Relawan Prabowo-Puan Dukung Koalisi Parpol Diumumkan Sejak Awal
Relawan Prabowo-Puan menginginkan agar Partai Gerindra dan PDI Perjuangan berkoalisi sejak awal dan mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani sebagai
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan Prabowo-Puan menginginkan agar Partai Gerindra dan PDI Perjuangan berkoalisi sejak awal dan mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2024, mendatang.
Bahkan relawan yang mengatasnamakan Presidium Nasional Poros Prabowo Puan ini mengundang partai lain untuk ikut berkoalisi.
"Kami sangat sepakat dengan gagasan agar partai politik dan atau gabungan partai politik agar segera mengumumkan koalisi lebih dini," kata Deklarator Poros Prabowo-Puan Andianto dalam keteranganya, Kamis (9/12/2021).
Menurut Andianto, dengan dideklarasikan lebih awal dapat memberikan pendidikan politik bagi rakyat.
Selain itu, rakyat diberikan kesempatan waktu yang luas untuk menilai, memilih, dan memutuskan pasangan yang paling tepat untuk pemimpin Indonesia ke depan.
"Ini adalah tradisi yang positif untuk pemilihan pemimpin di Indonesia yang lebih tepat," ungkap Andianto.
Baca juga: Simulasi Pilpres Versi Indikator Politik Indonesia, Pemilih Jokowi Mayoritas ke Ganjar dan Prabowo
Ia mengaku, usulan itu juga sudah disampaikan ke Partai Gerindra dan PDIP. Bahkan, ia mengklaim bahwa kedua partai tersebut memberi respons positif.
"Semoga apa yag dibutuhkan oleh rakyat dan bangsa Indonesia mampu dijawab dan diselesaikan Prabowo dan Puan," harap Andianto.
Sementara, pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi menyebut akan terjadi perubahan peta dukungan publik terhadap figur capres 2024.
Pasalnya, sejumlah kepala daerah akam memasuki akhir masa jabatan serta koalisi partai yang dilakukan lebih awal sehingga memunculkan calon lebih awal.
Diketahui, dua sosok kepala daerah yang digadang-gadang akan meramaikan Pilpres 2024. Yakni, Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada 2022, dan Ganjar Pranowo pada 2023.
"Itu efeknya bisa luas. Karena enggak punya jabatan itu jangankan dengan partai dengan teman sendiri aja susah," kata Hasan.
Konteks kedua yang dapat mengubahnya adalah koalisi lebih awal antar partai politik dan penentuan calon lebih awal.
Sebab, hingga saat ini masyarakat tidak tahu siapa yang benar-benar punya tiket untuk maju. Apalagi adanya anggapan bahwa mendeklarasikan diri jauh-jauh hari itu buruk.
Baca juga: Jokowi Teratas Capres 2024 versi Indikator Politik, Jokpro: Bukti Masyarakat Ingin Jokowi 3 Periode
Dari perolehan suara partai, ada tiga partai yang potensial untuk memajukan calon. PDIP yang bisa memajukan calon sendiri, atau Gerindra dan Golkar yang hanya membutuhkan satu partai tambahan.
"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei. Kalau sudah dibungkus saya yakin orang akan melihat ooh ini yang sudah punya tiket," ujar Hasan.
Namun elit politik kerap menginginkan calon ditentukan di akhir-akhir.
"Karena di akhir makin tinggi harga negonya. Padahal publik menginginkan jauh-jauh hari," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.