Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Sikap Risma Minta Anak Tunarungu Bicara, Ini Tanggapan Stafsus Jokowi

Ini tanggapan Staf khusus Jokowi Angkie Yudistia soal sikap Mensos Risma minta anak penyandang tunarungu bicara.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Soal Sikap Risma Minta Anak Tunarungu Bicara, Ini Tanggapan Stafsus Jokowi
TRIBUN/SENO TRI SULISTIYONO
Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia memberikan sambutan usai diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai staf khususnya di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). - Ini tanggapan Staf khusus Jokowi Angkie Yudistia soal sikap Mensos Risma minta anak penyandang tunarungu bicara. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mendapat sorotan soal sikapnya meminta seorang anak penyandang disabilitas tunarungu berbicara.

Sikap Risma tersebut pun menuai kritikan dari sejumlah kalangan.

Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia turut memberi tanggapannya soal sikap Risma tersebut.

Angkie mengatakan bahwa setiap penyandang disabilitas memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Baca juga: Sekjen PDIP Beberkan Jejak Risma Perjuangkan Disabilitas Usai Ramai Kasusnya Minta Tunarungu Bicara

Sehingga cara berkomunikasi  antar penyandang disabilitas dengan yang lain tidak lah sama.

"Kalau kita bicara disabilitas tunarungu, tuli memang sebenarnya itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. "

"Setiap penyandang disabilitas, tunarungu dan tuli itu tidak bisa diratakan semua."

Berita Rekomendasi

"Kita semua punya teman ada yang menggunakan alat bantu dengar, ada yang tidak memakai alat."

"Ada yang memakai bahasa isyarat. Ada juga yang melihat gerakan bibir," jelas Angkie, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Jumat (3/12/2021).

Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2020).
Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2020). (Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi)

Baca juga: FAKTA-FAKTA Risma Disebut Paksa Tunarungu Bicara: Dikritik Cucu Luhut hingga PDIP Buka Suara

Menurut Angkie, apa yang dimaksud Risma adalah bagaimana cara mengoptimalkan potensi yang dimiliki penyandang disabilitas.

Namun perihal sikap Risma, Angkie menilai itu cara komunikasi sang menteri yang berbeda.

Angkie menyebut Mensos Risma punya komitmen kuat untuk memenuhi hak-hak yang dimiliki para penyandang disabilitas.

"Terus terang ibu Risma bersama saya, kita sama-sama mengawal kompleksiti nasional disabilitas."

"Yang artinya kita bicara tentang komitmen pemerintah untuk mengimplementasi UU Nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, bahwa bagaimana perlindungan kehormatan hak-hak penyandang disabilitas terpenuhi."

"Tapi memang hanya saja ini soal komunikasi," katanya.

Baca juga: Dikritik setelah Minta Anak Tunarungu Bicara, Mensos Risma: Saya Ingin Optimalkan Kemampuan Dia

Selain itu, Angkie memastikan pemerintah selalu menghormati setiap karakteristik komunikasi penyandang disabilitas yang berbeda-beda.

"Kita berusaha mengformasi setiap kebutuhan karakteristik teman-teman disabiliatas, karena tidak semuanya memiliki metode komunikasi yang sama."

"Kita selalu berupaya untuk menghormati cara teman-teman disabilitas untuk berkomunikasi dengan sekitarnya," ujar dia.

Klarifikasi Mensos Risma

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan klarifikasi atas banyaknya kritikan yang ditujukan kepadanya.

Diketahui sebelumnya, Risma menuai kritikan setelah meminta seorang anak disabilitas penyandang tunarungu untuk berbicara.

Risma mengaku percaya bahwa setiap orang yang memiliki kekurangan pasti juga akan diberi kelebihan.

Untuk itu Risma ingin mengetahui apakah alat bantu dengar yang diberikannya bisa berfungsi dengan baik.

Baca juga: Profil Faye Simanjuntak, Cucu Luhut yang Kritik Mensos Risma, Prestasinya Tak Tanggung-tanggung

Salah satu caraya yakni dengan mengajak peyandang disabilitas tersebut untuk berbicara.

"Saya percaya bahwa setiap kekurangan pasti diberikan kelebihan, kemudian saya pengen tahu apakah alat yang saya bantu apakah bisa berfungsi maksimal, saya kan juga pengen tahu."

"Nah kemudian yang kedua apakah sebetulnya dia hanya tuna rungu atau tuna wicara, atau dua-duanya. Nah itu cara mengetesnya begitu, dia melatih untuk bicara. " kata Risma dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (3/12/2021).

Menteri Sosial, Tri Rismaharini (kiri) berbincang saat meresmikan Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Kumala di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (8/11/2021). Perluasan SKA menjadi wadah bagi para pemulung binaan LKS untuk memamerkan dan menjual aneka kerajinan tangan hasil daur ulang sampah, seperti kerajinan berbahan limbah kayu, kerajinan kertas daur ulang, dan lain-lain. Tribunnews/Jeprima
Menteri Sosial, Tri Rismaharini (kiri) berbincang saat meresmikan Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Kumala di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (8/11/2021).  (Tribunnews/Jeprima)

Ceritakan Pengalamannya Bertemu Korban Rudapaksa yang Tunarungu

Risma pun menceritakan, pada saat ia masih menjadi Wali Kota Surabaya, ia pernah bertemu dengan korban rudapaksa.

Mirisnya korban merupakan penyandang tunarungu, sehingga ia tidak bisa menjelaskan apa yang telah ia alami.

Bahkan pelaku rudapaksa tersebut bisa menghirup udara bebas.

"Saya pengen tahu kenapa, mohon maaf ya ini cerita yang terus terang sampai saat ini masih ada di pikiran saya, saat saya jadi Walikota."

Baca juga: Mensos Risma Klarifikasi Soal Paksa Tunarungu Bicara 

"Ada seorang tunarungu diperkosa, itu dia tidak bisa teriak. Dan itu setelah saya ceritakan disini, itu betul. Bahkan kemudian si pemerkosa itu bebas karena dia tidak bisa menjelaskan," terang Risma.

Untuk itu Risma ingin mencoba untuk mengoptimalkan kemampuan anak penyandang tunarungu tersebut, jika memang dia bisa bicara.

Risma juga menegaskan ia tidak ada niat untuk memaksa anak tersebut untuk berbicara.

"Jadi saya sampaikan saya ingin mengoptimalkan kemampuan dia kalau memang dia bisa bicara, itu pilihan setelahnya dia mau bicara atau tidak."

"Di titik tertentu memang kalau dia terpaksa harus bisa, bagaimana untuk bertahan. Itu jadi tidak ada niat untuk maksa-maksa itu, untuk apa," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Shella Latifa/Faryyanida Putwiliani)

Baca berita lainnya terkait Risma dan Penyandang Disabilitas

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas