Epidemiologi Sebut Omicron Masih Terdeteksi dengan Tes PCR dan Antigen
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman sebut Omicron masih sangat terdeteksi oleh PCR dan antigen.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kemunculan varian baru B.1.1.529 atau Omicron asal Afrika cukup meresahkan.
Pasalnya, WHO telah menetapkan Omicron sebagai varian of concern (VOC).
Berarti, mutasi ini berhubungan dengan tiga hal yang mengkhawatirkan.
Pertama, penyebaran yang cepat dan sudah sudah terjadi di Afrika.
Lalu kedua adanya kemungkinan infeksi berulang. Dan ketiga, serangan pada sistem imun.
Baca juga: Varian B.1.1.529 atau Omicron Sudah Menyebar Lintas Benua, Berikut Negara Sebarannya
Baca juga: Muncul Varian Omicron, Pengusaha Minta Pemerintah Percepat Vaksinasi
Namun menurut Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, sejauh ini masyarakat tidak perlu khawatir.
Dicky menyebutkan jika vaksin Covid-19 masih memiliki efikasi pada mutasi ini.
Orang yang telah divaksin dapat menghindari risiko keparahan dan dirawat di rumah sakit saat tertular.
Selain itu, vaksin Covid-19 juga berpotensi dapat menurunkan angka kematian.
Namun, Dicky kembali menekankan kalau vaksin Covid-19 tetap tidak bisa menghindari seseorang terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Varian Omicron Asal Afrika Selatan Dianggap Cukup Mengkhawatirkan, Berikut Tanggapan Pemerintah
Di sisi lain, sejauh ini Dicky pun menyebutkan masih ada berita baik terkait varian baru tersebut.
Omicron masih sangat terdeteksi oleh PCR dan antigen.
Namun Dicky menyarankan untuk jalan pintu masuk harus tetap menerapkan standar yang tertinggi yaitu tes PCR.
"Dalam negeri sendiri, rapid tes antigen bisa diterapkan baik dalam perjalanan pesawat maupun kapal laut, kereta, dan bus jarak jauh. Cukup antigen karena itu masih cukup efektif," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (27/11/2021).