Tagar #PercumaLaporPolisi dan #NoViralNoJustice Viral di Media Sosial, Apa Reaksi Kapolri?
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara mengenai persepsi masyarakat terhadap Polri dengan munculnya tagar-tagar yang mengkritik polisi
Editor: Malvyandie Haryadi
Menurut Kapolri, permasalahan muncul saat ruang pengaduan yang dibuka tidak ditanggapi dengan baik sehingga masyarakat berpikir untuk apa mengadu ke polisi.
"Ruang ini sengaja kita buka sehingga muncul, muncul, peristiwa-peritiwa," ujarnya dikutip dari video KompasTV, Minggu (5/12/2021).
Dikatakan Listyo Sigit, era teknologi membuat hal apapun yang dilakukan anggotatanya dimanapun bakal muncul di media ataupun media sosial.
Jika yang dilakukan itu hal baik maka hal baik itu yang muncul dan apabila hal buruk dilakukan maka hal buruk itu juga yang muncul.
"Bagi saya sendiri, itu juga jadi alat ukur buat saya bahwa di lapangan walaupun kita sudah sampaikan ke mereka bahwa program saya, adalah bagaimana agar anggota mulai melakukan perbaikan, karena mengharapkan, potret kita di masyarakat itu masih banyak yang perlu dibenahi. Artinya banyaknya laporan, fenomena-fenomena yang muncul ini menjadi feedback, masukan, " ujarnya.
Baca juga: Sosok Bripda Randy, Oknum Polisi Kekasih Mahasiswi yang Bunuh Diri di Makam Ayah, Terancam Dipecat
Kapolri juga mengakui tagar #percumalaporpolisi kemudian diikuti dengan pemikiran untuk memviralkan dulu sebuah kasus agar kemudian cepat diproses.
Listyo Sigit menyatakan hal itu bagian dari ekspresi masyarakat agar polisi lebih baik.
"Trednya kemudian akhir-akhir ini muncul, lebih baik viral karena kalau nggak viral nggak ditanggapi. Saya pikir ini bagian dari ekspresi masyarakat agar polisi lebih baik," ujarnya.
Perang Tagar #PolriSesuaiProsedur
Saat ramai tagar #percumalaporpolisi, muncul tagar #PolriSesuaiProsedur yang seakan menjawab tagar #percumalaporpolisi.
Tagar tersebut muncul terkait kasus dugaan pemerkosaan anak oleh ayah kandungnya di Luwu Timur.
Terkait tagar #PolriSesuaiProsedur, Kapolri menyatakan hal itu tidak perlu dan tidak ada artinya.
Kapolri mengakui, perlu pemahaman kepada anggota Polisi agar lebih terbuka terhadap kritik.
Kritik tersebut kemudian harus dijawab dengan perbaikan bukan dengan pembelaan di media sosial.