Hercules Sambangi Gedung PBNU Jelang Penentuan Jadwal Muktamar NU
Rozario Marshall atau yang akrab disebut Hercules mendatangi Gedung Pusat Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Tanah Abang Rozario Marshall atau yang akrab disebut Hercules mendatangi Gedung Pusat Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) jelang penentuan jadwal Muktamar ke-34 NU di Lampung.
Dia mengatakan bahwa kunjungannya ke PBNU hanya untuk silaturahmi dan bertemu para petinggi PBNU di sana, salah satunya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil.
"Ketemu teman saya. Iya mengobrol biasa saja. Kebetulan saya juga sudah kenal beliau lama kok," kata Hercules di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (7/12/2021)
Dia mengatakan akan datang ke Muktamar NU jika tidak halangan.
"(Semoga) Muktamar berjalan baik. Muktamar itu kan milik semua rakyat, milik semua ulama," ujarnya.
Dalam kunjungannya itu, tampak sejumlah anggota Banser meminta untuk difoto bersama Hercules.
Baca juga: Polarisasi Partai Politik di Muktamar NU Tak Terbendung, PKB Masih Wait and See
Bahkan, sejumlah petugas pengamanan pun meminta hal serupa.
Aktivitas Hercules Kini
Hercules kini keliling Indonesia.
Selain berbisnis dan menjalankan kegiatan sosial, Hercules kini menjabat ketua umum organisasi kemasyarakatan Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB).
Kemarin, pria bernama lengkap Hercules Rozario Marshal ini menghadiri kegiatan sosial di Kuningan sekaligus penobatan Ketua DPC GRIB se- Jawa Barat di Aula Sanggariang, Kuningan.
Saat melangsungkan aksi sosial, Hercules bareng Bupati Kuningan H Acep Purnama dan Dede Ismail yang juga Anggota DPRD Kuningan memberikan santunan terhadap anak yatim dan kaum dhuafa warga sekitar.
"Pemberian santunan bagi anak yatim dan kaum dhuafa, ada 400 orang dan itu sudah menjadi agenda kami. Dirumah pun setiap hari Jum'at itu banyak anak yatim saya kasih makan," kata Hercules saat menyampaikan kepada wartawan di sela kegiatan tadi.
Mengenai kegiatan Ormas, kata Hercules mengaku dalam beberapa waktu terakhir kerap turun gunung untuk memberi arahan terhadap anggota ormasnya.
"Ya akhir-akhir ini saya sering turun gunung untuk memberikan semangat untuk beraktivitas bagi anggota atau kader. Seperti belum lama, di Indramayu kemarin melakukan pengawalan di Pilkada hingga Ibu Nina anak Pak Da'i Bachtiar dilantik menjadi Bupati Indramayu terpilih," katanya.
Pengalaman di daerah Indramayu, kata dia mengklaim bahwa sesungguhnya ormas GRIB itu harus bisa bermitra dan kerjasama dengan pemerintah TNI dan Polri.
"Ormas kita dilarang melakukan pemerasan. Tidak boleh demo dengan bayar tertentu dan kita harus kerjasama dengan pemerintahan, baik TNI - Polri," katanya.
Baca juga: Video Detik-detik Siskaee Ditangkap di Bandung, Dihentikan Polisi Berpakaian Preman
Diketahui dalam kegiatan tadi, ada sebanyak 17 DPC GRIB se - Jawa Barat mendapat rekomendasi untuk bisa menjadi pemimpin di daerah masing - masing.
"Ya kita hadir disini sekaligus silaturahmi dan kehadiran itu hanya perwakilan dari DPC GRIB dari daerah Se - Jawa Barat," katanya.
Mengenal Hercules lebih dekat Habib di sejumlah daerah terutama dengan tokoh agama, Hercules menjawab sangat berterimakasih atas pertemuan dengan Habib Lutfi bin Yahya dan tokoh agama lainnya.
"Ya bisanya kami lebih akrab. Karena saya dianggap anak dan sekaligus adik dari pada tokoh agama tersebut. Sebab, kata yang keluar dari beliau itu bahwa saya masih terlihat baik dan berbeda dengan penilaian yang lain," kata Hercules seraya mengaku pernah di tembak belasan kali tapi tidak mati - mati.
"Ya saya itu berapa kali ditembak dan keroyokan ratusan massa namun Allah belum berkehendak untuk berikan kematian bagi saya dan saya masih hidup," ujarnya.
Awal Mula ke Jakarta
Sebelum hidup di Jakarta, Hercules tinggal di Timor Timur.
Di sana, ia banyak bekerja sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer TNI.
Ia terbang ke Jakarta untuk menyembuhkan luka di tangan.
Saat itu Hercules dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Tangan yang terluka tersebut ternyata harus diamputasi.
Merasa tidak tahan dirawat di RSPAD, Hercules akhirnya kabur dan hidup menjadi gelandangan di Tanah Abang.
"Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.
Kehidupan preman pun dimulai. Hercules awalnya tidak disegani dan sering dilawan oleh preman lain.
Karena hal itulah ia selalu membawa golok panjang.
"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules.
"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.
Kini menjadi pebisnis sukses
Hercules yang pernah divonis 8 bulan penjara dalam kasus penyerobotan lahan mencoba untuk menata hidupnya sekeluar dari penjara.
Di antara bisnis yang ia jalani adalah bisnis perikanan di Muara Baru, Jakarta Utara.
Hercules kini telah berubah menjadi lebih baik dan makin disegani oleh banyak orang.