Soal Bentrok Anggota Kopassus-Brimob di Papua, Kompolnas: Sangat Memalukan
Komisioner Kompolnas tanggapi kasus bentrok yang melibatkan anggota Kopassus dengan Brimob di Papua: Sangat Memalukan.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Garudea Prabawati
"Pimpinan dari panglima TNI dan Polri sudah menunjukan soliditas yang baik. Itu yang harus dicontoh dan diteladani oleh mereka," ucap dia.
Baca juga: Polri Waspadai Gangguan Kamtibmas Jelang HUT OPM Papua
Diketahui masalah tersebut kini sudah diselesaikan dengan damai.
Walaupun begitu, Poengky meminta Panglima TNI dan Kapolri tetap menindak tegas anggotanya.
Serta, perlu dipastikan rasa solidaritas antara TNI dan Polri perlu dipegang sampai ke jajaran bawahnya.
"Harus ada sikap yang tegas dari pimpinan apa yang dilakukan pimpinan baik TNI dan Polri sudah bagus, menindaklanjuti dan menyelesaikan kasus tersebut."
"Meskipun sudah damai, perlu diproses di institusi masing-maisng supaya ada efek jera."
"Apa yang sudah dilakukan pimpinan Panglima TNI dan Kapolri jangan sampai di bawah tidak menturuti," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan kejadian bentrok tersebut berlangsung di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepat di depan Mess Hall, Timika, Papua pada Sabtu (27/11/2021).
Menurutnya, bentrokan itu disebabkan adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang berujung adanya cekcok. Masalahnya berkaitan dengan transaksi jual-beli rokok.
"Kesalahpahaman tersebut berawal dari enam personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di Pos RCTU Ridge Camp Mile 72 yang sedang berjualan rokok," kata Kamal saat dikonfirmasi, Senin (29/11/2021), melansir Tribunnews.com.
Saat berjualan, kata Kamal, datanglah 20 orang pembeli yang ternyata merupakan personel dari Nanggala Kopassus.
Baca juga: Respon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Terkait Bentrokan Kopassus dan Brimob di Papua
Mereka protes dengan harga rokok yang dijual oleh personel Satgas Amole.
Hal inilah yang mendasari personel Nanggala Kopassus melakukan pengeroyokan dengan menggunakan benda tumpul dan tajam terhadap personel Satgas Amole.
"Selanjutnya tiba Personel Nanggala Kopassus sebanyak 20 orang membeli rokok dan komplain mengenai harga rokok yang dijual personel Amole Kompi 3 penugasan."