TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Sikap toleran dalam kehidupan sehari-hari merupakan satu di antara unsur yang menjamin keutuhan Bangsa Indonesia.

Sikap toleran sangat diperlukan dalam iklim ke-bhinekaan Indonesia. 

Hal ini dikemukakan Anggota DPR/MPR RI, Siti Mukaromah, dalam Sosialisasi 4  Pilar yang dilaksanakan di Rumah Makan Sambel Blethok Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (13/12/2021).

“Cita-cita dan tujuan negara harus diwujudkan dengan menjamin integrasi, keutuhan bangsa, dan tidak diskriminatif karena ikatan primordial,” ujar Erma yang juga Ketua DPP Perempuan Bangsa.

Baca juga: Kabar Terbaru Pasutri Lansia yang Tinggal di Hutan Prigi, Mengandalkan Kincir Air untuk Penerangan

Baca juga: 1.588 Warga Tertipu Arisan New Antariksa dan Remoru di Cilacap, Total Kerugian Rp 13,4 Miliar  

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, bahwa cita-cita dan tujuan negara diwujudkan dengan keadilan negara melalui pembagian proporsional antar masyarakat. 

Sehingga masyarakat yang lemah tidak tertindas oleh masyarakat yang lebih memiliki kemampuan, harus saling membantu.

“Mendirikan negara tidak hanya dapat berangkat dari keinginan sesaat, akan tetapi mendirikan negara, apalagi negara besar seperti Indonesia sudah pasti melalui cita-cita dan tujuan yang besar,” kata dia menambahkan.

Baca juga: Napi Adam Bin Musa Kabur dari Tempat Cuci Mobil Lapas Tangerang, Kemenkumham dan Pengamat Bereaksi

Baca juga: Jokowi Atensi Kasus Rudapaksa Santriwati hingga Desakan Pelaku Dihukum Kebiri

Dalam pembukaan UUD 1945, telah disebutkan bahwa tujuan negara adalah untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Menurut legislator PKB ini, kekhasan nilai-nilai yang sudah hidup dalam masyarakat Indonesia selama berabad-abad merupakan amanat yang dikandung dalam Pancasila, sehingga Pancasila disebut sebagai konsep prismatik yang berlaku di Indonesia. 

Manusia diakui sebagai pribadi dengan berbagai hak dan kebebasannya namun di sisi lain melekat pada dirinya terdapat kewajiban sebagai sesama makhluk sosial.