Epidemiolog UI: PTM Terbatas dan Pembukaan Mall Buka Peluang Gelombang Ketiga Covid-19
Epidemiolog UI Tri Yunis Miko Wahyono mewanti-wanti pemerintah mengenai potensi gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog UI Tri Yunis Miko Wahyono mewanti-wanti pemerintah mengenai potensi gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air.
Penyebab adanya gelombang ketiga, kata Tri, adalah dengan adanya pelaporan kasus Covid-19 yang bias atau bias reporting.
"Saya katakan bias reporting akan menyebabkan ledakan. Ledakannya timbul wabah lagi," ujar Tri dalam webinar Forum Diskusi Salemba 67, Senin (29/11/2021).
Pembebasan kegiatan sosial melalui PPKM berlevel-berlevel juga dapat mengakibatkan ledakan kasus Covid-19.
Menurutnya, kebijakan pembebasan sosial kurang berhati-hati. Selain itu kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tanpa survei yang baik juga akan menimbulkan gelombang ketiga.
"Misalnya PTM itu. Hati-hatinya sudah memperhatikan SOP. Untuk yang negatif, tapi kurang hati-hati ya harusnya punya data awal berapa orang siswa yang sudah terinfeksi," ucap Tri.
Baca juga: Kominfo: Potensi Gelombang Ketiga Covid-19 Bukan Hoaks
"Harusnya kalau hati-hati orang yang terinfeksi yang boleh (ikut PTM), yang belum jangan. Karena kalau yang sudah infeksi itu akan kalau terinfeksi lagi akan ringan begitu atau akan tidak berat. Itu teorinya," tambah Tri.
Pembukaan mall dengan mewajibkan pengunjung menggunakan aplikasi PeduliLindungi, menurut Tri, sudah sangat baik.
Namun dirinya mengungkapkan masih ada pintu masuk mall yang tidak dilengkapi aplikasi PeduliLindungi.
"Kurang hati-hatinya, ya tadi semua yang masuk ternyata sekarang banyak pintu mall-nya yang kurang dilengkapi dengan Pedulilindungi begitu," kata Tri.
Menurut Tri, hal ini menyebabkan kebocoran 6000 kasus Covid-19 yang bercampur dengan pengunjung mall lain.
Cakupan vaksinasi yang minim juga akan menyebabkan ledakan kasus Covid-19 di Indonesia.