlah ketua umum partai politik.
"Ngaku-ngaku bintang tiga kan pengancaman, ngaku kenal ketum-ketum, sebut saja ketum siapa," kata dia.
Baca juga: KRONOLOGI Ibu Arteria Dahlan Dimaki Wanita yang Mengaku Anak Jenderal, Kini Berujung Saling Lapor
Baca juga: Ibunya Dimaki Wanita yang Mengaku Anak Jenderal, Arteria Dahlan: Ini Betul-betul Tragedi Kemanusiaan
Arteria Dahlan menegaskan, proses terkait insiden itu harus berjalan di jalur hukum.
Tak hanya karena memaki ibunya, Arteria juga menyinggung soal hak dalam menggunakan protokol TNI.
"Intinya, perbuatan tidak menyenangkannya pasti, tindak pidana pengancaman juga pasti."
"Kalaupun benar anak bintang 3, apa iya bisa menggunakan protokol TNI," ucapnya.
"Kami sudah serahkan kepada Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI," lanjut Arteria.
Kata PDIP
Sementara itu, Sekretaris Fraksi PDIP di DPR RI, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengatakan, Arteria Dahlan telah melaporkan insiden yang dialami itu.
"Mas Arteria sudah melapor kepada kami di lantai 7, bercerita soal ini kan menurut saya soal sikap, perilaku habbit, kan begitu, ya tentu kita akan luruskan."
"Sesama anak bangsa kenapa mesti berkepanjangan," kata Bambang, Selasa (23/11/2021), seperti diberitakan Tribunnews.com.
Baca juga: Arteria Dahlan Tak Tahu Sahroni Posting Video Keluarganya Dimaki Perempuan Mengaku Anak Jenderal
Baca juga: Fakta Adu Mulut Ibu Arteria Dahlan dengan Wanita yang Ngaku Anak Jenderal, Berawal Ambil Bagasi
Menurutnya, kejadian yang dialami Arteria bisa diselesaikan secara baik melalui mediasi tanpa harus melibatkan proses hukum.
"Itu nanti bagian yang kita selesaikan dengan baik, gitu loh."
"Kita sesama anak bangsa enggak ada gunanya berkelahi, ya, sesama anak bangsa ya kita buat yang seharmoni mungkin, apa lagi bukan hal-hal yang prinsipil, itu kan cuma soal style."
"Kalau style orang gimana, style orang kan gitu, ya harusnya kalau style-nya kurang benar ya dibenerin gitu aja kalau mengganggu umum," jelasnya.
Baca juga: Cekcok di Bandara, Arteria Dahlan Mengaku Sempat Ditelepon Ketua DPRD DKI dan Diminta Berdamai
Baca juga: Respons Kapuspen TNI Sikapi Insiden Ibunda Arteria Dahlan Dimaki Wanita Mengaku Anak Jenderal
Diketahui, peristiwa tersebut viral setelah Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, memposting hal tersebut di Instagram.
Arteria Dahlan sebelumnya mengaku tak ingin konfliknya viral, terlebih melihat TNI baru saja melantik Panglima TNI yang baru dan TNI AD memiliki KSAD yang baru.
"Saya sangat menghormati Pak Panglima, adiknya itu mantan Kapolres, sudah kayak adik saya itu Pak Birawa. Kami menghormati juga Pak Jenderal Dudung," ungkapnya.
Namun, Arteria merasa perempuan yang memaki ibunya tersebut menunjukkan arogansi secara berlebihan.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Reza Deni)