Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

FAKTA-FAKTA Risma Disebut Paksa Tunarungu Bicara: Dikritik Cucu Luhut hingga PDIP Buka Suara

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini jadi buah bibir masyarakat seusai dirinya disebut memaksa seorang penyandang disabilitas tunarungu berbicara.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in FAKTA-FAKTA Risma Disebut Paksa Tunarungu Bicara: Dikritik Cucu Luhut hingga PDIP Buka Suara
Instagram @fsmnjtk/YouTube KompasTV
Cucu Luhut Binsar Pandjaitan, Faye Simanjuntak, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini jadi buah bibir masyarakat seusai dirinya disebut memaksa seorang penyandang disabilitas tunarungu berbicara.

Awalnya Risma menghadiri acara Hari Disabilitas InternasIonal yang digelar Kementerian Sosial (Kemensos), pada Rabu (3/12/2021).

Lantas berikut Fakta-faktanya:

1. Kata Risma: Bentuk memaksimalkan ciptaan Tuhan

Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini. (Tangkap layar kanal YouTube KompasTV)

Saat itu, di panggung acara, Risma bersandingan dengan penyandang disabilitas, dan melakukan komunikasi.

Penyandang tunarungu tersebut bernama Aldi.

"Aldi ini Ibu, kamu sekarang harus bicara, kamu bisa bicara, ibu paksa kamu untuk bicara ibu nanam eh melukis pohon ini. Pohon kehidupan ibu lukis hanya sedikit, tadi dilanjutkan oleh temanmu Anfield. Nah Aldi yang ingin ibu sampaikan kamu punya apa yang di dalam, apa namanya pikiranmu, kamu harus sampaikan ke ibu apa pikiran kamu. Sekarang ibu minta bicara enggak pakai alat, kamu bisa bicara," kata Risma kepada Aldi.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut pun menyedot perhatian banyak pihak, termasuk Stefan seorang Insan Tuli dari Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).

Stefan naik ke panggung dan langsung mengkritik Risma.

Pihaknya mengatakan anak Tuli yang menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD) tidak dapat dipaksa harus berbicara.

Sebab itu mereka harus menggunakan bahasa isyarat sebagai akses berkomunikasi.

Stefan pun mengatakan terkait Konvensi mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas, di mana seorang penyandang tunarungu menggunakan alat bantu dengar, namun bukan untuk dipaksa berbicara.

"Tadi saya sangat kaget ketika ibu memberikan pernyataan, mohon maaf bu apakah saya salah?" kritik Stefan melalui juru bahasa isyarat di atas panggung.

Stefan menekankan bahwa bahasa isyarat penting bagi penyandang disabilitas tunarungu, hal itu bagaikan harta berharga.

Menanggapi kritikan Stefan, Risma menyebut dengan menggunakan alat bantu dengar, anak difabel Tuli dapat berbicara sebagai bentuk memaksimalkan ciptaan Tuhan.

"Jadi Stefan, ibu tidak mengurangi bahasa isyarat, tapi Stefan kamu tahu, Tuhan itu memberikan mulut, memberikan telinga, memberikan mata kepada kita. Yang ingin ibu ajarkan, kepada kita terutama kepada anak-anak yang menggunakan alat bantu dengar, semestinya dia tidak bisu," kata Risma.

2. Risma ungkap soal kasus rudapaksa

Risma menjelaskan, apa yang dirinya lakukan bukanlah untuk memaksa seorang penyandang tunarungu berbicara.

Dirinya pun tidak berniat akan hal tersebut, diberitakan Tribunnews sebelumnya.

Risma ingin mencoba untuk mengoptimalkan kemampuan anak penyandang tunarungu tersebut, jika memang dia bisa bicara.

Baca juga: Dikritik karena Minta Tunarungu Bicara, Risma Mengaku Tak Ada Niat untuk Memaksa

"Jadi saya sampaikan saya ingin mengoptimalkan kemampuan dia kalau memang dia bisa bicara, itu pilihan setelahnya dia mau bicara atau tidak."

Termasuk, lanjut Risma, apabila terjadi sesuatu dan bicara dilakukan untuk melakukan pertahanan.

Risma pun menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, tatkala dirinya bertemu dengan seorang penyandang disabilitas, korban rudapaksa.

Korban pun tidak bisa menjelaskan apa yang telah ia alami.

Bahkan pelaku rudapaksa tersebut bisa menghirup udara bebas.

"Saya pengen tahu kenapa, mohon maaf ya ini cerita yang terus terang sampai saat ini masih ada di pikiran saya, saat saya jadi Walikota."

"Ada seorang tunarungu diperkosa, itu dia tidak bisa teriak. Dan itu setelah saya ceritakan di sini, itu betul. Bahkan kemudian si pemerkosa itu bebas karena dia tidak bisa menjelaskan," terang Risma.

3. Dikritik cucu Luhut

Cucu Luhut Binsar Pandjaitan, Faye Simanjuntak, dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Cucu Luhut Binsar Pandjaitan, Faye Simanjuntak, dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini. (Twitter @fayesimanjuntak/KOMPAS.com Achmad Faisal)

Risma pun menerima kritikan dari banyak pihak, termasuk cucu Luhut Binsar Pandjaitan, Faye Simanjuntak.

Faye mengkritik Mensos Risma melalui story akun instagramnya, Kamis (2/12/2021), dirinya mengaku kecewa.

Baca juga: Risma Dikritik karena Minta Tunarungu Bicara, Sekjen PDIP Ungkap Jejak Risma Perjuangkan Disabilitas

Menurut Faye, Risma selaku Mensos seharusnya berkontribusi melindungi para difabel, terutama anak-anak.

"Masa Mensos yang seharusnya berkontribusi untuk melindungi teman-teman difabel - terutama anak-anak - bisa begini. Gue kecewa banget.

Dengan kata-katanya, Bu Risma bertingkah seakan-akan bahasa isyarat itu sekedar permainan saja, bukan bagian krusial dalam budaya teman-teman tuli (dan, seharusnya kita semua).

Bagaimana kita mau berkembang kalo menghormati dan memahami situasi orang lain aja ga bisa?" protes Faye, dilansir Tribunnews.

4. PDIP buka suara

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat membuka acara Pendidikan Kader Nasional (PKN) DPP PDI Perjuangan di Gedung Sekolah Partai, Kawasan Lentengagung, Jakarta Selatan, Senin (15/11/2021).
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat membuka acara Pendidikan Kader Nasional (PKN) DPP PDI Perjuangan di Gedung Sekolah Partai, Kawasan Lentengagung, Jakarta Selatan, Senin (15/11/2021). (Ist)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pun buka suara, di mana menyebut hal tersebut hanya merupakan kesalahpahaman.

“Menurut saya itu karena miskomunikasi,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Jumat (3/12/2021).

Hasto menekankan, Mensos Tri Rismaharini memiliki komitmen untuk memperjuangkan kaum disabilitas.

Hal ini, sambung Hasto, terbukti dari rekam jejak Tri Rismaharini dalam berupaya mengangkat kaum  disabilitas.

Baca juga: Hasto Kristiyanto: Rekam Jejak PDIP dan Bu Risma Lengkap Mengangkat Kaum Disabilitas 

“Beliau mengangkat mereka setara diperlakukan bukan untuk dikasihani tetapi untuk dimotivasi,” tukas Hasto.

Menurut Hasto, Tri Rismaharini juga mempunyai rekam jejak mampu mengangkat disabilitas menjadi Warga Negara Indonesia yang berprestasi.

Bahkan, disebutkan Hasto, Tri Rismaharini merupakan kader yang mendorong agar PDIP terus memperjuangkan kaum disabilitas.

"Bahkan di PDIP terus mendorong kebijakan untuk kaum disabilitas, karena dorongan Bu Risma kita jadi mendukung kaum disabilitas,” paparnya.

Sebagian artikel telah tayang di Kompas TV berjudul Risma Paksa Tunarungu Bicara, PDIP: Beliau Mengangkat Mereka Bukan untuk Dikasihani tapi Dimotivasi

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Faryyanida Putwiliani) (Kompas TV/Vidi Batlolone)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
asd
Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 0:00
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 0:00
Â
1x
    • Chapters
    • descriptions off, selected
    • subtitles off, selected
      © 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
      Atas