Klarifikasi Mensos Risma Usai Minta Penyandang Disabilitas Bicara, Singgung Soal Pengalamannya
Menteri Sosial Tri Rismaharini buka suara soal dirinya dituding memaksa penyandang disabilitas tunarungu untuk berbicara.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
Tuai Kritik
Karena aksinya itu, Risma lantas menuai kritikan dari aktivis penyandang disabilitas tunarungu bernama Stefan.
Stefan menyebut, bahasa isyarat sangat penting bagi penyandang tunarungu.
Baca juga: 7.161 Kartu Bansos Belum Terdistribusi, Risma Minta Pemkab Nganjuk Selesaikan Senin Besok
Baca juga: Mensos Risma Akan Bangun Sistem Command Center untuk Percepat Penanganan Masalah Sosial
"Ibu, saya harap sudah mengetahui tentang CRPD bahwasannya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/12/2021).
Pada kesempatan yang berbeda, pemerhati penyandang disabilitas Slamet Thohari turut menyayangkan apa yang dilakukan Risma itu.
Slamet menjelaskan, bahasa isyarat adalah hak bagi penyandang disabilitas khususnya tunarungu, bahkan sudah di atur dalam Undang-undang.
Menurut Slamet, Risma harusnya mendukung penggunanaan bahasa isyarat bagi penyandang tunarungu.
"Seharusnya Ibu menteri menyosialisasikan bahasa isyarat, bukannya memaksa tuli melakukan bicara," kata Slamet
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fahdi Fahlevi)(Kompas.com/Rahel Narda Chaterine)